Hanya Karena Ingin Tahu Jenis Kelamin Bayinya, Seorang Suami Tega Tusuk Perut Istrinya dengan Sabit

Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pria di India menusuk perut istrinya yang sedang hamil hanya karena ingin mengatahui jenis kelamin bayinya. FOTO: Ilustrasi Ibu Hamil

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Seorang pria di India Utara ditangkap setelah diduga menusuk perut istrinya yang sedang hamil menggunakan sabit hanya karena ingin mengetahui jenis kelamin bayi yang dikandung oleh sang istri.

Mengutip Aljazeera, Selasa (22/9/2020), kejadian tersebut menyebabkan si wanita kini kritis serta bayi laki-laki yang dikandungnya meninggal dunia.

Pihak keluarga wanita tersebut menuduh bahwa pria tersebut menyerang istrinya karena dia ingin memeriksa jenis kelamin bayi tersebut.

"Dia menyerangnya dengan sabit dan mengoyak perutnya sambil mengatakan bahwa dia ingin memeriksa jenis kelamin bayi yang belum lahir," kata saudara laki-laki perempuan itu, Golu Singh, kepada Thomson Reuters Foundation.

Mereka mengatakan pasangan itu telah memiliki lima anak perempuan dan pelaku telah menekan istrinya untuk melahirkan seorang anak laki-laki.

Baca: Rekor Baru Dunia, Kasus Covid-19 Harian Tembus 307 Ribu, India Laporkan Kasus Baru Terbanyak

Sementara itu, pria yang ditangkap tersebut membantah bahwa dirinya sengaja menyakiti istrinya dan mengatakan bahwa itu merupakan sebuah kecelakaan.

Insiden itu terjadi di distrik Badaun di Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India di utara negara itu.

Dilansir oleh BBC, saudara perempuan sang istri mengatakan bahwa pasangan tersebut sering bertengkar karena ingin memiliki seorang anak laki-laki.

Menurut saudara laki-lakinya, wanita itu dibawa ke Delhi pada hari Minggu atas saran dokter karena kondisinya sangat kritis.

Sang suami berkata bahwa dia tidak menyerang istrinya dengan sengaja.

Dia mengatakan kepada media lokal bahwa dia melemparkan sabit ke arah istrinya, tetapi tidak tahu itu akan melukainya begitu parah.

"Saya memiliki lima anak perempuan, salah satu putra saya telah meninggal. Saya tahu bahwa anak-anak adalah anugerah Tuhan. Sekarang apapun yang akan terjadi, akan terjadi,” katanya.

Polisi pun masih terus melakukan investigasi.

Baca: China Tuduh Tentara India Lewati Perbatasan, Lepaskan Tembakan Peringatan, dan Ancam Tentara China

Pembunuhan anak perempuan di India

Di India, anak perempuan sering dipandang sebagai beban di India, karena keluarga harus membayar mas kawin ketika mereka menikah.

Sementara anak laki-laki dihargai sebagai pencari nafkah yang mewarisi harta dan meneruskan nama keluarga.

Keinginan di antara orang tua India untuk memiliki anak laki-laki daripada anak perempuan telah menciptakan rasio jenis kelamin yang miring.

ILUSTRASI - Bayi baru lahir (freepik.com)

Sekitar 46 juta anak perempuan hilang dari India dalam 50 tahun terakhir, menurut laporan Juni dari United Nations Population Fund (UNFPA).

Baca: Babak Baru Ketegangan China-India: Kedua Negara Sama-sama Mengirim Jet Tempurnya ke Perbatasan

Setiap tahun, sebanyak 460.000 anak perempuan terbunuh melalui aborsi setelah pemilihan jenis kelamin berdasarkan jenis kelamin dan kematian perempuan yang berlebihan karena pengabaian yang disengaja terhadap anak perempuan setelah lahir.

Sebuah laporan pemerintah India tahun 2018 mengatakan keinginan untuk memiliki anak laki-laki telah menciptakan 21 juta anak perempuan yang "tidak diinginkan".

Laporan kementerian keuangan menemukan bahwa banyak pasangan yang terus memiliki anak sampai mereka memiliki anak laki-laki.

Hukum India sendiri telah melarang dokter dan petugas kesehatan berbagi jenis kelamin anak yang belum lahir dengan orang tua, atau melakukan tes untuk menentukan jenis kelamin anak, dan hanya praktisi medis terdaftar yang diizinkan melakukan aborsi.

Tetapi para aktivis mengatakan diskriminasi gender dan pembunuhan janin perempuan tetap menjadi masalah besar di seluruh India.

Baca: China Paksa Muslim Uighur Aborsi dan Sterilisasi, Peneliti: Beijing Penuhi Satu Kriteria Genosida

Sebuah studi 2011 oleh jurnal medis Inggris The Lancet menemukan hingga 12 juta janin perempuan diaborsi di India dalam tiga dekade sebelumnya.

Kemudian pada tahun 2014, sebuah laporan PBB mengatakan berkurangnya jumlah anak perempuan di India telah mencapai "proporsi darurat" dan berkontribusi pada kejahatan terhadap wanita.

Mantan perdana menteri Manmohan Singh menggambarkan pembunuhan bayi perempuan dan pembunuhan bayi sebagai "aib nasional" dan menyerukan "perang salib" untuk menyelamatkan anak perempuan.

Perdana Menteri Narendra Modi juga menyarankan orang India untuk tidak mengejar anak laki-laki dan tidak membunuh anak perempuan dengan harapan memiliki anak laki-laki.

Lima tahun lalu, dia meluncurkan Beti Bachao, Beti Padhao (Menyelamatkan anak perempuan, mendidik anak perempuan) - sebuah kampanye untuk menyelamatkan anak perempuan.

Dalam kampanye lain, dia meminta para ayah untuk berfoto selfie dengan putri mereka dan mengirimkannya kepadanya.

 (Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)



Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer