Covid-19 Belum Usai, WHO Sudah Ingatkan Dunia Harus Siap Hadapi Pandemi Berikutnya

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Foto: Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menghadiri konferensi pers yang digelar oleh Geneva Association of United Nations Correspondents (ACANU) pada 3 Juli 2020. WHO merilisi pedoman baru pada Kamis (9/7/2020) setelah mengakui bahwa virus corona bisa menular melalui perantara udara.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemimpin WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan dunia harus bersiap akan datangnya pandemi berikutnya.

Padahal pandemi Covid-19 saja belum berhasil diatasi.

Total, sudah lebih dari 27,19 orang terinfeksi virus corona di seluruh dunia.

Sementara angka kematian mencapai 888.326 hingga berita ini ditulis pada Selasa (8/9/2020).

Namun, dari pandemi Covid-19 inilah Tedros mengajak dunia untuk belajar.

Ia meminta negara-negara agar berinvestasi di bidang kesehatan masyarakat, seperti diberitakan Tribunnews.com dari Reuters, Selasa (8/9/2020).

Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers yang berlangsung pada Rabu (11/3/2020). twitter.com/DrTedro (twitter.com/DrTedro)


Baca: Tiga Pelaku Penipuan Jual-Beli Ventilator Covid-19 Ditangkap, Kerugian Mencapai Rp58 Miliar

"Ini bukan pandemi terakhir," kata Tedros dalam jumpa pers di Jenewa.

“Sejarah mengajarkan kita bahwa wabah dan pandemi adalah fakta kehidupan. Tetapi ketika pandemi berikutnya datang, dunia harus siap - lebih siap daripada saat ini," lanjutnya dalam jumpa pers, Senin kemarin (7/9/2020).

WHO juga mengingatkan, belum ada vaksin yang akan tersedia hingga pertengahan 2021.

"Sejauh ini, tak satu pun dari calon vaksin dalam uji klinis yang menunjukkan sinyal jelas kemanjuran pada tingkat setidaknya 50% yang dicari oleh WHO, kata juru bicara WHO Margaret Harris, seperti dikutip Reuters, Minggu (6/9/2020).

Menurut Harris, keefektifan dan keamanan vaksin perlu diperiksa dengan ketat.

"Tahap 3 ini harus memakan waktu lebih lama karena kita perlu melihat seberapa protektif vaksin itu dan kita juga perlu melihat seberapa aman vaksin itu," tambahnya dalam press briefing di PBB.

Tanpa Dana yang Cukup, Negara Miskin Bisa Hadapi Pandemi Ganda

(ILUSTRASI Pandemi Covid-19 bisa picu kelaparan) Antrian orang-orang yang membutuhkan dengan piring di tangan di luar rumah Samantha Murozoki di Chitungwizaon pada 5 Mei 2020, di mana dia memberi makan orang kurang mampu makanan gratis selama pemerintah memberlakukan periode penguncian COVID-19 coronavirus di Zimbabwe. Dengan bantuan sukarelawan, Samantha Murozoki menyajikan lebih dari 100 makanan hangat per hari dari rumahnya kepada keluarga kurang mampu yang pendapatan rumah tangganya telah terputus oleh penutupan semua pasar informal selama penutupan. (Jekesai NJIKIZANA / AFP)


Baca: Ratusan Warga Ogan Ilir Demo, Tuduh Bupati Gunakan Dana Bantuan Covid-19 untuk Kampanye Terselubung

Diberitakan sebelumnya, World Food Programme (WFP) PBB memperingatkan dunia akan terjadinya 'mega-kelaparan' jika tidak menyediakan dana yang cukup untuk memerangi dampak pandemi virus corona di negara-negara miskin.

"Apa yang kita hadapi sekarang adalah pandemi ganda," kata direktur eksekutif WFP David Beasley saat konferensi di Jenewa pada hari Kamis (7/5/2020), diberitakan Aljazeera.

Beasley mengatakan badan pangan PBB sendiri telah membantu hampir 100 juta orang.

Menurutnya program seperti itu penting untuk dilakukan secara terus menerus.

Baca: Tuduh China Penyebab Pandemi Virus Corona, Donald Trump: Lebih Buruk dari Serangan Pearl Harbor

"Kecuali kita dapat terus menjalankan operasi penting itu, pandemi kesehatan akan segera diikuti oleh pandemi kelaparan," katanya.

"Tidak ada pertanyaan. Mega-kelaparan berada di ambang kita sekarang."

"Sebelum Covid-19 seperti sekarang ini, kami sudah memiliki 135 juta orang, seperti yang saya katakan, berbaris di ambang kelaparan. Itu di samping 821 juta orang yang kelaparan kronis."

PBB mengeluarkan permohonan pendanaan baru

Sementara itu, PBB mengeluarkan permohonan dana baru sebesar 4,7 juta USD.

"(Dana itu) untuk melindungi jutaan nyawa dan membendung penyebaran coronavirus di negara-negara rapuh," kata pihak PBB.

PBB sendiri sudah mencatat sembilan negara tambahan yang dianggap rentan terhadap dampak dari Pandemi Covid-19, antara lain: Benin, Djibouti, Liberia, Mozambik, Pakistan, Filipina, Sierra Leone, Togo, dan Zimbabwe.

Infeksi Covid-19 diperkirakan akan memuncak di negara-negara termiskin di dunia dalam tiga hingga enam bulan ke depan, menurut perkiraan PBB.

"Efek paling merusak dan destabilisasi" dari pandemi coronavirus novel "akan terasa di negara-negara termiskin di dunia," kata kepala urusan kemanusiaan PBB, Mark Lowcock, dalam sebuah pernyataan.

"Kecuali jika kita mengambil tindakan sekarang, kita harus siap menghadapi peningkatan yang signifikan dalam konflik, kelaparan dan kemiskinan. Momok beberapa kelaparan muncul," katanya memperingatkan.

(ILUSTRASI Pandemi Covid-19 bisa picu kelaparan) Antrian orang-orang yang membutuhkan dengan piring di tangan di luar rumah Samantha Murozoki di Chitungwizaon pada 5 Mei 2020, di mana dia memberi makan orang kurang mampu makanan gratis selama pemerintah memberlakukan periode penguncian COVID-19 coronavirus di Zimbabwe. Dengan bantuan sukarelawan, Samantha Murozoki menyajikan lebih dari 100 makanan hangat per hari dari rumahnya kepada keluarga kurang mampu yang pendapatan rumah tangganya telah terputus oleh penutupan semua pasar informal selama penutupan. (Jekesai NJIKIZANA / AFP)

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ahmad Nur Rosikin)



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer