Rekor Baru Dunia, Kasus Covid-19 Harian Tembus 307 Ribu, India Laporkan Kasus Baru Terbanyak

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tenaga medis yang memakai APD mengambil sampel apus seorang wanita di Nashik, India, pada 13 September 2020. India menjadi negara dengan tambahan kasus Covid-19 harian terbanyak di dunia.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan rekor baru jumlah kasus Covid-19 harian pada Minggu, (13/9/2020).

WHO mencatat ada konfirmasi kasus baru Covid-19 sebanyak 307.930 dalam 24 jam.

Dilansir dari Reuters, (14/9/2020), kenaikan terbesar berasal dari India, Amerika Serikat (AS), dan Brazil.

Ada 5.537 kematian sehingg total kematian akibat Covid-19 menjadi 917.417.

India melaporkan 94,372 kasus baru, diikuti AS dengan 45.523 kasus, dan Brazil dengan 43,718 kasus.

AS dan India sama-sama melaporkan lebih dari 1.000 kematian.

Brasil mencatat ada 874 pasien yang meninggal selama 24 jam terakhir.

Baca: Kluster Penularan Sekolah: 18 Orang Jalani Tes Swab, Pasca 1 Siswi MAN Kota Tegal Positif Covid-19

Seorang tenaga medis di Mumbai, India, yang memakai APD sedang mengambil sampel swab dari seorang dokter pada 17 Agustus 2020. (INDRANIL MUKHERJEE / AFP)

Rekor kasus harian sebelumnya yang dicatat WHO adalah 306.857 pada 6 September lalu.

WHO melaporkan rekor kematian harian, sebanyak 12.430, pada 17 April lalu.

India saat ini menjadi dengan tambahan kasus harian Covid-19 terbanyak.

Pada pekan lalu, India melaporkan 97,570 kasus dalam sehari dan menjadi rekor dunia baru.

Di beberapa wilayah di negara itu, oksigen medis menjadi langka karena total kasus mencapai 4,75 juta.

Dalam hal jumlah kasus, India hanya kalah dari AS yang mencatat total 6,5 juta kasus.

Menurut analisis Reuters, jumlah infeksi virus corona masih meningkat di 58 negara, termasuk di Argentina, Indonesia, Maroko, Spanyol, dan Ukraina.

Baca: Dampak Pandemi Covid-19: Pertama Kali dalam Sejarah, Indonesia Mundur dari Piala Thomas dan Uber

Tiga pria menggotong peti jenazah anggota keluarganya yang meninggal karena terinfeksi virus corona, New Delhi (6/7/2020). (SAJJAD HUSSAIN / AFP)

Sementara itu, kasus baru di AS mengalami penurunan hingga 44% dari puncaknya pada 16 Juli lalu, yakni sebanyak 77.000 kasus.

Tak hanya AS, Brasil juga mengalami penurunan kasus baru.

Pria Hong Kong Kembali Terinfeksi Virus Corona Setelah Sembuh, Strain-nya Berbeda

Peneliti di Universitas Hong Kong menyatakan seorang pria di Hong Kong kembali terinfeksi virus corona setelah dinyatakan sembuh.

Ini adalah kasus terkonfirmasi pertama pasien terjangkit Covid-19 untuk kedua kalinya.

Dilansir dari Nbcnews, (25/8/2020), hasil penemuan ini menunjukkan bahawa mereka yang pulih dari Covid-19 mungkin hanya memiliki kekebalan jangka pendek.

 Kasus ini kemungkinan besar akan menjadi perhatian penting bagi para ilmuwan yang saat ini menggunakan antibodi dari pasien Covid-19 yang sembuh, dan mereka yang berupaya mengembangkan vaksin.

Baca: Ahli Virus dari China Ini Sebut Covid-19 Bermula dari Buatan Manusia, Mengklaim Punya Bukti Ilmiah

Seorang pria yang menggunakan masker untuk mencegah Covid-19, sedang berjalan di jalan Hong Kong pada 23 Agustus 2020. (MAY JAMES / AFP)

Meski demikian, terlalu dini untuk menarik kesimpulan dari kasus tersebut.

Hasiil penelitian itu juga tidak serta merta menimbulkan kepanikan karena infeksi ulang adalah hal yang umum terjadi pada virus corona lainnya.

Akiko Iwasaki, seorang profesor immunobiologi di Yale University, berkomentar melalui akun Twitternya setelah hasil studi dirilis.

Dia mengatakan hasil penelitian itu tidak memperlihatkan sesuatu "yang tak terduga" atau tidak ada kejutan besar.

"Ini bukan alasan untuk panik - ini adalah contoh buku panduan tentang bagaimana kekebalan bekerja," tulis dia.

Menurut hasil studi peneliti Hong Kong itu, pria Hong Kong berumur 33 tahun tersebut mengalami gejala ringan pada akhir Maret ketika dia didiagnosa terjangkit Covid-19.

Dia dirawat di rumah sakit pada 29 Maret.

Baca: Viral Foto Zona Hitam Jakarta Tunjukkan Covid-19 Lebih dari 100 Kasus, Ini Tanggapan Pemprov DKI

Namun, gejalanya mereda dan dia dipulangkan pada 14 April.

Infeksi yang kedua terjadi lebih dari empat bulan kemudian, setelah dia kembali ke Hong Kong dari Spanyol melalui Inggris.

Pasien itu dites dan hasilnya positif dan dirawat di rumah sakit.

Namun, menurut hasil studi itu, dia tetap tidak menunjukkan gejala.

Peneliti membandingkan urutan genom virus corona pada infeksi pertama dan kedua.

Infeksi yang kedua tampaknya berasal dari strain virus corona yang sedikit berbeda dari yang pertama.

Ilmuwan mengkonfirmasi bahwa pria itu benar-benar mengalami infeksi yang kedua kalinya, dan bukan karena infeksi yang pertama masih ada.

Baca: Setelah Diungkap oleh Jurnalis, Donald Trump Akhirnya Mengaku Sengaja Meremehkan Bahaya Covid-19

Brenda Wren, seorang profesor mikrobiologi di London School of Hygiene and Tropical Medicine, Inggris, menyebut infeksi ulang itu sebagai "contoh langka".

Dia juga berkata bahwa tidak jarang ditemukan strain virus berbeda karena pandemi berkembang.

Menurutnya, semua virus bermutasi seiring berjalannya waktu.

Dengan jutaan kasus Covid-19 saat ini, kata dia, infeksi ulang yang baru saja teridentifikasi ini seharusnya tidak menggagalkan usaha pengembangan vaksin.

Sementara itu, penelitian awal menunjukkan tingkat antibodi virus corona berkurang setelah beberapa bulan.

Dengan demikian, kekebalan potensial terhadap virus itu mungkin tidak bertahan lama.

(Tribunnewswiki/Tyo)



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer