Beberapa kebiasaan pernikahan memang aneh dan membuat orang lain terheran-heran.
Namun, apa yang dillakukan orang-orang terhadap pengantin pria di sebuah pernikahan di China memicu kemarahan banyak orang.
Apa yang dilakukan terhadap pengantin pria pada 28 September 2020 lalu, telah membuat orang marah karena organisasinya sangat membingungkan dan tidak menyenangkan.
Pernikahan ini dilangsungkan di sebuah hotel di pusat kota Kaifeng, Provinsi Henan, China.
Setelah kedua mempelai menyelesaikan upacara pernikahan adat dan menyapa para tamu, teman dan tamu mulai memikirkan lelucon untuk mengatur pernikahan.
Segera setelah itu, pengantin pria diseret ke halaman oleh sekelompok teman, sebagian besar pakaiannya dilucuti, hanya menyisakan satu celana dalam yang tersisa.
Baca: Viral Video Pengantin Wanita Kesurupan saat Resepsi Pernikahan, Keluarga Sebut Syarat Tradisi Kurang
Setelah itu, mempelai pria dikunci dalam sangkar besi dan dikunci.
Sekelompok teman mulai mengeluarkan sekeranjang telur, melemparkannya ke pengantin pria, melempar dan bersorak, seperti menghukum napi.
Adegan pada saat itu sangat menyinggung, sementara pengantin pria sudah berlumuran telur mentah, sangat kotor, tetapi ia tidak dapat menunjukkan ketidaknyamanan pada hari pernikahannya.
Tidak berhenti sampai di situ, beberapa saat kemudian, seorang teman juga membawa seember cat warna biru, disiramkan langsung ke mempelai pria dari ujung rambut hingga ujung kaki sehingga mempelai pria terlapisi cat warna biru.
Baca: Dulu Pernah Bercanda Foto Jadi Pengantin saat Masih SMP, Kini Malah Jadi Pasangan Nikah Sungguhan
Rupanya lelucon ini sudah terlalu melampaui batas dan pengantin pria mulai menunjukkan kemarahannya.
Pengantin pria baru menunjukkan ekspresi kesal dan marah, berulang kali menggedor sangkar besi dan berteriak:
"Buka pintu, buka pintu".
Namun, sikap orang-orang di sekitar mereka mengejutkan semua orang.
Tidak hanya mereka tidak segera melepaskan pengantin pria, sebaliknya, mereka juga tertawa dan bersorak, dan mengeluarkan ponsel mereka untuk merekam momen buruk dan memalukan pengantin pria.
Setelah itu, barulah sang pengantian pria dikeluarkan dari kandang besi.
Semakin marah pengantin pria, semakin ceria orang-orang ini.
Setelah foto-foto keributan ini diposting di jejaring sosial, dengan cepat menimbulkan "badai" dan menerima banyak komentar.
Sebagian besar komunitas online mengkritik tindakan teman lain, mengklaim bahwa perilaku ini terlalu vulgar dan tidak sopan.
Perilaku itu merusak hari bahagia sang tokoh utama, dan tidak membuat pernikahannya menjadi lebih bahagia.
Sebaliknya, dia marah atas perlakuan itu.
Baca: Viral TikTok Pengantin Pria Dibuat Ketakutan Lihat Wajah Istrinya, Diduga Terkena Guna-guna
"Menikah adalah hari yang besar dan diganggu oleh teman-teman seperti itu, saya lebih suka tidak memiliki teman seperti itu."
“Ini jelas tidak menyenangkan, apakah mereka tidak mengerti atau tidak mengerti?”.
"Saya bertanya-tanya di mana mempelai wanita dan kerabatnya saat itu, apakah mereka juga mengalami bencana bencana lainnya?"
Disebutkan bahwa kebiasaan tradisional dalam pernikahan China memang kerap diwarnai ingar bingar dan kehebohan.
Agar bisa lebih heboh, teman dan tamu akan memikirkan permainan atau tantangan yang harus diatasi oleh kedua mempelai.
Tujuan kehebohan itu adalah untuk membangkitkan suasana pernikahan, untuk membuat semua orang bahagia bersama.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, keributan ini berubah menjadi menjadi aktivitas yang menyinggung perasaan, terlalu berlebihan, dan tanpa disadari, kehilangan kebiasaan asli dan makna yang baik.
Karena itu, banyak orang menyerukan boikot untuk menghapus kebiasaan ini.
Sebuah pernikahan lainnya, kali ini di Indonesia, berubah menjadi menyeramkan.
Pernikahan di Desa Tambalalung, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah berubah menjadi menakutkan, saat pengantin perempuan pingsan lalu menangis.
Acara sakral yang harusnya berbahagia tersebut tiba-tiba menjadi menegangkan.
Pasalnya, saat dilangsungkan resepsi, pengantin wanita tiba-tiba tak sadarkan diri dan mulai menangis.
Video yang memperlihatkan sang pengantin wanita menangis dan meraung-raung tersebut pun viral di media sosial.
Diketahui, pengantin wanita mengalami kesurupan karena diduga syarat tradisi kurang.
Peristiwa tak terduga tersebut terjadi pada Minggu, (13/9/2020).
Viralnya video pengantin kesurupan tersebut bermula dari seorang seorang warganet bernama Ongky.
Ia mengunggah peristiwa tersebut melalui Instagram @ongkyhidayat dan akun TikTok @ongkyhidayat_.
Baca: Viral Video TikTok Empat Ibu-ibu Gunting Bendera Merah Putih, Potongannya Dihambur-hamburkan
Baca: Dulu Pernah Bercanda Foto Jadi Pengantin saat Masih SMP, Kini Malah Jadi Pasangan Nikah Sungguhan
Dalam video yang beredar, tampak pasangan pengantin yang berasal dari Desa Tambalalung, Kalimantan Tengah, itu sedang bersanding di atas pelaminan.
Baik pengantin lelaki maupun wanita yang mengenakan busana adat pengantin semula hendak berdiri untuk melakukan pemotretan di atas pelaminan.
Baru saja berdiri, pengantin wanita langsung terjatuh dan kemudian pingsan.
Selanjutnya, video tersebut menampilkan kondisi pengantin wanita yang menangis merintih dalam kondisi mata terpejam.
Didampingi oleh pengantin pria dan orang lainnya, si mempelai wanita berbalut busana adat warna kuning itu terus mengerang seolah merasakan kesakitan.
Ia bahkan berkali-kali memanggil ibunya, sementara di sisi mempelai wanita itu terlihat warga lain berusaha mengobati si wanita.
Disebutkan, pengantin wanita tersebut kesurupan akibat kekurangan bumbu-bumbu yang menjadi tradisi di daerah mereka.
Dilansir dari Serambinews.com, penggunggah video bernama Ongky Hidayat membenarkan informasi bahwa peristiwa itu terjadi karena kekurangan syarat tradisi.
Disampaikan Ongky, peristiwa yang direkam olehnya itu terjadi pada saat acara resepsi pernikahan yang berlangsung di kediaman mempelai wanita.
"Terjadi saat acara resepsi, akad nikah hari Jum'at (11/9/2020)," kata Ongky, Senin (14/9/2020).
Ongky yang hadir sebagai keluarga, yakni sepupu dari mempelai pria mengaku merupakan penduduk asli Kabupaten Kapuas.
"Mempelai laki-laki orang Palangkaraya, sedangkan saya penduduk kabupaten asli dimana hajatan tersebut diselenggarakan," tutur Ongky.
Ongky memaparkan, di daerah asalnya terdapat sebuah tradisi yang oleh masyarakat sekitar dinamai dengan Pinduduk.
Oleh masyarakat di daerahnya, pinduduk dipercaya secara turun-temurun sebagai pelindung bagi pasangan pengantin dari serangan makhluk halus.
Hal itu, lanjutnya, menjadi syarat bagi pasangan pengantin di daerah tersebut sebelum mereka mengenakan pakaian adat dan bersanding di pelaminan.
"Pinduduk itu dipercaya oleh masyarakat dari turun temurun sebagai pelindung mempelai pengantin dari gangguan makhluk halus saat kedua mempelai bersanding dipelaminan," tambahnya.
Biasanya Tradisi Pinduduk dilaksanakan sebelum acara resepsi pernikahan.
Tapi itu tergantung dari masing-masing masyarakat.
Baca: Seekor Monyet Pencopet Obrak-abrik Isi Tas Calon Pengantin, Awalnya hanya Ambil Permen
Baca: Sepasang Pengantin Positif Covid-19 seusai Gelar Resepsi Pernikahan, 16 Kontak Harus Jalani SWAB
"Biasanya diletakkan di pelaminan atau di kamar pengantin," lanjut Ongky.
Dalam kasus yang terjadi pada pengantin wanita, disampaikan oleh Ongky bahwa ada syarat (sesaji) pinduduk yang tidak dilengkapi.
"Kata keluarga aku sih syaratnya itu kurang belum lengkap, beras kuning tampung tawar lawan kopi pahit dan manis," tulis Ongky dalam video dan kolom keterangan postingannya.
Hal itulah membuat pengantin wanita berteriak, yang menandakan dia sudah dikuasai oleh makhluk halus.
Ongky melanjutkan, kondisi kerasukan pada umumnya terjadi pada mempelai wanita.
Menurutnya, itu dikarenakan wanita lebih rentan terkena gangguan makhluk halus jika syarat pinduduk tidak dilengkapi.
Sementara pengantin laki-laki dalam video yang merupakan sepupu Ongky, disebutkan bahwa sebelum acara, dia sudah mendapatkan ritual tampung tawar.
Sayang, ritual tersebut hanya sempat dilakukan terhadap mempelai lelaki saja.
Sedangkan untuk pengantin wanita, tradisi tersebut biasanya dilakukan oleh penata rias daerah yang menangani mereka.
Ongky menambahkan, kondisi pengantin wanita yang mengalami kerasukan kembali menjadi normal pada hari pelaksanaan resepsi itu juga.
Pasangan pengantin itu pun kembali bersanding di pelaminan, setelah mendapat bantuan dari para tetua adat daerah untuk menyadarkan pengantin wanita.