Bagian pribadi transgender yang berumur 23 tahun ini mengeluarkan bau menyengat dan bernanah.
Adalah Nong Kao, pria yang mengubah kelaminnya menjadi wanita ini sempat terpilih menjadi Ratu Kecantikan di Negeri Gajah Putih.
Ia disebut-sebut sebagai transgender tercantik di negara yang terletak di Asia ini.
Namun, semenjak alat vitalnya rusak, sang pacar pergi meninggalkannya.
Baca: Viral Pria Taburkan Bulu Kemaluannya di Makanan yang Dipesan, Ini Alasannya
Setidaknya itu yang ia akui meski rela menghabiskan dana yang cukup besar untuk mengubah kelamin dari pria ke wanita.
Sampai saat ini, Nong Kao mengaku masih bersedih harus kehilangan orang yang ia cintai.
Tersiksa atas kondisinya yang mengerikan, ia mengajukan tuntutan kepada pihak medis yang telah melakukan operasi organ vitalnya.
Melalui sebuah firma hukum di Jalan Chaeng Watthana, Distrik Khlong Kluea, Kota Pak Krett, Provinsi Nonthaburi, Thailand, Nong Kao menggugat pihak medis.
Ia menuntut tempat pusat kecantikan atas kegagalan operasi transeksual.
Baca: Oknum Guru Ini Main TikTok, Berdoa Agar Nyawa Siswanya Dicabut
Menurut Nong Kao, pada 29 April ia pergi ke rumah sakit bedah plastik di Thaonon Sathu Pradit, Bangkok untuk melakukan operasi koreksi wajah.
Selain itu dia juga berniat melakukan operasi pergantian kelamin dari pria menjadi wanita.
Jumlah total yang dibayarkan oleh Nong Kao sebanyak 234.870 baht, atau sekitar Rp108 juta.
Namun, beberapa saat setelah operasi itu selesai dilakukan, area vital milik Nong Kao memiliki bau menyengat dan mengeluarkan nanah.
Baca: Tiba di Puskesmas, Seorang Ibu di Jepara Terpaksa Melahirkan Sendiri Karena Bidan Tak Mau Bantu
Takut dengan kondisi itu, Nong Kao menghubungi pihak rumah sakit.
Beberapa Minggu setelah dokter merawatnya, kondisinya mulai membaik.
Tetapi kesakitannya mulai kumat lagi, organ intim Kao kembali mengeluarkan bau menyengat dan nanah yang kesekian kalinya.
Ketika buang air terasa tidak nyaman, dan bahkan air yang keluar juga terlihat keruh.
Ia terkejut saat mengetahui area intimnya hanya direkontruksi sebanyak 8 cm sedangkan seharusnya 18 cm.
Baca: Sekjen PBB Antonio Guterres: Pandemi Corona Berpotensi Picu Krisis Hak Asasi Manusia