Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hipoksia adalah istilah yang digunakan untuk seseorang yang kekurangan oksigen dalam jaringan tubuh.
Kondisi ini merupakan suatu keadaan yang berbahaya karena dapat mengganggu fungsi otak, hati, dan organ lainnya.
Selain itu Hipoksia, dapat terjadi jika terdapat gangguan dalam sistem transportasi oksigen dari mulai bernapas hingga oksigen tersebut digunakan oleh sel tubuh.
Tanpa oksigen yang cukup, organ-organ seperti otak dan hati dapat mengalami kerusakan dalam waktu singkat.
Ada 4 tipe utama hipoksia, yaitu hipoksia hipoksis, hipoksia anemik, hipoksia stagnan, serta hipoksia histotoksik. (1)
Nomalnya, oksigen yang diperoleh melalui kegiatan bernapas akan diangkut oleh darah dari paru-paru menuju ke jantung. (2)
Jantung selanjutnya akan memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh sel tubuh melalui pembuluh darah.
Hipoksia terjadi saat oksigen tidak sampai ke sel dan jaringan.
Akibatnya kadar oksigen di jaringan akan turun yang diikuti dengan kemunculan keluhan dan gejala.
Baca: Bisinosis
Baca: Anosmia
Jenis Hipoksia
Kondisi ini terjadi saat darah pada arteri tubuh kekurangan oksigen, karena adanya penurunan sirkulasi udara di paru-paru.
Tekanan oksigen pun menjadi lebih rendah di paru-paru dan darah arteri.
Akibatnya, kadar hemoglobin yang terikat dengan oksigen, lebih rendah dibanding kondisi normal.
Pada hipoksia anemik, tekanan oksigen dalam darah arteri memang normal.
Namun, ada kekurangan hemoglobin.
Akibatnya, oksigen yang diangkut dalam darah dan dibawa ke jaringan tubuh menjadi berkurang.
Pada tipe hipoksia ini, jumlah oksigen dalam darah dan tekanannya normal.
Hipoksia terjadi karena jumlah oksigen yang sampai ke jaringan tidak sebanding.
Hipoksia stagnan disebabkan oleh penurunan laju peredaran darah yang mengakibatkan distribusi darah menjadi tersendat dan lebih lambat.
Kadar oksigen yang hilang menjadi lebih besar dan terjadi akumulasi karbon dioksida dalam jaringan tubuh.
Pada hipoksia histotoksik, sel jaringan mengalami keracunan.
- Meskipun kadar oksigen dalam darah normal, sel yang keracunan tersebut tidak dapat menggunakan oksigen sehingga terjadilah hipoksia. (3)
Penyebab
Hipoksia juga bisa disebabkan karena beberapa faktor risiko, yakni risiko internal dan eksternal.
Risiko eksternal biasanya meliputi merokok atau perokok pasif, polusi udara, bahan kimia, debu di udara, atau berada di ketinggian.
Sedangkan sisiko internal, seperti pada pengidap penyakit paru-paru dan kardiovaskular.
Beberapa penyebab dari hipoksia yang dilihat dari jenisnya yaitu:
Beberapa penyebabnya, antara lain:
- Berada di situasi dengan kadar oksigen rendah, seperti kebakaran, tenggelam, dan berada di ketinggian.
- Terdapat penyakit paru, seperti asma, pneumonia, edema paru, penyakit paru obstruktif kronis, kanker paru, pneumothorax, dan sleep apnea.
- Keadaan yang membuat berhenti bernapas, seperti penggunaan obat fentanyl.
Beberapa penyebabnya, antara lain:
- Gangguan jantung, seperti bradikardia dan fibrilasi ventrikel.
- Terhentinya aliran darah arteri ke organ, seperti pada orang dengan luka tembak atau trombosis arteri.
Beberapa penyebabnya, antara lain:
- Anemia dan kondisi ketika fungsi sel darah merah rusak, seperti pada penyakit methemoglobinemia.
- Keracunan karbon monoksida (CO).
Penyebabnya antara lain keracunan sianida.
5. Hipoksia sitopatik, yang umumnya disebabkan oleh peradangan dan sepsis. (4)
Baca: Sleep Apnea
Baca: Penyakit Tidur Tripanosomiasis
Gejala
Setiap penderita hipoksia dapat mengalami gejala yang berbeda-beda.
Gejala hipoksia bisa muncul tiba-tiba dan memburuk dengan cepat (akut) atau berkembang secara perlahan (kronis).
Berikut ini adalah beberapa gejala hipoksia yang umum terjadi:
- Napas menjadi cepat
- Sesak napas
- Detak jantung menjadi cepat atau sebaliknya menjadi lamban
- Kulit, kuku, dan bibir berwarna kebiruan (sianosis) atau justru berwarna merah seperti ceri
- Lemas
- Linglung atau bingung
- Hilang kesadaran
- Berkeringat
- Batuk
- Sulit bicara
Pada kasus tertentu, hipoksia bisa muncul tanpa menimbulkan tanda atau gejala apapun.
Kondisi ini dinamakan happy hypoxia, yang bisa menyerang penderita Covid-19. (5)
Pengobatan
Berikut ini tindakan medis termasuk pengobatan untuk menangani hipoksia.
Pemberian oksigen tambahan secepat mungkin (terutama jika ada dugaan hipoksia otak), melalui:
- Kanula hidung
- Masker oksigen
- Terapi oksigen hiperbarik untuk kasus keracunan karbon monoksida pemberian oksigen dengan tekanan lebih tinggi
- Ventilasi mekanik (intubasi dilakukan dan oksigen diberikan melalui mesin ventilator)
Ada sejumlah obat-obatan untuk mengobati hipoksia, yaitu:
Bronkodilator dapat membuat otot-otot pernapasan rileks.
Sehingga, jalan napas menjadi terbuka.
Glukokortikoid dapat mengurangi reaksi peradangan, sehingga jalan napas yang awalnya sempit menjadi terbuka.
Mukolitik membuat dahak menjadi lebih encer sehingga lebih gampang dikeluarkan. (6)