Nantinya, pasien positif Covid-19 yang bergejala ringan atau tanpa gejala, bisa melakukan isolasi mandiri di beberapa hotel yang telah disediakan.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyampaikan, tempat isolasi mandiri berbayar itu berbeda dengan fasilitas isolasi mandiri gratis yang telah disediakan pemerintah.
Namun keduanya saling mendukung dalam menangani pandemi Covid-19.
"Tentu ini berbeda dengan hotel yang disiapkan pemerintah, jadi ada hotel yang memang memakai fasilitas pemerintah gratis, tapi ada juga hotel yang disiapkan untuk masyarakat yang mampu," kata Widyastuti dalam siaran Youtube BNPB Indonesia, Kamis (24/9/2020).
"Kita tahu masyarakat DKI kan sangat heterogen dari mulai yang status ekonomi tinggi sampai yang membutuhkan bantuan, sehingga ini yang kami siapkan," lanjut dia.
Menurut Widyastuti, pengadaan tempat isolasi mandiri berbayar itu diharapkan dapat membantu pertumbuhan ekonomi sektor perhotelan yang juga terdampak pandemi Covid-19.
"Kami satu sisi membantu menumbuhkan ekonomi sektor hotel sebagai bagian dari mempermudah warga untuk melakukan isolasi, karena kadang di rumah mungkin khawatir menularkan anggota keluarga yang lain," ujar dia.
Baca: Lebih dari 4000 Kasus Covid-19 Tercatat di Ottawa, Kanada
Baca: Capai Angka Tertinggi, Sudah 1.372 Orang Dimakamkan dengan Protap Covid-19 selama September
Kini, Dinkes DKI dan asosiasi hotel tengah mematangkan lokasi hotel yang bisa dijadikan isolasi mandiri berbayar sekaligus protokol kesehatannya.
"Untuk yang berbayar kami berkoordinasi dengan PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) untuk melakukan pembekalan. Sudah ada beberapa infografis yang sudah disiapkan sehingga masyarakat nanti bisa memilih pilihannya ada di mana," ungkap Widyastuti.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kini kembali memperbolehkan warga untuk isolasi mandiri dengan syarat tertentu.
Padahal, beberapa waktu lalu Pemprov DKI berniat menghapuskan isolasi mandiri agar pasien OTG tidak berkeliaran saat isolasi.
Seorang Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, kebijakan ini mungkin kembali dicabut karena Pemprov DKI mulai kekurangan dana.
"Kelihatan bukan karena kapasitas rumah sakit, tapi karena dananya kurang," kata Miko saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/9/2020).
Menurut Miko, saat ini pasien yang dirawat di Wisma Atlet sudah cukup banyak sehingga beban perawatan pasien pun besar.
Belum lagi soal rencana sebelumnya yang akan mengisolasi pasien OTG di hotel-hotel yang ada di Ibu Kota.
Miko kemudian memaklumi masalah tersebut asalkan penerapan di lapangan sesuai dengan yang dikatakan oleh Kadinkes DKI.
Harus ada penilaian atau assessment untuk melihat kelayakan sebuah rumah dijadikan tempat isolasi mandiri.
"Yang OTG ini juga tidak harus ada pendampingan dokter, cukup dari Satgas Covid-19 di lingkungan yang mengawasi," ucap Miko.