"Vaksin dari berbagai negara masih dikembangkan. Belum jelas harganya, tetapi bagi China, ada satu hal yang sudah jelas. Kami akan menyediakan vaksin kepada dunia sebagai barang masyarakat dunia dengan harga yang adil dan masuk akal," kata jubir Kemenlu China, Wang Wenbin, dalam konferensi pers, Rabu (30/9/2020).
Wang mengatakannya ketika menanggapi berbagai laporan media yang mengatakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan China akan lebih mahal harganya dibandingkan dengan yang dikembangkan oleh Amerika Serikat dan negara Eropa.
Dia menyebut klaim tersebut "tak berdasar".
Wang Wenbin mengatakan China telah berjanji untuk membuat vaksin dapat diakses dan terjangkau harganya di negara-negara berkembang dan akan menghormati komitmen ini.
China, kata Wang, sedang berlomba melawan waktu untuk mengembangkan vaksin Covid-19.
Baca: Agar Tercipta Kekebalan Efektif, 180 Juta Penduduk Indonesia Akan Disuntik Vaksin Covid-19
Segera setelah tersedia, vaksin tersebut akan dibagikan sebagai barang masyarakat dunia.
Wang mengatakan negara berkembang akan diprioritaskan dalam distribusi vaksin melalui berbagai cara, termasuk donasi dan bantuan cuma-cuma.
Ada lebih dari 170 kelompok peneliti di seluruh dunia yang saat ini berlomba mengembangkan vaksin Covid-19 yang efektif dan aman.
Dikutip dari The Guardian, (18/9/2020), vaksin pada umumnya membutuhkan pengujian selama bertahun-tahun sebelum diproduksi besar-besaran.
Baca: Guru dan Dosen Bakal Menjadi Golongan Pertama yang Dapat Suntik Vaksin Covid-19
Namun, para ilmuwan saat ini berharap dapat menemukan vaksin Covid-19 dalam waktu 12-18 bulan.
Vaksin merangsang sistem kekebalan untuk memunculkan antibodi pada tubuh manusia.
Sebelum diberikan kepada jutaan orang, vaksin harus sudah memenuhi standar keamanan dan efektivitas.
Ada beberapa tahapan atau fase dalam pengujian vaksin.
Pada tahap uji praklinis, peneliti memberikan vaksin kepada hewan untuk mengetahui apakah vaksin itu bisa memicu respons sistem kekebalan.
Jika tahap praklinis berhasil, maka vaksin diuji klinis tahap 1.
Pada tahap 1, vaksin diberikan kepada sejumlah kecil orang untuk mengetahui apakah vaksin itu aman dan mempelajari lebih lanjut mengenai respons kekebalan yang muncul.
Baca: Pemerintah Merinci Daftar 6 Kelompok yang Diprioritaskan Mendapat Vaksin Covid-19
Apabila tahap 1 berhasil, vaksin diuji klinis tahap 2 kepada ratusan orang.
Pada tahap ini, peneliti akan mempelajari lebih banyak mengenai keamanan dan dosis tepat dari vaksin itu.
Setelah berhasil melalui tahap 2, uji kinis diteruskan ke tahap 3 dan diberikan kepada ribuan orang.
Tahap akhir ini digunakan untuk mengonfirmasi keamnanan, termasuk melihat adanya efek samping yang jarang terjadi, dan efektivitasnya.
Dalam tahap uji klinis akhir ini, ada juga yang diberi plasebo atau vaksin palsu atau materi yang bukan vaksin.
Apabila uji coba tahap 3 sukses, vaksin akan disetujui dan bisa segera diproduksi besar-besaran.
Hingga saat ini belum ada vaksin Covid-19 yang disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca: Virus Corona Terus Bermutasi dan Diduga Semakin Mudah Menular, Vaksin Mungkin Harus Disesuaikan
Namun, dari 170 vaksin yang dikembangkan di seluruh dunia, 9 di antaranya sudah masuk tahap uji klinis 3.
Indonesia juga menjadi salah satu tempat uji klinis vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinovac dari China.
Berikut perusahaan/institusi pengembang vaksin Covid-19 yang sedang melakukan uji klinis tahap 3.
1. University of Oxford/AstraZeneca
2. CanSino Biologics Inc./Beijing Institute of Biotechnology
3. BioNTech/Fosun Pharma/Pfizer
4. Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm
5. Moderna/NIAID
6. Sinovac
7. Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm
8. Gamaleya Research Institute
9. University of Melbourne/Murdoch Children’s Research Institute
Baca: Isi Pidato Presiden Jokowi di Sidang Umum PBB: Singgung Vaksin Covid-19 hingga Kemerdekaan Palestina
Institusi yang masih melakukan uji klinis tahap 2
- Curevac
- Osaka University/ AnGes/ Takara Bio
- Kentucky Bioprocessing, Inc
- Janssen Pharmaceutical Companies
- Bharat Biotech
- Novavax
- Research Institute for Biological Safety Problems, Rep of Kazakhstan
- Cadila Healthcare Limited
- Genexine Consortium
- Institute of Medical Biology, Chinese Academy of Medical Sciences
- Anhui Zhifei Longcom
- Biopharmaceutical/Institute of Microbiology, Chinese Academy of Sciences
- Inovio Pharmaceuticals/ International Vaccine Institute
- Sanofi Pasteur/GSK
- Arcturus/Duke-NUS