Timnas Indonesia U-19 pun tetap menjalani agenda pemusatan latihan atau training center (TC) di Kota Split, Kroasia hingga kini.
Akibat tidak kunjung mendapat lawan uji coba, sehingga PSSI memutuskan bahwa Timnas Indonesia U-19 untuk tetap berada di Kroasia dan hanya berpindah tempat latihan.
Tak terasa, pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 di Kroasia telah berjalan selama kurang lebih dua bulan.
David Maulana dkk telah menginjakkan kaki di negara Balkan itu sejak 30 Agustus 2020.
Selama berada di Kroasia, pasukan Garuda Muda telah menjalani 11 laga uji coba.
Terakhir, mereka membantai Hajdul Split 4-0 pada Selasa (20/10/2020).
Pemusatan latihan itu pun sedikit demi sedikit mulai menunjukkan hasilnya.
Timnas Indonesia U-19 menunjukkan perkembangan dan peningkatan setelah memperoleh lima kemenangan, tiga kekalahan, dan tiga hasil imbang dari 11 laga uji coba.
Baca: Berkat Disiplin dan Latihan Keras ala Shin Tae-yong, Kelemahan Timnas Indonesia Ini Mulai Teratasi
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, mengatakan bahwa pelatih Timnas Indonesia U-19, Shin Tae-yong, punya tiga hal yang ingin ditingkatkan dalam diri anak-anak asuhnya.
Tiga hal itu adalah mental pemain, kedisiplinan, dan stamina.
"Kami tiap hari juga melakukan komunikasi, di mana memang STY (Shin Tae-yong) meningkatkan pertama adalah mental pemain, kedua disiplin," ucap Iriawan dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (13/10/2020).
"Ketiga, stamina harus betul-betul menopang dalam semua pertandingan."
"Karena bagaimana pun bagusnya anak-anak kita bermain secara teknik strategi, kalau stamina tidak mendukung maka tidak bisa bermain dengan maksimal di sana," ucapnya lagi.
Khusus dalam hal stamina, pria yang akrab disapa Iwan Bule itu mengatakan bahwa Witan Sulaeman dkk sudah mengalami peningkatan yang signifikan.
Para pemain Timnas Indonesia U-19 saat ini dinilai sudah memiliki stamina yang tidak habis jika dipakai bermain penuh selama 90 menit, bahkan 120 menit.
Baca: Timnas Indonesia U-19 Gagal Kalahkan Makedonia Utara Lagi, Apa Penyebabnya? Ini Kata Shin Tae-yong
Padahal, saat awal melatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong pernah mengatakan bahwa stamina pemain Indonesia hanya sanggup bermain selama 20 menit saja.
"Alhamdulillah kita bisa melihat peningkatan-peningkatan yang cukup bagus (di Timnas Indonesia U-19)," ucap Iwan Bule.
"Di mana secara stamina mereka sudah terlihat siap bertanding 2x45 (menit), bahkan mungkin 2x60 (menit)," sambungnya.
Timnas Indonesia U-19 sendiri masih memiliki dua laga uji coba tersisa yang rencananya akan digelar pada 23 dan 26 Oktober 2020.
Skuad Garuda Nusantara juga dikabarkan akan melanjutkan pemusatan latihan di Prancis dan ikut serta dalam Toulon Tournament yang digelar pada akhir 2020.
Terkait progres perkembangan David Maulana dkk di Timnas Indonesia U-18, beberapa pengamat sepak bola Indonesia angkat suara.
Salah satunya yakni pelatih asal Brasil, Jaino Matos yang kini ikut berkecimpung pada pengembangan sepak bola usia muda di Indonesia
Tangan dingin Jaino Matos pun tak sembarangan dalam mempoles bakat muda di Indonesia
Misalnya melalui Diklat Persib, karya Jaino Matos mampu menghasilkan pemain potensial seperti Febri Hariyadi, Gian Zola, Alfath Fathier, hingga Hanif Sjahbandi.
Baca: Pasca Debut, Elkan Baggott Bicara Kelemahan Timnas Indonesia U-19: Mirip Kekhawatiran Shin Tae-yong
Jaino juga sempat mengembangkan pendidikan usia dini di Borneo FC dan Badak Lampung FC.
Menurutnya, Timnas Indonesia U-19 saat ini mulai perlahan menemukan resep obat yang tepat untuk sembuhnya penyakit lama khas pesepak bola Indonesia yakni masalah kedisiplinan, dedikasi, dan pengembangan mental pemain.
Berdasarkan pengalamannya, Jaino merasa pemain muda di Indonesia sebenarnya terlalu dimanjakan.
Akibatnya, mereka kurang memiliki tanggung jawab terhadap profesi dan gampang turun kualitasnya saat berlaga di level senior.
Masuknya pelatih dengan level disilpin tinggi seperti Shin Tae-yong seakan menjadi obat mujarab bagi penyakit menahun di skuad Garuda Muda.
Kehadiran pelatih asal Korea Selatan itu langsung memberikan warna baru, setidaknya di Timnas Indonesia U-19.
“Semoga dipertahankan. Usia muda kita terlalu dikasih kendor, jadi mereka sulit menjadi dewasa,” kata Jaino Matos.
“Sekarang dengan masuknya STY, skenario berubah menjadi tanpa kompromi, tanpa iseng-iseng."
"Harus sungguh-sungguh, harus tempur, dan harus serius,” imbuhnya.
Dalam pandangan Jaino, masalah kedisiplinan, pola pikir, dan mental pemain telah menggerogoti pemain Indonesia sejak lama.
Itulah penyebab utama timnas Indonesia kalah bersaing saat mengikuti ajang-ajang internasional.
Baca: Timnas Indonesia U-19 Mulai Alami Peningkatan yang Jelas, Eksperimen Shin Tae-yong Dinilai Positif
Dia pun yakin bahwa satu-satunya obat adalah pelatih yang tegas dan berpendirian seperti sosok Shin Tae-yong.
“Dari dulu saya yakin jika ada pelatih yang berani membawa perubahan drastis dalam hal kedisiplinan dan sikap, sepak bola kita akan berubah. Talenta sudah ada,” ucap pelatih berusia 40 tahun itu.
“Mental perang, mental menerima tekanan dulu lemah, yang sekarang sudah diubah sama STY.”
“Itulah kuncinya, disiplin, dedikasi dan tujuan. Yang tidak sanggup mengikuti pola dia (Shin Tae-yong) dicoret biar tahu diri. Memang harus begitu,” pungkasnya.
Selain itu, Shin Tae-yong juga pelatih yang sangat keras menerapkan pola makan ketat atlet bagi anak asuhnya di Timnas Indonesia U-19.
Makanan dengan banyak minyak, gorengan, pedas dan lain-lain yang dinilai tak bagus untuk atlet pun sangat dilarang oleh Shin Tae-yong.
Kebetulan, tantangan untuk menjaga pola makan yang benar sebagai atlet pun belum menjadi budaya bagi pesepak bola di Indonesia. Hadirnya Shin Tae-yong tentu akan membuat banyak pemain yang ingin masuk Timnas Indonesia harus ekstra keras dan berusaha menjaga pola makan mereka.
Sebagian artikel tayang di Bolasport.com berjudul Tiga Hal yang Ingin Ditingkatkan oleh Shin Tae-yong di Timnas U-19 Indonesia