Aksi ini terjadi di depan Mapolres Palopo , Sulawesi Selatan, Selasa (20/10/2020).
Aliansi Peduli Indonesia berdemonstrasi di Mapolres Palopo untuk menuntut kasus penganiayaan mahasiswa oleh oknum polisi saat demo tolak UU Cipta Kerja di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD) Palopo.
Deni Rahman selaku Koordinator Lapangan Demonstrasi mengatakan, ada tindakan represif yang menimpa mahasiswa.
Baca: Sampah Seberat 2,1 Ton Diangkut Petugas Kebersihan Pasca-Demonstrasi Tolak UU Cipta Kerja di Jakarta
Baca: Demo Pecah di Beijing, Ratusan Orang Tuntut Pengembalian Dana Uang Les Privat
Ada 8 mahasiswa IAIN Palopo dan 10 mahasiswa lain yang jadi korban penganiayaan saat demo.
"Kami Kedekatan Kapolda Sulawesi Selatan untuk mencapai kinerja Kapolres Palopo berkaitan dengan tindakan yang represif kepada mahasiswa," kata Deni.
Kapolres Palopo AKBP Alfian Nurnas juga mengonfirmasi adanya insiden tentang demonstran yang nyanyi hingga singgung polisi.
“Memang tadi ada insiden kecil saat salah seorang pengunjuk rasa menyanyi dengan ucapan yang tidak baik, sehingga kami amankan dulu untuk menjalani pemeriksaan pemeriksaan,” ujar Alfian.
Alfian menjelaskan, mahasiswa tersebut lantas ditangkap dan diuji rapid test dengan hasil non reaktif.
Dalam demo rusuh di gedung DPRD Palopo, ada 9 polisi jadi korban, dan satu di antara polisi wanita sampai operasi mata.
Video penangkapan diduga provokator saat demo viral di media sosial.
Seorang polisi yang ada di dalam demo menangkap seorang pria yang diduga provokator.
Pria tersebut diseret dan dipukul karena diduga menjadi provokator.
Namun lucunya, polisi berseragam tersebut memukul perwira lain yang menyamar sebagai mahasiswa.
Video salah tangkap tersebut pun langsung viral di media sosial Twitter.
Dalam video itu terlihat sejumlah petugas yang diduga polisi tak berseragam mengamankan seorang pria mengenakan almamater warna hijau.
Jelas terlihat, pria dengan almamater diamankan dengan cara dipiting dan sesekali ditendang oknum polisi berseragam.
Orang yang memiting sempat menghentikan langkah setelah ada dua barang yang jatuh dari saku kemejanya.
Pada momen itu, muncul seseorang menggunakan tas menambah ramai pembawa pria berjaket almamater.
Saat itulah, kericuhan dimulai.
Pria yang menggendong tas diduga terkena pentungan aparat kepolisian berseragam lengkap.
Tak terima karena telah dipukul, pria bertas ransel pun langsung melakukan perlawanan.
Namun sang polisi tetap memukul pria tersebut.
Saat itu, beberapa orang pun berusaha melerai.
Baca: Riset Cambridge University: Generasi Milenial Kurang Puas Terhadap Jalannya Sistem Demokrasi
Baca: Demo Anti-Pemerintah Tak Kunjung Reda Meski Telah 6 Tahun Berlalu, Ini Tuntutan Rakyat Thailand
Termasuk seorang pria dengan masker dan sweater mencoba membawa Polisi berseragam menjauh namun masih di tengah keramaian.
Terdengar teriakan beberapa orang yang menyatakan bahwa yang dipukul adalah seorang perwira.
"Perwiraku itu," teriak seseorang dalam video itu.
Setelah itu, pria dengan masker tampak menghentakkan lututnya ke Polisi berseragam lengkap, hingga membuat polisi itu tumbang.
"Tadi sudah dibilang, perwira dia itu. Masih dipukul-pukul," kata pria itu setelah dilerai.
Sejumlah pria yang ada di lokasi kemudian berusaha melerai dan menjauhkan mereka yang bertikai.
Sejauh ini belum ada konfirmasi dari aparat kepolisian mengenai kejadian tersebut.
Namun melansir akun Twitter @Lini_ZQ, peristiwa itu terjadi di Jambi, Selasa 20 Oktober 2020.
"Seorang perwira nyamar jdi massa aksi pakai almet, dianggap provokatif oleh polisi berseragam Ditangkap & Dipiting," tulis akun @Lini_ZQ
"Teman sesama non seragam belain sampai pukul2an sama yg berseragam dan teriak ‘itu perwiraku woy’,"lanjutnya dalam postingan.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Nyanyikan Lagu yang Menyinggung Polisi Saat Demo, Seorang Mahasiswa Ditangkap