Selain itu, Tsai Ing-wen mengatakan peristiwa tersebut telah menunjukkan sifat asli pemerintah China kepada warga Taiwan.
Dilansir dari Reuters, (20/9/2020), beberapa pesawat China terbang melintasi garis tengah Selat Taiwan dan masuk ke zona identifikasi pertahanan udara pada Jumat dan Sabtu lalu.
Taiwan menanggapinya dengan mengerahkan jet untuk mencegat pesawat tersebut.
Pada konferensi pers di Beijing pada Jumat, (18/9/2020, mengenai upaya yang dilakukan China sebagai penjaga keamaan PBB, China mengumumkan latihan tempur di dekat Selat Taiwan dan mengecam apa mereka katakan sebagai kolusi antara Taiwan dan Amerika Serikat (AS).
Latihan militer itu terjadi ketika Wakil Menteri untuk Urusan Ekonomi AS Keith Krach berada di Taipei.
Baca: Protes Kedekatan AS dengan Taiwan, China Gelar Latihan Militer: Mereka yang Main Api Akan Terbakar
Kepada wartawan, Tsai mencela latihan militer yang dilakukan China.
"Saya percaya kegiatan ini tidak menolong citra internasional China, dan terlebih lagi membuat warga Taiwan semakin waspada, bahkan lebih memahami sifat asli rezim Komunis China," kata dia.
"Sebagai tambahan, negara-negara lain di wilayah ini juga lebih memahami ancaman yang diberikan China," kata Tsai menambahkan.
"Komunis China harus menahan diri mereka, dan tidak memprovokasi."
Angkatan Udara China pada Sabtu lalu merilis sebuah video yang memperlihatkan pesawat pengebom H-6 berkemampuan nuklir sedang berlatih.
Pesawat itu banyak terlibat dalam "penerbangan" China di Taiwan.
Baca: Taiwan Meminta Dukungan Internasional untuk Melawan Ancaman China
Satu montase memperlihatkan simulasi serangan H-6 terhadap sebuah pangkalan udara.
Dilihat dari letak landasan pacu, pangkalan udara itu tampak seperti pangkalan udara AS utama di Guam.
Ketika ditanyai mengenai rekaman tersebut dan keputusan China untuk merilisnya ketika Krach berada di Taiwan, Tsai mengatakan aktivitas China baru-baru ini bukan sekadar ancaman kepada Taiwan saja, tetapi lebih meluas.
"Keberadaan China benar-benar agresif dan akan membawa ancaman yang jelas."
Baca: Memanas, China Kirim Dua Pesawat Tempur ke Wilayah Taiwan Jelang Kunjungan Diplomat AS ke Taipei
Taiwan Meminta Dukungan Internasional untuk Melawan Ancaman China
Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, meminta masyarakat dunia membantu negaranya melawan ancaman militer China yang semakin meningkat.
Seruan ini muncul sebelum Wakil Menteri untuk Urusan Ekonomi Amerika Serikat (AS), Keith Krach, datang ke Taiwan pada Kamis, (17/9/2020).
Dilansir dari The Guardian, (17/9/2020), Keith Krach dan delegasi AS akan mengunjungi Taiwan selama dua hari.
Di sisi lain, pada Rabu, (16/9/2020), media pemerintah China Global Times mengatakan Taiwan sedang "menghancurkan kemampuan manuver strategisnya dengan berada di sisi AS sepenuhnya".
Menurut media tersebut, tindakan Taiwan meningkatkan risiko konflik militer.
Sementara Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan kunjungan tersebut akan "mempererat pertemanan dan memperkuat hubungan di antara rekan yang sependirian".
Ucapan Wu itu keluar setelah Presiden Tsai Ing-wen meminta adanya koalisi berbagai negara untuk melawan "serangan otoriter" China.
China memang meningkatkan tekanan militer dan ekonomi di wilayah itu belakangan ini.
Sementara itu, telah ada laporan penjualan senjata AS kepada Taiwan yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk ranjau, rudal penjelajah, dan drone pada malam kunjungan Krach.
Wu berkata kepada France 24 TV bahwa Taiwan berada "di garis depan mempertahankan demokrasi agar tidak diambil alih komunis China" dan meminta bantuan.
Baca: Tak Ingin Warganya Dikaitkan dengan China, Taiwan Akan Mengubah Desain Paspor
"Selama beberapa tahun terakhir, kami telah berusaha dengan sangat keras untuk meningkatkan kemampuan pertahanan kami dan pada saat yang sama kami juga ingin masyarakat dunia tahu bahwa Taiwan sebagai [negara] demokrasi telah diancam oleh China, negara otoriter itu berusaha memperluas pengaruhnya," kata Wu.
Dia memberi contoh tindakan China di Laut China Selatan, Hong Kong, dan mengenai sengketa perbatasan dengan India.
"Kami berpikir negara-negara atau rekan demokrasi dengan pendirian yang sama harus lebih banyak memperhatikan area ini dan datang untuk saling membantu sehingga dorongan ekspansionis China bisa dihentikan.
Meski Partai Komunis China tidak pernah berkuasa di Taiwan, Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari China.
Baca: Hubungan dengan China Memanas, Taiwan dan Amerika Serikat Luncurkan Pusat Layanan Jet Tempur F-16
Pemerintahan di Taiwan yang dipimpin oleh Tsai dianggap sebagai separatisme.
Beijing juga tidak pernah menguasai Taiwan secara paksa.
Wu mengatakan ada sekitar 30 pesawat tempur Tentara Pembebasan Rakyat yang masuk ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan baru-baru ini.
Menteri itu mengatakan Taiwan mengapresiasi AS yang terus menunjukkan kehadirannya di wilayah itu.
"Saya pikir ini adalah sebuah pertunjukan kepada China bahwa ancaman militernya terhadap negara yang cinta damai tidak dapat ditoleransi," kata dia menambahkan.
AS tidak memiliki hubungan diplomasi resmi dengan Taiwan.
Baca: Taiwan Sebut China Berada di Balik Serangan Siber yang Menargetkan Instansi Pemerintah
Namun, di bawah Donald Trump, AS meningkatkan dukungannya kepada Taiwan karena kesuksesan negara itu menangani pandemi dan sikapnya yang melawan agresi China.
Pada Kamis, (17/9/2020), Reuters melaporkan bahwa AS berencana menjual tujuh sistem persenjataan kepaa Taiwan.
Menurut laporan Departemen Pertahanan, penjualan senjata AS kepada Taiwan dalam 10 tahun terakhir bernilai lebih dari $23 milyar.
Kementerian Pertahanan Taiwan menolak berkomentar mengenai laporan penjualan tersebut.
Pada awal bulan ini, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menuduh AS ikut campur secara langsung dalam sengketa teritorial dan maritim di wilayah itu.
Baca: Hubungan Taiwan dan China Memanas, Taiwan Pilih Produksi Sendiri Jet Tempurnya
Dia mengatakan AS memamerkan kekuatan dan memperbanyak pengerahan militernya di Laut China Selatan.
"Tindakan seperti itu menjadi faktor terbesar yang mendorong militerisasi di Laut China Selatan," kata Wang.
Krach dijadwalkan menghadiri upacara peringatan mendiang presiden Lee Teng-hui.
Dia juga akan berdiskusi mengenai "cara memperkuat kerja sama ekonomi bilateral.
Baca: Hubungan China dengan Taiwan Memanas, Berikut Perbandingan Kekuatan Militer Keduanya