Mengenal Brucellosis, Penyakit yang Kini Menjangkiti Ribuan Warga China di Tengah Pandemi Covid-19

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bakteri Brucella penyebab penyakit brucellosis

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Penyakit brucellosis menjangkiti ribuan orang di barat laut China.

Menurut informasi dari Komisi Kesehatan Lanzhou, Ibu Kota Provinsi Gansu, ada 3.245 yang terkena brucellosis.

Komisi tersebut juga mengatakan telah menguji lebih dari 21 ribu warga lokal.

Wabah ini disebabkan oleh bakteri yang menyebar akibat kebocoran perusahaan biofarmasi tahun lalu, berdasarkan informasi dari pihak berwenang,.

Dilansir dari CNN, komisi itu mengatakan belum ada korban jiwa yang dilaporkan akibat penyakit ini.

Brucellosis kerap disebabkan kontak dengan hewan ternak yang membawa bakteri brucella.

Baca: Waspada! Batuk Kering Bisa Jadi Tanda Kamu Mengidap Penyakit Berbahaya Ini, Asma hingga Covid-19

Tentang penyakit brucellosis

Penyakit yang juga dikenal sebagai demam Malta atau demam Mediterania ini menyebabkan penderitanya mengalami gejala sakit kepala, nyeri otot, demam, dan kelelahan.

Ilustrasi bakteri Brucella spp. (Wikimedia Commons)

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, meski gejala ini mereda, beberapa gejala bisa menjadi kronis atau tidak pernah hilang seperti radang sendi atau pembengkakan pada organ tertentu.

Masih menurut CDC, penularan penyakit brucellosis dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi.

Namun, kebanyakan orang terinfeksi dengan makan makanan yang terkontaminasi atau menghirup bakteri yang ada di Lanzhou.

Baca: Produk Perikanan Indonesia Dilarang Masuk China karena Virus Corona, KKP Angkat Bicara

Baca: Kim Jong Un Kembalikan Ribuan Masker ke China, Curiga Pembuatan Dilakukan di Korea Selatan

Wabah ini berasal dari kebocoran di pabrik biofarmasi Zhongmu Lanzhou yang terjadi antara Juli sampai Agustus tahun lalu.

Ketika pabrik farmasi itu memproduksi vaksin Brucella untuk hewan, perusahaan itu menggunakan disinfektan dan pembersih kadaluarsa. Artinya, tidak semua bakteri dibasmi dalam gas limbah.

Gas limbah yang terkontaminasi membentuk aerosol yang mengandung bakteri dan bocor ke udara. Bakteri ini kemudian terbawa angin ke Institut Penelitian Hewan Lanzhou, tempat wabah pertama kali melanda.

Orang-orang di institut itu mulai melaporkan infeksi pada November, dan sejak saat itu jumlahnya meningkat.

Menurut kantor berita pemerintah China Xinhua, pada akhir Desember ada 181 orang di institut itu terinfeksi brucellosis.

Baca: Covid-19 Membuat Orang Asing, Migran dan Orang China Jadi Sasaran Diskriminasi

Pasien yang terinfeksi lainnya termasuk mahasiswa dan anggota fakultas Universitas Lanzhou.

Wabah itu bahkan menyebar ke provinsi Heilongjiang, di ujung paling timur laut negara itu, tempat 13 kasus positif telah bekerja di institut dokter hewan pada Agustus.

Menurut Komisi Kesehatan Lanzhou, beberapa bulan setelah wabah, pejabat provinsi dan kota telah menyelidiki kebocoran di pabrik.

Pada Januari, pihak berwenang telah mencabut izin produksi vaksin untuk pabrik tersebut, dan mencabut nomor persetujuan produk untuk dua vaksin Brucellosisnya.

Halaman
12


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Ekarista Rahmawati Putri

Berita Populer