Keluarga IN mulanya mengadakan pesta ulang tahun anaknya pada Rabu (7/10/2020) lalu.
Keluarga dan kerabat dengan pun diundang.
Mulanya, 80 orang yang terdiri dari anak-anak dan para orang tua menerima nasi kuning.
Namun tiba-tiba, warga melaporkan adanya keracunan massal akibat nasi kuning yang dikonsumsi oleh tamu undangan.
Hingga kini, korban keracunan massal tersebut mencapai jumlah 215 orang.
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman menetapkan musibah keracunan massal nasi kuning di acara ulang tahun seorang pengusaha sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Semua korban keracunan massal tersebut, biaya perawatannya akan ditanggung oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya.
Baca: Korban Keracunan Massal Nasi Kuning di Tasikmalaya Capai 200 Orang, Penyebab Diduga Amuba
Baca: Ratusan Orang Jadi Korban Keracunan Nasi Kuning di Tasikmalaya, Berawal dari Pesta Ulang Tahun
"Sampai hari ini tercatat sebanyak 215 korban keracunan massal di Mangkubumi. Pemkot Tasikmalaya sudah menetapkan kejadian ini sebagai KLB. Semua biaya akan ditanggung oleh pemerintah sampai sembuh," jelas Budi saat meninjau para korban di Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Senin (12/10/2020).
Budi menilai, kejadian ini sebagai hal yang tak diduga dan tak diinginkan semua pihak.
Niat pelaksana acara adalah membagi-bagikan makanan syukuran ulang tahun anaknya ke semua warga di Mangkubumi.
Bahkan, keluarga yang mengadakan acara hampir semuanya ikut menjadi korban dan mendapatkan perawatan intensif akibat keracunan nasi kuning itu.
"Kita semua fokus dalam penanganan para korban. Apalagi masih ada 44 pasien yang dirawat di puskesmas, 25 di RSUD Soekardjo dan RS swasta lainnya. Kita segenap tim medis berupaya mengobati dan bisa selesai secepatnya musibah ini," tambah Budi.
Budi mengimbau masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan seperti pemakaian masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan atau 3M.
Budi juga mengimbau kepada tim medis dan masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dalam menangani korban keracunan massal.
"Jangan sampai nantinya kalau tak menerapkan protokol kesehatan akan muncul masalah baru Covid-19, setelah menangani pasien keracunan massal. Mari semua kita jaga kesehatan dengan terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)," ungkap Budi.
Soal hasil tes laboratorium sampel sisa makanan untuk mengetahui penyebab keracunan akan keluar pada Senin sore nanti.
Baca: Jangan Pernah Makan Buah Apel di 3 Kondisi Ini, Tubuh Bisa Keracunan
Baca: Semburan Lumpur Panas di Blora Jebak 19 Kerbau, 4 Warga dilarikan ke Puskesmas Diduga Keracunan Gas
"Nanti kalau untuk penyebabnya kita akan ketahui seusai hasil lab pastinya. Rencananya nanti sore kita sudah terima hasilnya," ujar Budi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya sampai Senin (12/10/2020), total korban keracunan massal sudah menembus 215 orang.
Sebanyak 171 orang di antaranya sudah sembuh, serta sisanya 44 orang masih menjalani perawatan di ruang kelas sekolah, puskesmas, klinik, dan rumah sakit.