Pasangan malang itu sudah menempuh perjalanan 850 mil (1.368 km) melintasi Italia dalam upaya untuk menemukan Lampedusa tetapi berakhir bermil-mil di luar jalur dan dalam masalah karena melanggar lockdown.
Lucunya, dua pakar ini memakai petunjuk kompas menuju tujuan mereka.
Padahal kompas dibuat berdasarkan prinsip-prinsip bumi berbentuk bulat dan kompas termasuk alat ditolak oleh komunitas bumi datar.
Pria dan wanita dari Venetia, di Italia, memulai pencarian mereka di tengah-tengah lockdowan total Italia, tetapi baru dilaporkan akhir pekan ini di surat kabar Italia, Corriere della Sera, dikutip Daily Star, Sabtu (3/10/2020).
Koran itu menjelaskan bagaimana pasangan yang tidak tahu apa-apa itu meyakinkan diri mereka sendiri bahwa Lampedusa di Sisilia selatan, adalah ujung dunia.
Untuk membuktikan teori mereka, duo yang tertipu itu pergi ke pelabuhan Sisilia di Termini Imerese.
Di sana mereka menjual mobil mereka dan membeli perahu.
Baca: Kaum Bumi Datar Gigit Jari, Astronaut Muslim Pertama Bersumpah Demi Allah Lihat Langsung Bumi Bulat
Keterampilan navigasi amatir mereka membawa mereka jauh dari Lampedusa, yang tidak jauh dari pantai Afrika utara.
Alih-alih menemukan Lampedusa, mereka malah tiba di pulau Ustica, sekitar 40 mil barat laut Palermo, dalam kondisi lelah dan haus.
La Stampa melaporkan tentang kemampuan berlayar mereka yang buruk:
”Lucunya, mereka mengarahkan diri mereka sendiri dengan kompas, sebuah instrumen yang bekerja berdasarkan magnet terestrial, sebuah prinsip yang mereka, sebagai penganut bumi datar, harus menolak, "kata Salvatore Zichici, dari kementerian kesehatan di Palermo.
Para ahli teori konspirasi ini ditahan karena melanggar aturan lockdown dan dikawal ke Palermo di mana mereka diperintahkan untuk tetap berada di karantina di atas kapal mereka selama 15 hari.
Tetapi alih-alih tetap tinggal, mereka malah melarikan diri.
Baca: BUKTI TERBARU Penyebab Punahnya Dinosaurus, Ilmuwan: Ini Penyebab 76 % Kehidupan di Bumi Musnah
Mereka berangkat lagi, tetapi meskipun berlayar selama sekitar tiga jam dijemput oleh master pelabuhan tidak jauh dari tempat mereka memulai.
Mereka dikawal kembali ke pelabuhan tetapi melakukan upaya kedua untuk kebebasan.
Kali ini, menurut La Stampa, mereka berlindung di rumah seorang pria "mitomaniak" yang berbohong kepada pihak berwenang tentang hasil tes positif virus corona.
Akhirnya para penggemar bumi datar itu dibujuk untuk pulang dengan kereta api.
Meski sudah begitu banyak fakta ilmiah bahwa bumi itu berbentuk bulat, sebagian orang tetap meyakini bahwa bumi berbentuk datar.
Mereka bahkan mempunyai komunitas internasional, seperti International Flat Earth Research Society (IFERS), lebih dikenal sebagai Flat Earth Society, didirikan oleh Samuel Shenton pada tahun 1956, di Dover, Inggris.