Pertempuran Tewaskan 59 Orang dan Ditegur Dewan Keamanan PBB: Armenia dan Azerbaijan Tolak Berdamai

Penulis: Haris Chaebar
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan ketika menghadiri sebuah pertemuan di Muenchen, Jerman.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hubungan antara dua negara bertetangga, Armenia vs Azerbaijan semakin memanas.

Sejak 1988 kedua pernah negara saling memperebutkan wilayah kantong Nagorno-Karabakh dan meski sempat mereda, sengkete itu kembali memanas.

Konflik pun tak bisa dihindari oleh Armenia dan Azerbaijan yang merupakan negara bekas Uni Soviet.

Di wilayah Nagorno-Karabakh, mayoritas didiami warga etnik Armenia dan minoritas Azeri.

Namun, mayoritas etnik Armenia memisahkan diri dari Azerbaijan dan keterlibatan negara Armenia pun membuat masalah Nagorno-Karabakh semakin kompleks.

Kedua negara pernah menyepakati gencatan senjata pada 1994, namun kini antara Armenia dan Azerbaijan kembali saling tuduh terkait pihak yang memulai pertempuran.

Konflik Armenia vs Azerbaijan pun negara lain, Turki hingga negara superpower, Rusia.

Baik Armenia dan Azerbaijan pun mendapat tekanan untuk berdamai dan bahkan seruan itu didengungkan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Meski begitu, kedua belah pihak juga menolak tekanan untuk mengadakan pembicaraan damai.

Baca: Setelah Kirim 4.000 Pasukan Melawan Armenia, Presiden Erdogan: Turki Terus Mendukung Azerbaijan

Kondisi itu dikhawatirkan akan memicu perang habis-habisan di wilayah Nagorno-Karabakh.

Reuters memberitakan, kedua belah pihak melaporkan penembakan dari sisi lain yang melintasi perbatasan bersama mereka, di sebelah barat wilayah Nagorno-Karabakh. Wilayah ini merupakan lokasi pertempuran antara pasukan Azeri dan etnis Armenia pada hari Minggu (27/9/2020) lalu.

Insiden tersebut menandakan eskalasi konflik lebih lanjut meskipun ada permintaan mendesak dari Rusia, Amerika Serikat, dan negara lainnya agar perang dihentikan.

FOTO: Dari Kiri ke Kanan, Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, Presiden Republik Azerbaijan Ilham Aliyev, dan Presiden Turki Recep Tayip Erdogan (Kolase Foto Wikimedia)

Konflik tersebut telah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang stabilitas di wilayah Kaukasus Selatan, koridor pipa yang menjembatani pengiriman minyak dan gas ke pasar dunia.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, berbicara kepada televisi pemerintah Rusia, dengan tegas mengesampingkan kemungkinan pembicaraan damai.

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan kepada saluran yang sama bahwa perundingan damai tidak dapat berlangsung saat pertempuran masih berlanjut.

Konflik ini mengancam akan turut menarik para negara tetangga, termasuk sekutu dekat Azerbaijan, Turki.

Armenia mengatakan sebuah jet tempur F-16 Turki telah menembak jatuh salah satu pesawat tempurnya di atas wilayah udara Armenia, sehingga menewaskan pilotnya.

Namun, Armenia tidak memberikan bukti atas insiden tersebut.

Turki menyebut klaim itu "sama sekali tidak benar", dan Azerbaijan juga membantahnya.

Baca: Dewan Keamanan PBB Minta Armenia dan Azerbaijan Tempuh Genjatan Senjata

"Komunitas internasional harus dengan tegas mengutuk agresi Azerbaijan dan tindakan Turki dan menuntut Turki keluar dari wilayah ini," kata Pashinyan kepada TV pemerintah Rusia.

Halaman
123


Penulis: Haris Chaebar
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer