Jubir Kemenlu China Sebut Negaranya Akan Menjual Vaksin Covid-19 dengan Harga Masuk Akal

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon vaksin Covid-19 buatan perusahaan China Sinovac. China mengatakan akan menjual vaksin Covid-19 dengan harga masuk akal.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Media China Xinhua mengabarkan China akan berbagi vaksin Covid-19 dengan harga yang adil dan masuk akal, mengutip ucapan juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

"Vaksin dari berbagai negara masih dikembangkan. Belum jelas harganya, tetapi bagi China, ada satu hal yang sudah jelas. Kami akan menyediakan vaksin kepada dunia sebagai barang masyarakat dunia dengan harga yang adil dan masuk akal," kata jubir Kemenlu China, Wang Wenbin, dalam konferensi pers, Rabu (30/9/2020).

Wang mengatakannya ketika menanggapi berbagai laporan media yang mengatakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan China akan lebih mahal harganya dibandingkan dengan yang dikembangkan oleh Amerika Serikat dan negara Eropa.

Dia menyebut klaim tersebut "tak berdasar".

Wang Wenbin mengatakan China telah berjanji untuk membuat vaksin dapat diakses dan terjangkau harganya di negara-negara berkembang dan akan menghormati komitmen ini.

China, kata Wang, sedang berlomba melawan waktu untuk mengembangkan vaksin Covid-19.

Ilustrasi vaksin virus corona (Fresh Daily)

Baca: Agar Tercipta Kekebalan Efektif, 180 Juta Penduduk Indonesia Akan Disuntik Vaksin Covid-19

Segera setelah tersedia, vaksin tersebut akan dibagikan sebagai barang masyarakat dunia.

Wang mengatakan negara berkembang akan diprioritaskan dalam distribusi vaksin melalui berbagai cara, termasuk donasi dan bantuan cuma-cuma.

Informasi Terkini Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia

Ada lebih dari 170 kelompok peneliti di seluruh dunia yang saat ini berlomba mengembangkan vaksin Covid-19 yang efektif dan aman.

Dikutip dari The Guardian, (18/9/2020), vaksin pada umumnya membutuhkan pengujian selama bertahun-tahun sebelum diproduksi besar-besaran.

Baca: Guru dan Dosen Bakal Menjadi Golongan Pertama yang Dapat Suntik Vaksin Covid-19

Namun, para ilmuwan saat ini berharap dapat menemukan vaksin Covid-19 dalam waktu 12-18 bulan.

Vaksin merangsang sistem kekebalan untuk memunculkan antibodi pada tubuh manusia.

Sebelum diberikan kepada jutaan orang, vaksin harus sudah memenuhi standar keamanan dan efektivitas.

Ada beberapa tahapan atau fase dalam pengujian vaksin.

Pada tahap uji praklinis, peneliti memberikan vaksin kepada hewan untuk mengetahui apakah vaksin itu bisa memicu respons sistem kekebalan.

Jika tahap praklinis berhasil, maka vaksin diuji klinis tahap 1.

Tenaga medis (kanan) mengambil sampel darah Profesor Francois Venter (kiri) sebelum pria itu menerima vaksin Covid-19 eksperimental di Unit Penelitian Patogen Meningeal dan Pernapasan (RMPRU) di RS Chris Hani Baragwanath Hospital, Soweto, Afrika Selatan, Selasa (14/7/2020). (LUCA SOLA / AFP)

Pada tahap 1, vaksin diberikan kepada sejumlah kecil orang untuk mengetahui apakah vaksin itu aman dan mempelajari lebih lanjut mengenai respons kekebalan yang muncul.

Baca: Pemerintah Merinci Daftar 6 Kelompok yang Diprioritaskan Mendapat Vaksin Covid-19

Apabila tahap 1 berhasil, vaksin diuji klinis tahap 2 kepada ratusan orang.

Pada tahap ini, peneliti akan mempelajari lebih banyak mengenai keamanan dan dosis tepat dari vaksin itu.

Setelah berhasil melalui tahap 2, uji kinis diteruskan ke tahap 3 dan diberikan kepada ribuan orang.

Tahap akhir ini digunakan untuk mengonfirmasi keamnanan, termasuk melihat adanya efek samping yang jarang terjadi, dan efektivitasnya.

Dalam tahap uji klinis akhir ini, ada juga yang diberi plasebo atau vaksin palsu atau materi yang bukan vaksin.

Apabila uji coba tahap 3 sukses, vaksin akan disetujui dan bisa segera diproduksi besar-besaran.

Hingga saat ini belum ada vaksin Covid-19 yang disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca: Virus Corona Terus Bermutasi dan Diduga Semakin Mudah Menular, Vaksin Mungkin Harus Disesuaikan

Seorang pria bermasker berjalan melewati markas perusahaan vaksin, Pfizer Inc., di New York, Amerika Serikat, pada Rabu (22 Juli 2020). Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, sepakat menyuplai Pemerintah AS dengan 100 juta dosis vaksin Covid-19 dalam kesepakatan senilai $1,95 miliar. (JEENAH MOON / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / GETTY IMAGES VIA AFP)

Namun, dari 170 vaksin yang dikembangkan di seluruh dunia, 9 di antaranya sudah masuk tahap uji klinis 3.

Indonesia juga menjadi salah satu tempat uji klinis vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinovac dari China.

Berikut perusahaan/institusi pengembang vaksin Covid-19 yang sedang melakukan uji klinis tahap 3.

1. University of Oxford/AstraZeneca

2. CanSino Biologics Inc./Beijing Institute of Biotechnology

3. BioNTech/Fosun Pharma/Pfizer

4. Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm

5. Moderna/NIAID

6. Sinovac

7. Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm

8. Gamaleya Research Institute

9. University of Melbourne/Murdoch Children’s Research Institute

Baca: Isi Pidato Presiden Jokowi di Sidang Umum PBB: Singgung Vaksin Covid-19 hingga Kemerdekaan Palestina

Institusi yang masih melakukan uji klinis tahap 2

- Curevac

- Osaka University/ AnGes/ Takara Bio

- Kentucky Bioprocessing, Inc

- Janssen Pharmaceutical Companies

- Bharat Biotech

- Novavax

- Research Institute for Biological Safety Problems, Rep of Kazakhstan

- Cadila Healthcare Limited

- Genexine Consortium

- Institute of Medical Biology, Chinese Academy of Medical Sciences

- Anhui Zhifei Longcom

- Biopharmaceutical/Institute of Microbiology, Chinese Academy of Sciences

- Inovio Pharmaceuticals/ International Vaccine Institute

- Sanofi Pasteur/GSK

- Arcturus/Duke-NUS

(Tribunnewswiki/Tyo)



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer