Perang dagang dengan China yang dilancarkan Presiden AS, Donald Trump sejak beberapa tahun lalu memang mengandung implikasi dampak berkepanjangan hubungan bilateral dengan negeri Panda tersebut..
Salah satu yang sering diungkit-ungkit oleh Trump yakni terkait keberadaan aplikasi yang populer berasal China, TikTok.
Oleh Donald Trump, TikTok disebut telah melakukan pencurian data untuk pengguna yang berasal dari Amerika Serikat.
Pendapat keras Trump ini pun diperkuat oleh temuan Wall Street Journal bahwa TikTok melakukan pengumpulan data yang tidak diperbolehkan.
Aplikasi Android TikTok disebut mengumpulkan alamat MAC pengguna selama 18 bulan yang melanggar aturan platform.
Media Access Control (MAC) adalah alamat unik yang diberikan pada setiap perangkat jaringan untuk digunakan sebagai kode identifikasi.
Baca: Oracle dan Walmart Siap Akusisi Sebagian Saham TikTok, Sudah Dapat Restu Presiden Donald Trump
TikTok pun dipaksa agar melepas sahamnya ke perusahaan-perusahaan Amerika Serikat, jika tidak ingin "dihukum" oleh Donald Trump.
Babak baru Trump vs TikTok pun kini semakin panas, terkait pelarangan penggunaan aplikasi tersebut.
Rencananya, pelarangan aplikasi TikTok di Amerika Serikat (AS) melalui AppStore dan Google Playstore bakal segera dimulai di minggu ini.
Rencana sejumlah pembuat konten TikTok untuk menjegal rencana tersebut pun masih tanpa hasil positif.
Terbaru, Sabtu (26/9), seorang hakim di Pennsylvania menolak permintaan dari tiga pembuat konten TikTok untuk sementara memblokir larangan pemerintah terhadap pengunduhan TikTok yang mulai berlaku Minggu (27/9).
Dalam pengajuan nya, ketiga pembuat konten tersebut menyebut bahwa keputusan pemerintah telah membuat puluhan ribu pembuat konten kehilangan akses akunnya tiap bulannya. Hal ini diperkuat dengan ancaman bahwa TikTok akan ditutup di AS.
Namun, hakim distrik Wendy Beetlestone mengatakan dalam putusannya bahwa larangan itu "tidak diragukan lagi merupakan ketidaknyamanan".
Namun dia tetap menolak permintaan tersebut "mereka masih dapat membuat, menayangkan dan berbagi konten untuk jutaan pengikut mereka saat ini."
Baca: TikTok Resmi Diblokir Pemerintah AS Mulai Hari Ini, Bagaimana Jika Aplikasi Sudah Ada di HP?
Sementara itu, tantangan hukum yang dilakukan TikTok dan pemiliknya yang berasal dari China, ByteDance, terhadap kebijakan Departemen Perdagangan masih menunggu keputusan.
Sidang sudah digelar Minggu (27/9), pukul 09.30 waktu setempat.
Sebelumnya, ByteDance telah menyampaikan argumennya bahwa mereka telah membuat kesepakatan awal untuk Walmart Inc dan Oracle Corp untuk mengambil bagian dalam operasi aplikasi berbagi video pendek di AS, tetapi ketentuan pastinya masih belum jelas.
Departemen Perdagangan memberi perusahaan tambahan waktu seminggu atau tujuh hari kedepan untuk menyelesaikan kesepakatan sebelum pesanan yang melarang TikTok dari toko aplikasi AS berlaku.
TikTok sendiri bukannya tanpa perlawanan terhadap Donald Trump.
Mereka dikabarkan siap bertarung di meja hijau jika Donald Trump tetap "menindas" TikTok sedemikian rupa.
Namun, sepertinya China tak ingin berniat untuk menjual saham TikTok yang dimiliki ByteDance ke perusahaan AS.
Baca: Viral Video TikTok Empat Ibu-ibu Gunting Bendera Merah Putih, Potongannya Dihambur-hamburkan
Beijing telah menentang penjualan paksa bisnis TikTok di AS oleh ByteDance, dan lebih memilih agar aplikasi video pendek ini ditutup di Amerika Serikat.
ByteDance sedang dalam pembicaraan untuk menjual bisnis TikTok di AS kepada pembeli potensial, termasuk Microsoft dan Oracle sejak Presiden AS Donald Trump mengancam untuk melarang layanan tersebut jika tidak dijual.
Trump telah memberi ByteDance ultimatum dengan tenggat waktu hingga pertengahan September untuk menyelesaikan kesepakatan.
Namun sejumlah sumber bilang para pejabat China yakin penjualan paksa akan membuat ByteDance dan China tampak lemah dalam menghadapi tekanan dari Washington.
ByteDance mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters bahwa pemerintah China tidak pernah menyarankan kepadanya bahwa mereka harus menutup TikTok di Amerika Serikat atau di pasar lain mana pun.
Namun dua sumber Reuters mengatakan China bersedia menggunakan revisi yang dibuatnya pada daftar ekspor teknologi pada 28 Agustus untuk menunda kesepakatan apa pun yang dicapai oleh ByteDance, jika memang diperlukan.
Baca: Tak Mau Ditindas Trump dan Terkesan Lemah, China Inginkan TikTok Tutup Bisnisnya di Amerika Serikat
Ditanya tentang Trump dan TikTok, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa Amerika Serikat menyalahgunakan konsep keamanan nasional, dan mendesaknya untuk berhenti menindas perusahaan asing.
Reuters telah melaporkan bahwa calon pembeli TikTok sedang mendiskusikan empat cara untuk menyusun akuisisi TikTok dari ByteDance.
Dalam hal ini, ByteDance masih dapat mendorong penjualan aset TikTok di AS tanpa persetujuan dari Kementerian Perdagangan China dengan menjualnya tanpa algoritme utama.
Sebagian artikel tayang di Kontan berjudul Hakim tolak permintaan penundaan larangan TikTok di AS dari tiga konten creator