Gadis remaja berusia 15 tahun ini justru mengeluarkan darah saat dia sedang menangis.
Kejadian menangis darah ini menimpa gadis yang disapa Doris yang berasal dari Brasil.
Doris telah menangis darah selama lebih dari sepekan.
Bahkan, kejaidna menangis darah ini tidak diketahui penyebabnya oleh para dokter.
Baca: Seorang Nelayan di Sumatera Selatan Cabuli Gadis 8 Tahun, Terungkap saat Korban Cerita ke Orangtua
Baca: Mengaku Nafsu, Oknum Polisi yang Cabuli Gadis Pelanggar Lalu Lintas Terancam 15 Tahun Penjara
Doris mulanya merasa sakit pada 12 September.
Mengetahui anaknya sakit, sang ibu lantas membawa Doris ke rumah sakit terdekat di Kota Sao Paolo, Brasil.
Doris mengeluh sakit di perutnya dan dokter mendiagnosis Doris menderita batu ginjal, seperti dilansir dari Oddity Central, Kamis (23/9/2020) pekan lalu.
Untuk meredakan rasa sakit, Doris diberi obat.
Kemudian Doris disuruh untuk kembali pulang tidak lama setelahnya.
Namun Doris kembali dilarikan ke ruang gawat darurat dengan darah yahng keluar dari matanya pada esok harinya di tanggal 13 September.
Sebagai informasi, penyebab dari darah yang mengalir dari mata Doris juga tidak diketahui oleh Dokter.
Baca: Video Viral Gadis Gelandangan Makan Cabai Kepedasan hingga Menangis demi Dapatkan Uang
Baca: Kecanduan Film Dewasa Jepang, 2 Pria di Kebumen Tega Setubuhi Gadis di Bawah Umur
Diketahui, meski darah mengalir keluar dari mata gadis 15 tahun ini, dia tidak merasa sakit.
Doris mengungkapkan, matanya mulai mengeluarkan darah sejak 13 September.
Serta ada gejala aneh terseut bisa muncul kapan saja sepanjang hari.
Rumah sakit yang menjadi tempatnya diperikasa juga mengeluarkan pernyataan terkait masalah tersebut.
Yakni, mereka perlu melakukan lebih banyak tes guna menentukan penyebab keluarnya darah dari mata gadis Brasil ini.
Juliana Teixeira de Miranda, ibu Doris, banyak tes telah dilakukan namun masalah yang dialami Doris tak diketahui jawabannya.
“Anak perempuan saya melakukan tes yang tak terhitung jumlahnya, tetapi mereka tidak dapat menemukan masalah. Dokter memulangkannya dan kami kembali ke rumah saat fajar pada 14 September,” kata Juliana Teixeira de Miranda.