Melalui otoritas berwenang, serangan terjadi juga di wilayah ibu kota Stepanakert.
Laporan Kementerian Pertahanan Armenia, Minggu (27/9/2020) menyebut berhasil menjatuhkan dua helikopter Azerbaijan dan drone sebagai balasan atas serangan yang terjadi pada dini hari.
Adapun pemerintah Armenia mendesak warga yang tinggal di wilayah sengketa untuk mencari perlindungan di kamp yang disediakan.
"Balasan kami tentu proporsional. Otoritas militer dan politik Azerbaijan harus bertanggung jawab penuh atas hal ini," kata Kementerian Pertahanan Armenia dalam sebuah pernyataan.
Baca: 127 Ribu Pekerja di Victoria Australia Mulai Berangkat ke Kantor Senin Besok
Sebaliknya, Menteri Pertahanan Azerbaijan menyebut bahwa operasi militer memang dilakukan di sepanjang perbatasan.
Di sejumlah area yang tak berpenghuni, banyak ranjau darat ditanam untuk mengantisipasi pergerakan pasukan.
Wilayah ini juga menjadi area pembatas kedua pasukan, lapor sebuah kantor berita di Rusia.
Pihak Azerbaijan membenarkan armada helikopternya jatuh, tetapi mengklaim semua awaknya selamat.
Diketahui di tempat terjadinya bentrokan militer kedua negara pecahan Soviet ini merupakan tanah sengketa yang terletak di wilayah otonom.
Baca: Statistik: Industri China Tumbuh 19,1 %, Laba Rp 1,3 Triliun
Bentrokan keduanya telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah otonom yang sebagian besar dihuni oleh etnis Armenia ini pernah mendeklarasikan kemerdekaan negara baru yang diberi nama Republik Artsakh.
Berdasarkan penulusuran TribunnewsWiki, Azerbaijan masih menganggap memiliki hak de jure atas wilayah Nagorno-Karabakh.
Pada 26 November 1991, parlemen Azerbaijan menghapus status otonom Nagorno-Karabakh.
Baca: Angka Kasus Covid-19 Turun, Negara Bagian Victoria di Australia Longgarkan Kebijakan Lockdown
Sebagai respons atas kebijakan pemerintah Azerbaijan, masyarakat yang tinggal di Nagorno-Karabakh (yang mayoritas merupakan penduduk Armenia) mencetuskan kemerdekaan mereka yang diberi nama Republik Artsakh.
Namun, sejumlah pemimpin Azerbaijan menyebut gerakan ini sebagai tindakan separatis.
Banyak pemberitaan menyebut penduduk Armenia di Nagorno-Karabakh merupakan 'kelompok separatis Armenia' yang ingin mendirikan negara baru.
Sampai saat ini status Nagorno-Karabakh secara de facto berada di bawah kendali Republik Artsakh.
Baca: Aktris Populer Jepang Yuko Takeuchi Ditemukan Meninggal, Diduga Bunuh Diri