Hal ini dikatakan oleh Ketua Parlemen Taiwan You Si-kun pada Senin, (5/10/2020).
Dilansir dari Channel News Asia, (5/10/2020), militer China semakin menekan Taiwan yang dianggapnya sebagai bagian dari wilayahnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, China semakin sering mengirim pesawatnya mendekati wilayah Taiwan.
You Si-kun pada pidato menjelang perayaan Hari Nasional Taiwan pada Sabtu, (3/10/2020), mengatakan dia terkejut ketika mendengar Trump terjangkit Covid-19.
Dia, atas nama badan legislatif Taiwan, berharap Presiden AS tersebut baik-baik saja.
Baca: TRUMP Berakting Bekerja dalam Perawatan Covid-19, Faktanya Ternyata Cuma Tandatangani Kertas Kosong
"Saya akan mengambil kesempatan ini untuk mendoakannya agar cepat sembuh sehingga dia bisa lanjut memimpin dunia yang bebas dalam melawan "kekejaman" komunis China," kata dia.
Semenjak Trump menjabat, hubungan China-AS memburuk ke titik terendah dalam beberapa dekade karena permasalahan seputar perdagangan, Hong Kong, Taiwan, dan berbagai masalah lainnya.
Pemerintahan Trump telah menetapkan perlawanan terhadap China sebagai sebuah kebijakan penting.
AS sangat vokal mengkritik dugaan pelanggaran hak asasi manusia di China, baik di Xinjiang maupun Hong Kong.
Meski AS tidak secara resmi mengakui pemerintahan Taiwan, negara yang dipimpun Trump tersebut menjadi pemasok utama persenjataan di Taiwan sekaligus pendukungnya.
Dikutip dari The Guardian, Wakil Menteri untuk Urusan Ekonomi Amerika Serikat (AS), Keith Krach, datang ke Taiwan pada Kamis, (17/9/2020).
Baca: Terpapar Covid-19, Donald Trump Nekat Sapa Pendukungnya di Luar RS, Dapat Kritik Tajam dari Dokter
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan kunjungan tersebut akan "mempererat pertemanan dan memperkuat hubungan di antara rekan yang sependirian".
Ucapan Wu itu keluar setelah Presiden Tsai Ing-wen meminta adanya koalisi berbagai negara untuk melawan "serangan otoriter" China.
China memang meningkatkan tekanan militer dan ekonomi di wilayah itu belakangan ini.
Sementara itu, telah ada laporan penjualan senjata AS kepada Taiwan yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk ranjau, rudal penjelajah, dan drone pada malam kunjungan Krach.
Wu berkata kepada France 24 TV bahwa Taiwan berada "di garis depan mempertahankan demokrasi agar tidak diambil alih komunis China" dan meminta bantuan.
Baca: Keadaan Donald Trump Simpang Siur, Kepala Staf Gedung Putih: Kondisi Presiden Memprihatinkan
"Selama beberapa tahun terakhir, kami telah berusaha dengan sangat keras untuk meningkatkan kemampuan pertahanan kami dan pada saat yang sama kami juga ingin masyarakat dunia tahu bahwa Taiwan sebagai [negara] demokrasi telah diancam oleh China, negara otoriter itu berusaha memperluas pengaruhnya," kata Wu.
Dia memberi contoh tindakan China di Laut China Selatan, Hong Kong, dan mengenai sengketa perbatasan dengan India.
Menteri itu mengatakan Taiwan mengapresiasi AS yang terus menunjukkan kehadirannya di wilayah itu.