Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kabupaten Bangka Tengah dibentuk pada tanggal 25 Februari 2003 berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2003.
Pembentukan Kabupaten Bangka Tengah bersamaan dengan dibentuknya Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Barat dan Belitung Timur.
Wilayah Kabupaten Bangka Tengah Tengah terletak di Pulau Bangka.
Pembentukan Kabupaten Bangka Tengah tidak semata-mata karena kebutuhan pengembangan wilayah provinsi, tetapi juga karena keinginan masyarakat di dalamnya, serta upaya untuk mempercepat pembangunan daerah dan terciptanya pelayanan publik yang lebih efektif dan efisien.
Secara administratif wilayah Kabupaten Bangka Tengah berbatasan langsung dengan daratan wilayah kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu dengan wilayah Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, dan Bangka Selatan.
Kabupaten Bangka Tengah untuk periode 2017-2021 dipimpin oleh Bupati Dr. Ir. H. Ibnu Saleh, M.M. dan Wakil Bupati Yulianto Satin, S.E.., M.M.
Sejarah Koba di Pulau Bangka
Perdebatan tentang asal usul penggunaan kata Koba (sebuah kecamatan yang menjadi ibukota Kabupaten Bangka Tengah) sama dengan perdebatan tentang penggunaan kata Bangka yang sampai sekarang belum usai.
Sedikit berbeda dengan perdebatan pada asal usul penggunaan kata Bangka, perdebatan seputar penggunaan kata Koba tidak terjadi dalam ranah perdebatan ilmiah dengan keberadaan bukti-bukti fisik, melainkan pada tutur lisan.
Setidaknya ada dua versi penggunaan asal usul kata Koba.
Versi pertama mengatakan bahwa kata Koba berasal dari sebuah kapal Cina pada masa awal penambangan timah dan kemudian berlabuh di Sungai Berok.
Kapal Cina yang disebut wangkang tersebut bernama Kobe. Wangkang Kobe tersebut kemudian tenggelam di sekitar Sungai Berok yang sejak ratusan tahun lalu tidak terlacak lagi keberadaan reruntuhannya.
Lama-kelamaan nama wangkang Kobe tersebut lalu berubah menjadi nama kampung yang karena perjalanan waktu dan perubahan dialek berubah menjadi kata Koba dan dikenal sampai sekarang.
Versi kedua mengatakan bahwa kata Koba berasal dari nama pohon asam yang berbuah besar (bulat seperti mangga) dan banyak terdapat di kampung ini.
Karena ciri tersebut, maka kampung ini disebut dengan Kampung Koba.
Pendapat ini didukung oleh banyak tokoh masyarakat Koba yang diwawancari oleh peneliti.
Penggunaan kata Koba juga tampaknya didukung oleh fakta bahwa masyarakat Pulau Bangka banyak menggunakan nama-nama pohon untuk menyebut sebuah nama tempat, lihat misalnya Terentang, Jelutung, Pangkalbuluh, Pangkalpinang, dan sebagainya.
Dengan demikian, penggunaan kata Koba juga dapat diidentifikasi sebagai bagian dari kebiasaan tersebut, yaitu nama dari sebuah pohon asam.
Oleh karena itu, penggunaan kata Koba pada versi ini dipastikan sudah berlangsung cukup lama, dituturkan secara lisan, dan masih diyakini oleh generasi tua yang hidup pada masa sekarang ini.
Visi Misi (2017-2021)
“Terwujudnya Negeri Selawang Segantang Yang Amanah, Bersih, Berwibawa, dan Sejahtera berlandaskan Ekonomi Kerakyatan“
- Negeri Selawang Segantang yang Sejahtera berarti mewujudkan suatu keadaan masyarakat Bangka Tengah yang memiliki mata pencaharian dan tingkat pendapatan yang memadai, yaitu ninimal yang mencukupi kebutuhan hidup primer dan sekunder, termasuk untuk pendidikan generasi penerus, serta mempunyai hubungan yang harmonis di dalam keluarga dan didalam masyarakat.
- Pemerintahan yang amanah, bersih dan berwibawa adalah pemerintahan yang memiliki kepastian hukum dalam melaksanakan aktivitasnya secara aman tertib dan damai.
- Berbasis IPTEK dan IMTAQ artinya mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang religius melalui peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan, pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat dengan memperbesar akses bagi masyarakat miskin serta penguasaan ilmu pengerahuan dan teknologi.
- Berorientasi Ekonomi Masyarakat mencerminkan pengembangan ekonomi kerakyatan melalui peningkatan kesempatan berusaha, optimalisasi potensi ekonomi global, pemberdayaan usaha sektor informal, Koperasi dan UKM serta keadilan kesempatan untuk berusaha dalam iklim yang kondusif.
- Berwawasan Lingkungan mengandung pengertian dan kepedulian yang tinggi terhadap keseimbangan alam dan kelestarian lingkungan yang didasari oleh kesadaran akan fungsi strategis lingkungan terhadap keberlangsungan hidup manusia. Daya dukung dan kualitas lingkungan harus menjadi acuan utama segala aktifitas pembangunan agar tercipta tatana kehidupan yang seimbang, nyaman dan berkelanjutan.
1. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif berlandaskan IMTAQ.
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang merata dan berkelanjutan serta penguasaan dan pengembangan IPTEK.
3. Meningkatkan sarana dan prasaranapublik serta memacu percepatan pelaksanaan pembangunan yang adil dan merata.
4. Mewujudkan lingkungan yang aman, asri serta berkelanjutan.
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik serta penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan terbuka.
Lambang Identitas
- Perisai bersegi lima melambangkan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
- Gambar Tudung Saji, melambangkan perlindungan rakyat dan perdamaian. Sekaligus melambangkan mental masyarakat dan pemerindah dalam upaya mempertahankan diri dari segala marabahaya dengan segenap jiwa. Untuk mewujudkan itu semua diperlukan sifat kebersamaan dan gotong royong.
- Gambar Lawang atau Pintu, melambangkan membuka diri terhadap hal-hal yang bersifat baik dan membangun.
- Gambar Gantang atau alat ukur, melambangkan sifat gotong royong dan kebersamaan
- Gambar Lada, melambangkan Hasil sumber daya alam dari bidang perkebunan. Terdapat 24 butir biji lada menandakan bahwa tanggal 24 Mei 2003 adalah hari peresmian Kabupaten Bangka Tengah.
- Gambar Ikan, melambangkan hasil sumber daya alam khususnya laut yang melimpah.
- Gambar Pulau Bangka, melambangkan letak secara geografis Kabupaten Bangka Tengah berada di Pulau Bangka.
- Gambar Lingkaran mengelilingi Pulau Bangka, melambangkan tekad masyarakat Kabupaten Bangka Tengah sebagai simbol daerah Pulau Bangka adalah daerah perairan.
- Gambar Daun, melambangkan kesuburan tanah yang terdapat di Kabupaten Bangka Tengah yang cocok untuk daerah pertanian, perkebunan dan kehutanan.
- Gambar Perahu, melambangkan sarana yang digunakan untuk meraih cita-cita dan merupakan simbol kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
- Gambar Timah Batangan, melambangkan sumber daya alam yang melimpah dari bidang pertambangan.
- Gambar Pita Semboyan, melambangkan manifestasi jiwa, semangat dan kepribadian masyarakat Bangka Tengah, yaitu kebersamaan untuk membawa daerah ke arah yang lebih baik dan maju.
- Tulisan Kabupaten Bangka Tengah, melambangkan bahwa Kabupaten Bangka Tengah terletak di Pulau Bangka.
Makna dan arti dari Warna Lambang :
- Warna biru, melambangkan kejernihan suasana, keaslian watak, kebijaksanaan, ketenangan, kesetiaan, kepada agama dan negara.
- Warna kuning/kuning emas, melambangkan kesejahteraan, keluhuran budi, kebesaran jiwa, ketuhanan, kehidupan yang abadi, keagungan, kejayaan, keadilan, kekuasaan, kewibawaan, dan kedewasaan/kematangan.
- Warna cokelat, melambangkan kekuatan (kokoh dan tegak), kekal abadi, keteguhan, ketabahan, dan keperkasaan.
- Warna hijau, melambangkan kemakmuran, kesejukan, kesegaran, kesuburan dan harapan.
- Warna putih/ perak, melambangkan kesucian (dalam hati dan perbuatan), kedamaian (cinta damai dan toleransi), tulus ikhlas, kejujuran, kesatriaan dan teguh hati.
- Warna merah, melambangkan kerakyatan, cinta (kepada sesama mahluk Allah, agama dan negara), semangat dan keberanian.
Wilayah
Wilayah Administrasi :
- Kecamatan Koba
- Kecamatan Pangkalanbaru
- Kecamatan Sungai Selan
- Kecamatan Simpang Katis
- Kecamatan Namang
- Kecamatan Lubuk Besar
Jumlah Penduduk Berdasarkan Persebaran menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2019 Semester II menunjukkan jumlah penduduk 186.783 jiwa. Dari data tersebut, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 96.443 jiwa dan perempuan sebanyak 90.340 jiwa.
Dilihat dari jumlah penduduk maupun angka kepadatan penduduk maka Kecamatan Pangkalan Baru memiliki jumlah penduduk serta kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Bangka Tengah. Hal ini tidak lepas oleh faktor geografis Kecamatan Pangkalan Baru yang berbatasan langsung dengan ibukota Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sebagai wilayah penyangga ibukota propinsi, tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Pangkalanbaru pun menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten Bangka Tengah.
Bila dibandingkan dengan tingkat kepadatan penduduk yang terdapat di Kabupaten/Kota di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan, maka tingkat pertumbuhan penduduk di kabupaten Bangka Tengah relatif masih kecil. Oleh Karenanya masih banyak lahan yang dapat ditempati atau digunakan untuk kegiatan di sektor pertanian khusunya perkebunan (sawit, karet, lada).
Kabupaten Bangka Tengah terletak antara 105o 75’ BT - 106o 80’ BT dan 2o 20’ LS - 2o 80’ LS, dengan Ibukota Koba yang berjarak 58 km dari Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Batas wilayah Kabupaten Bangka Tengah dinyatakan sebagai berikut:
- Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Bangka.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Karimata dan Selat Gaspar.
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Pangkal Pinang dan Kabupaten Bangka.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bangka Selatan.
Jarak yang relatif dekat dengan ibukota provinsi Kota Pangkalpinang sangat menguntungkan secara geografis karena dapat menjadi pemicu perkembangan ekonomi dan wilayah Kabupaten Bangka Tengah.
Kondisi topografi Kabupaten Bangka Tengah sebagian besar merupakan topografi yang berombak dan bergelombang, yaitu sebesar 51%, tanahnya berjenis Asosiasi Podsolik Coklat Kekuning-kuningan dengan bahan induk Komplek Batu pasir Kwarsit dan Batuan Plutonik Masam. Daerah lembah dan datar sebesar 20%, jenis tanahnya Asosiasi Podsolik berasal dari Komplek Batu Pasir dan Kwarsit. dan 25% berupa daerah rawa dan bencah/datar dengan jenis tanahnya Asosiasi Alluvial Hedromotif dan Glei Humus serta Regosol Kelabu Muda berasal dari endapan pasir dan tanah liat.
Daerah berbukit sebesar 4% seperti Bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter dari permukan laut, jenis tanah perbukitan tersebut adalah Komplek Podsolik Coklat Kekuning-kuningan dan Litosol berasal dari Batu Plutonik Masam.
Sebagai daerah yang bergunung dan berbukit, Kabupaten Bangka Tengah juga banyak dilalui sungai. Ada 31 buah sungai yang tersebar di 6 kecamatan yang ada.
Adapun sungai-sungai terpanjang meliputi: Sungai Kurau, Sungai Nadi, Sungai Rangau, Sungai Berok, Sungai Teru, dan Sungai Selan.Selain untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti tempat mandi dan mencuci, sungai-sungai tersebut sangat berperan sebagai lalu lintas transportasi.
Sungai-sungai yang ada belum dimanfaatkan untuk pertanian dan perikanan karena nelayan lebih cenderung mencari ikan ke laut.Pada dasarnya di Daerah Kabupaten Bangka Tengah tidak ada danau alam, hanya ada bekas penambangan bijih timah yang luas sehingga menjadikannya seperti danau buatan yang disebut kolong.
Jumlah kolong sebanyak 175 buah, akan tetapi kolong-kolong ini belum begitu dimanfaatkan bagi masyarakat.
Kabupaten Bangka Tengah beriklim tropis tipe A yang cenderung beriklim kering dan iklim basah. Suhu udara bervariasi antara 25,7º Celcius hingga 29,0º Celcius, sedangkan kelembaban udara bervariasi antara 66,0% hingga 83,6%.Curah hujan tiap bulan di Kabupaten Bangka Tengah bervariasi antara 11,8 hingga 370,3 mm tiap bulan untuk tahun 2011.
Curah hujan terendah pada bulan September. Rata-rata curah hujan pada tahun 2011 adalah 155,43.Rata-rata kecepatan angin pada tahun 2011 sebesar 3,5 knots, dengan rata-rata kecepatan maksimal sebesar 10,7 knots. Sementara intensitas penyinaran matahari pada tahun 2011 rata-rata bervariasi antara 28,1 hingga 86,3 persen dan tekanan udara antara 1008,4 hingga 1010,4 mb.
Jenis-jenis kayu dari tumbuhan hutan yang dapat ditemui berupa kayu pelawan, meranti, kapuk, jelutung, pulai, gelam, bitanggor, meranti rawa, cempedak air, mahang, gaharu (mengkaras), nyatoh, melangir, pasak bumi (pulek), bakau dan lain-lain. Pada kawasan hutan terdapat binatang liar seperti: rusa, beruk, monyet, lutung, babi, trenggiling, napuh, musang, murai, tekukur, pipit, kalong, elang, serta ayam hutan dan tidak terdapat binatang buas seperti gajah, harimau dan lain sebagainya.