Keluarga mualaf ini pun menangis haru setelah mengucapkan kalimat syahadat.
Mereka terdiri atas seorang laki-laki bersama dua anak, satu menantu dan satu cucu, dengan kesadaran sendiri masuk Agama Islam.
Mereka berasal dari Desa Gunung Baringin, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumut.
Mereka adalah, Eti Sama Gea (45), bersama dua anak laki-laki, Yaswan Gea (20) dan Yosafat Gea (14), menantu perempuan, Agusniat Gea (20) dan satu cucu, Elsan (1 tahun).
Baca: Coba Minum Air Rebusan Mentimun dan Rasakan 9 Khasiat Ini, Salah Satunya Membuat Ginjal Sehat
Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini Sabtu 3 Oktober 2020, Libra Nikmati Hidupmu, Cencer Berurusan dengan Uang
Mualaf ini merupakan suami, anak, menantu dan cucu dari Fatimah Telaum Banua (39) yang sudah duluan masuk Islam.
Fatimah bersama tujuh putrinya telah mengucapkan kalimat syahadat di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Sabtu (12/9/2020) lalu.
Fatimah, ibu 11 anak, satu di antaranya meninggal dunia memang sejak lahir beragama Islam, kemudian pindah agama saat menikah dengan Eti Sama Gea yang non-muslim.
Tujuh putri dari pasangan Fatimah Telaum Banua dan Eti Sama Gea yang sudah duluan mengucapkan kalimat syahadat masing-masing, Nidar Ratna Ayu Gea (18 tahun), Iren Cantika Gea (17), Muliani Gea (13), Melia Gea (11), Amila Gea (9), Mariani Gea (4) dan Imel Gea (3 tahun).
Setelah menjadi muslimah, Fatimah bersama tujuh putrinya menempati rumah penampungan sementara di Dusun Ujong Blang, Desa Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan.
Rumah penampungan itu tersedia merupakan upaya dari Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi bersama Anggota Muspika setempat.
Rumah tua yang dijadikan penampungan sementara mualaf itu adalah milik warga Labuhan Haji Barat yang sekarang ini bekerja di Malaysia.
Baca: Pengadilan Agama Pamekasan Kabulkan 2 Permohonan Poligami, Ini Syaratnya
Baca: Kritik Aksi Ziarah di TMP, Agum Gumelar: Jangan Mudah Meneriakkan Komando di Tempat yang Tidak Tepat
Rumah yang sebelumnya dalam kondisi kosong tersebut berlokasi sekitar 100 meter dari gubuk kecil ukuran 2,5 x 6 mater yang ditempati abang kandung Fatimah, Arbulan Telaum Banua (45).
Gubuk kecil yang tidak layak huni ini berlokasi di pinggir Jalan Nasional Blangpidie-Tapaktuan, sudah ditempati Arbulan bersama istri dan tiga anaknya sekitar 6 tahun terakhir.
Gubuk ini sempat digunakan menampung adiknya Fatimah bersama tujuh putrinya.
Dengan demikian satu keluarga beranggotakan 13 orang, terdiri dari suami, istri, sembilan anak, satu menantu dan satu cucu, resmi pindah keyakinan menjadi penganut Agama Islam.
“Masih ada satu orang lagi anak kami yang tertua (sulung) laki-laki dan sudah berkeluarga masih tinggal di Tapanuli Selatan. Juga ada rencana menyusul kami ke Aceh,” kata Eti Sama Gea kepada Serambinews.com usai acara pensyahadatan, Jumat (2/10/2020).
Prosesi pensyahadatan dipimpin Tgk H Ahmad Ismi Lc MA, atau yang lebih dikenal Abu Madinah, Pimpinan Dayah Babun Najah Banda Aceh.
“Abu Madinah secara kebetulan ada jadwal mengajar setiap Jumat di Dayah Darussalam, kemudian diutus pihak Dayah untuk membimbing kalimat syahadat terhadap satu keluarga yang masuk Islam,” kata Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi.
Sementara Eti Sama Gea (45) sebagai kepala keluarga setelah mengucapkan kalimat syahadat mengaku sangat bahagia dan terharu atas perhatian sangat besar dari warga muslim setempat.
Ayah 10 putra-putri dari perkawinannya dengan Fatimah mengatakan keputusan pindah keyakinan murni keinginan bersama istri dan anak, dan sama sekali tidak ada paksaan dari pihak manapun.
Karena tertarik menjadi penganut Islam, Eti Sama Gela, rela meninggalkan tempat tinggal yang sudah dihuni puluhan tahun di lokasi hutan Morsa, kawasan sangat terpencil Desa Gunung Baringin, Tapanuli Selatan, kemudian datang ke Aceh.
Ia bersama seluruh keluarga berencana menetap dan berbaur bersama masyarakat di Labuhan Haji Barat.
“Mungkin, keputusan ini merupakan ilham bagi keluarga ku semua,” kata Eti Sama dengan terbata- bata dan berlinang airmata.
Baca: BREAKING NEWS: Donald Trump Dilarikan ke Rumah Sakit, Terima Kasih, Saya Tak Akan Melupakan Ini
Baca: Polisi Pangkat Kompol di Banyuasin Lakukan KDRT, Korban Akui Sering Tidur di Teras Bareng Anjing
Perasaan haru dan bahagia juga dikemukakan dengan penuh haru oleh Agusniat (20) -- menantu perempuan dari Eti Sama-- didampingi suaminya, Yaswan Gea (20).
Sambil menangis haru ibu muda satu anak ini mengaku sangat bahagia setelah masuk Islam.
“Mudah-mudahan ke depannya saya terus berjuang untuk menjadi Islam. Mudah-mudahan Allah SWT bisa membuka jalan rezeki kepada kami. Kami keluarga sangat sederhana dan hidup sangat susah. Setelah ini (masuk Islam) kami terus berjuang, mudah-mudahan kami bisa bahagia untuk selamanya,” ungkap Agusniat sambil menangis haru ketika diwawancarai Serambinews.com.
Ungkapan dengan penuh haru dari ibu muda ini diaminkan oleh seluruh warga mendampinginya di Masjid Baitul Fallah, Dusun UJong Blang, Gampong Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat.
Keputusan satu keluarga (13 orang) dari Tapanuli ini masuk Agama Islam mendapat simpati dari banyak pihak. Bantuan dari warga dan tokoh masyarakat terus mengalir.
Usai pensyahadatan secara terbuka Camat Labuhan Haji Barat, H Said Surhardi mengumumkan bahwa Azmir SH, tokoh masyarakat Blang Keujeren, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan, dan H Lahmuddin, tokoh masyarakat asal Manggeng, Abdya memberikan wakaf tanah sebagai pertapakan pembangunan rumah bagi keluarga mualaf tersebut.
Tanah sebagai lokasi pembangunan rumah yang diwakafkan oleh Azmir dan H Lahmuddin secara kebEtulan pula berada di satu lokasi di Desa Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan.
Usai pensyahadatan, Baitul Mal Aceh Selatan juga memberikan bantuan kepada keluarga mualaf tersebut, termasuk bantuan berupa uang dari sejumlah warga.
Malah, ada bantuan berupa uang yang dikirim salah seorang pejabat dari Banda Aceh yang dititipkan pada seorang untuk diserahkan kepada mualaf tersebut.
Acara pensyahadatan anggota satu keluarga yang masuk Islam di Masjid Baitul Fallah, Dusun Ujong Blang, Gampong Kuta Trieng, bukan saja dihadiri dan disaksikan ratusan warga dan tokoh masyarakat Kecamatan Labuhan Haji Barat, melainkan mendapat perhatian besar dari Pemkab Aceh Selatan.
Acara ini dihadiri dan disaksikan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekdakab Aceh Selatan, Zaini Bakri, Kadis Pendidikan Dayah, Drs Farid Wadjidi, Kadis Syariat Islam, Indra Hidayat SAg MAg, Kepala Baitul Mal diwakili Firdaus, Camat Labuhan Haji Barat, H Said Suhardi bersama Anggota Muspika serta Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Labuhan Haji Barat, Said Fairus SAg.
Tentu juga hadir Keuchik Gampong Kuta Trieng, Yuhanda bersama perangkat desa serta Imam dan Pengurus Masjid Baitul Fallah Dusun Ujong Blang serta ratusan masyarakat.
Malahan, prosesi pensyahadatan juga disaksikan dua Anggota DPRK Aceh Selatan, Hasbullah dan Nanda Thahir. Tidak ketinggalan Camat Manggeng Abdya, Hamdany SE dan Imam Masjid At-Taqwa Manggeng, Said Firdus dan serta sejumlah tokoh masyarakat Manggeng.
Sekadar diketahui bahwa lokasi pensyahadatan di Desa Kuta Trieng, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan, merupakan kawasan perbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Sebelum dilakukan pensyahadatan, Abu Madinah memberikan bimbingan terhadap saudara baru umat Islam itu agar tekun mempelajari ajaran Islam sehingga mampu melaksanakan ibadah secara benar, sekaligus menjadi penganut Islam yang baik dan benar.
Sedangkan Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Zaini Bakri minta keikhlasan masyarakat dan tokoh agama setempat untuk membimbing satu keluarga yang baru menganut Islam tersebut.
Zaini Bakri pada kesempatan itu menjelaskan bahwa Baitul Mal Aceh Selatan akan memberikan biaya hidup sekitar Rp 2 juta per bulan untuk satu keluarga mualaf tersebut.
Sementara bantuan modal usaha akan diupuyakan dari Baitul Provinsi Aceh.
-
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Mengharukan, Sekeluarga Masuk Islam di Aceh Selatan Terima Hibah Tanah dan Bantuan Biaya Hidup