Kedua negara saling memperebutkan wilayah kantong Nagorno-Karabakh sejak 1988 dan konflik ini pun melibatkan sejarah panjang yang terkait dengan negara bekas Uni Soviet.
Di wilayah tersebut, mayoritasnya berisikan warga etnik Armenia dan minoritas Azeri, namun ingin memisahkan diri dari Azerbaijan dan keterlibatan negara Armenia pun membuat masalah Nagorno-Karabakh semakin kompleks.
Meski pernah menyepakati gencatan senjata pada 1994, antara Armenia dan Azerbaijan selalu saling tuduh terkait pihak yang memulai pertempuran.
Konflik Armenia vs Azerbaijan pun melibatkan Turki.
Wakil Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan, yang berkuasa di Turki, Numan Kurtulmus mengatakan, serangan terhadap Azerbaijan sama dengan agresi terhadap Turki.
"Setiap serangan oleh Armenia terhadap pemukiman Azerbaijan sama dengan serangan terhadap pemukiman Turki," katanya, Selasa (29/9/2020), kepada koran Sabah dan dikutip kantor berita TASS.
"Turki berharap, komunitas internasional tidak akan bertindak munafik, akan mengakhiri ledakan provokatif Armenia dan akan mendukung tindakan adil Azerbaijan," ujar Kurtulmus.
Sebelumnya, Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan, Armenia harus segera menarik diri dari wilayah yang dia katakan diduduki di Azerbaijan.
Erdogan bilang, sudah waktunya untuk mengakhiri krisis di wilayah yang memisahkan diri itu, setelah bentrokan antara pasukan Azerbaijan dan Armenia.
Baca: Konflik Nagorno-Karabakh: Turki Kirim 4.000 Pejuang dari Suriah Demi Bantu Azerbaijan Lawan Armenia
“Saatnya untuk mengakhiri krisis di kawasan, yang dimulai dengan pendudukan Nagorno-Karabakh."
"Kawasan itu akan kembali damai setelah Armenia segera menarik diri dari tanah Azerbaijan yang didudukinya,” kata Erdogan dalam sebuah acara di Istanbul, Senin (28/9/2020), seperti dikutip Reuters.
Dia menyatakan, Grup Minsk, yang dipimpin oleh Rusia, Prancis, juga Amerika Serikat dan menengahi antara Armenia dan Azerbaijan, telah gagal menyelesaikan masalah tersebut selama hampir 30 tahun.
"Azerbaijan harus menangani sendiri masalah, apakah dia suka atau tidak," sebut Erdogan.
"Turki akan terus mendukung Azerbaijan dengan segenap sumber daya dan hatinya".
Ia tidak secara langsung menyatakan, apakah Turki saat ini memainkan peran aktif dalam konflik tersebut, seperti yang Armenia katakan.
Tapi, Azerbaijan membantah klaim Armenia tersebut.
Turki menyatakan diri siap mendukung Azerbaijan di medan perang.
Baca: Dewan Keamanan PBB Minta Armenia dan Azerbaijan Tempuh Genjatan Senjata
Duta Besar Armenia untuk Rusia mengatakan, Turki telah mengirim sekitar empat ribuan pejuang dari Suriah Utara ke Azerbaijan untuk terlibat dalam pertempuran wilayah Nagorno-Karabakh, kantor berita Interfax melaporkan.
Sedang Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada Senin (28/9/2020), negaranya siap untuk mendukung Azerbaijan, baik di meja perundingan maupun di medan perang.