Mendapat dukungan Amerika Serikat, Sudan juga dihapuskan dari daftar negara pendukung terorisme.
Presiden AS Donald Trump juga membuka blokir bantuan ekonomi dan investasi di Sudan.
Trump menegaskan masih ada 'lima negara' Arab lainnya 'dan bahkan lebih' yang menginginkan kesepakatan damai dengan Israel.
Seperti diketahui, kesepakatan damai Sudan-Israel datang beberapa minggu setelah langkah serupa diterapkan UEA dan Bahrain.
Baca: Koordinator Riset Uji Klinis Covid-19: Selesai Paling Cepat Januari 2021, Selesai Semua Maret 2021
Baca: Vaksin Covid-19 Bisa Digunakan untuk Usia Berapa Saja, Ini Kata Koordinator Uji Klinis
UEA dan Bahrai tersebut menjadi negara pertama di daratan Timur Tengah yang mengakui kedaulatan Israel sejak 26 tahun.
Sudan dan Israel (dalam pernyataan tiga arah dengan AS) akan mempertemukan delegasi pada pekan depan.
Keduanya akan membahas urusan pertanian, penerbangan, dan migrasi.
Namun, belum ditentukan tanggal spesifik atas rencana tersebut.
"Para pemimpin sepakat menormalisasi hubungan Sudan dan Israel untuk mengakhiri perang di negara mereka," tulis pernyataan itu, dilansir BBC, Sabtu (24/10/2020).
Baca: Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto Berhentikan Dirjen P2P Achmad Yurianto, Ini Alasannya
Baca: Cara Memperpanjang Masa Aktif Kartu Telkomsel Tanpa Harus Membeli Pulsa, Simak Langkah-langkahnya
PM Israel Benjamin Netanyahu menyebut kesepakatan ini sebagai langkah yang bagus untuk perdamaian.
"Ini adalah awal dari era baru," kata Netanyahu.
Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok berterima kasih kepada Trump karena telah mengeluarkan negaranya dari daftar terorisme AS.
Ia mengatakan pemerintah Sudan sedang bekerja "menuju hubungan internasional yang paling baik dalam melayani warganya".
Diwartakan stasiun televisi lokal, pemerintah Sudan mengatakan 'kondisi agresi' akan berakhir.
Baca: Viral Video Puting Beliung di Bekasi, Warga Sekitar Panik saat Bangunan dan Motor Tersapu Angin
Baca: Dituduh Bekerja untuk Israel, Vlogger Terkenal Dunia Nas Daily Sebut Al Jazeera Kampanye Kotor
Kesepakatan kedua negara ini menandai semakin banyaknya negara-negara Arab yang meresmikan hubungan dengan Israel.
Yordania berdamai dengan Israel pada 1994, Mesir pada 1979. Kemudian, Mauritania pada 2009, tapi putus lagi 10 tahun kemudian.
Banyaknya kesepakatan yang dibangun Israel dengan negara-negara Arab ini menuai kecaman dari orang-orang Palestina, yang melihat hal tersebut sebagai pengkhianatan perjuangan mereka.
Berdasarkan catatan sejarah, negara-negara Arab pernah melakukan pembicaraan damai dengan Israel dengan kesepakatan agar Israel menarik diri dari wilayah yang didudukinya sejak 1967.
Dalam kesepakatan juga disebutkan akan ada pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.