Panik tak tahu harus melakukan apa, guru kelas III tersebut kemudian mendatangi pihak-pihak yang bersangkutan untuk meminta maaf.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Bangli, I Nengah Sukarta menjelaskan kejadian tersebut terjadi sekitar sepekan lalu.
Bermula saat guru tersebut hendak mengirimkan video cara melukis yang benar dalam kelas daring ke grup whatsapp kelas.
Namun saat itu guru bersangkutan hendak mengirim, dia justru salah memencet.
Baca: Pandemi Covid-19 Belum Usai, Kini China Dihadapkan dengan Norovirus Ditandai dengan Diare dan Muntah
Baca: Pasca Debut, Elkan Baggott Bicara Kelemahan Timnas Indonesia U-19: Mirip Kekhawatiran Shin Tae-yong
Sehingga yang terkirim adalah video asusila kiriman dari grup lainnya.
“Dia dapat kiriman dari luar, tapi tidak ngeh. Itulah yang ditekan dan terkirim,” jelas Sukarta saat dikonfimasi Senin (12/10/2020).
Sukarta mengatakan guru tersebut tidak tahu cara menghapus video yang telah terkirim itu.
Lantaran merasa panik, guru berstatus tenaga kontrak daerah (Guru Tidak Tetap) kemudian mendatangi kediaman murid-muridnya untuk meminta maaf karena kelalaiannya.
Tak hanya mendatangi rumah siswanya, dari kejadian tersebut guru berusia 35 tahun itu juga meminta bantuan kepala desa untuk memfasilitasi pertemuan dengan seluruh orangtua murid.
Baca: Ramalan Zodiak Kesehatan Rabu 14 Oktober 2020, Gemini Hindari Stres, Leo Mulai Latihan Pernapasan
Baca: Tanggapi Kerusuhan Demonstrasi Tolak Omnibus Law, Menhan Prabowo Subianto: Ini Pasti Ada Dalangnya
Sukarta mengatakan, pertemuan tersebut telah dilakukan pada Senin (12/10), dan permasalahan ini telah diselesaikan secara kekeluargaan.
Pun berdasarkan kronologisnya dan kajian yang dilakukan, Sukarta menilai apa yang dilakukan guru bersangkutan murni merupakan kelalaian atau ketidaksengajaan karena kurang hati-hati. Pasalnya, video tersebut dikirimkan ke sebuah grup kelas.
“Kalau bentuk kesengajaan dikirim ke grup kan tidak mungkin. Berbeda kalau dikirim perorangan."
"Disamping itu kelalaian guru yang bersangkutan karena mengirimkan video langsung melampirkan file dari grup whatsapp, bukan mencari terlebih dahulu melalui galeri."
"Ia juga langsung mengirimkan video tersebut tanpa mengecek video yang akan dirimkan. Dan harusnya waktu itu dia tidak gusar, namun cepat-cepat dihapus."
"Tapi dia bingung karena sudah kadung terkirim dan tidak tau cara menghapus,” paparnya.
Baca: Daftar Rekomendasi Tayangan Terbaru Netflix untuk Liburan Akhir Tahunmu, Ada Banyak Pilihan!
Baca: Mudah Cemas dan Lemas? Kenali 5 Tanda Apakah Anda Mengalami Stres yang Parah
Selain melakukan klarifikasi secara langsung kepada semua orang tua siswa dengan difasilitasi oleh kepala desa, oknum GTT yang bersangkutan juga akan mendapat pembinaan dari Disdikpora.
Atas kejadian ini, Sukarta juga mengimbau kepada seluruh guru untuk lebih hati-hati dan melakukan pengecekan kembali, ketika hendak mengirimkan materi didalam kelas daring.
Ia juga mengimbau pada seluruh guru untuk tidak mengikuti grup yang berhubungan dengan pornografi.
“Selalu dilakukan pengecekan pada video tersimpan. Apabila ada yang mengirimkan video asusila, baiknya segera dihapus,” tegasnya.
Di sisi lain, pihaknya juga mengucapkan terima kasih terhadap orang tua murid. Sebab atas kejadian ini, dapat disimpulkan bahwa orang tua berperan aktif mendampingi anaknya pelajaran.
Baca: Berkomentar Atas Disahkannya Omnibus Law, Fahri Hamzah: Presiden dan Kabinet Tak Paham Soal Ini
Baca: MIRIP Boneka Annabelle, Boneka Annie, yang Lebih Seram, Menangis Keluarkan Air Mata saat Kerasukan
“Memang harus demikian, karena tanggung jawab pendidikan bukan pemerintah semata, namun juga peran serta orang tua,” tandasnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Niatnya Kirim Video Cara Melukis, Oknum Guru SD Justru Kirim Video Porno