Zee News juga menyebut China mengklaim pasukan India melepaskan "tembakan peringatan" di dekat Danau Pangong Tso di Ladakh Timur, tempat tentara mereka melakukan "tindakan pembalasan".
Juru bicara Komando Medan Perang Barat China, Kolonel Zhang Shiuli, mengatakan India melakukan tindakan provokatif dan secara ilegal memasuki garis perbatasan di Pegunungan Shenpao dekat tepi selatan Danau Pangong Tso.
Dia juga mengatakan tentara India melepaskan tembakan dan mengancam tentara China selama operasi tersebut.
China lebih lanjut menuduh India melanggar kesepakatan kedua belah pihak dan membuat keadaan di wilayah perbatasan semakin memanas.
Baca: Di Tengah Konflik dengan India, China Akan Gelontorkan 1 Triliun Yuan demi Proyek di Tibet, Ada Apa?
Selain itu, China menyebutnya sebagai tindakan provokasi yang menyebabkan kesalahpahaman.
Shuili mendesak pihak India segera menghentikan "permainan berbahaya" ini dan meminta pasukan India kembali ke perbatasan mereka.
China juga meminta India menyelidiki masalah ini dan mengambil tindakan terhadap tentara yang melepaskan tembakan agar insiden tersebut tidak terulang lagi.
Global Times, media yang didukung pemerintah China, melaporkan insiden tersebut, " Tentara #India secara ilegal kembali melewati garis perbatasan di Pegunungan Shenpao dekat tepi selatan Danau Pangong Tso pada Senin, kata juru bicara Komando Medan perang Barat #PLA.
Menurut kantor berita ANI, insiden pelepasan tembakan di garis perbatasan di sektor Ladakh Timur, tempat pasukan India dan China terlibat kebuntuan selama lebih dari tiga bulan.
Baca: Pascabertemu India di Moskow, China Nyatakan Tak Bisa Kehilangan Satu Inci pun Wilayahnya
China akan gelontorkan 1 triliun yuan untuk proyek di Tibet, Ada hubungannya dengan India?
China berencana menggelontorkan lebih dari 1 triliun yuan atau sekitar Rp2.600 triliun untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di Tibet, termasuk proyek baru dan yang diumumkan sebelumnya.
Dorongan untuk meningkatkan pembangunan di wilayah barat daya yang terpencil dan miskin ini menandakan keinginan Beijing untuk memperkuat keamanan di perbatasan, sehubungan dengan memanasnya hubungan negara itu dengan India dalam beberapa bulan terakhir, menurut sumber Reuters.
Dilansir dari Reuters, (7/9/2020), pada pertemuan para pejabat senior Partai Komunis yang membahas pemerintahan Tibet di masa depan, Presiden Xi Jinping memuji hasil yang telah dicapai dan para pejabat garis terdepan.
Namun, dia mengatakan diperlukan upaya lebih banyak untuk memakmurkan, memperbarui, dan memperkuat persatuan di wilayah tersebut.
Sejumlah proyek infrastrukur besar dan fasilitas masyarakat, kata dia, akan diselesaikan, termasuk jalur kereta Sichuan-Tibet, menurut informasi yang diterbitkan kantor berita Xinhua.
Baca: Donald Trump: AS Siap Membantu Menyelesaikan Konflik Antara India dan China
Rencana pembangunan termasuk penyelesaian bagian tengah dari jalur kereta api Sichuan-Tibet di dataran tinggi, yakni jalur kereta api antara Nepal dan Tibet yang masih pada tahap perencanaan, dan pelabuhan daratan atau dry port di Wilayah Otonom Tibet yang baru saja direncanakan.
Namun, sumber Reuters menolak disebutkan namanya karena tidak diizinkan berbicara kepada media.
Selain itu, anggaran yang ditargetkan dan berapa lama pengerjaannya belum jelas.
Kantor Informasi Dewan Negara China dan pemerintah wilayah Tibet tidak segera menanggapi permintaan untuk buka suara.
Dua sumber Reuters mengatakan pembangunan bagian tersulit dari jalur kereta api Sichuan-Tibet akan dimulai dalam beberapa pekan ke depan.
Baca: India Butuh Dana Besar untuk Lawan China, tapi Ekonomi Ambruk Akibat Pandemi Covid-19
Bagian dari jalur kereta api, yang menelan biaya 270 miliar yuan, memang dikenal menyulitkan karena medannya yang kasar dan kerumitan geologis, khususnya di bagian yang menghubungkan Kota Ya'an di Sichuan dengan Nyingchi di Tibet bagian tenggara dekat perbatasan dengan India.
China juga ingin melanjutkankan dengan jalur kereta api Tibet-Nepal yang menghubungkan Kathmandu di Nepal dengan Shigatse, kota terbesar kedua di Tibet.
Hal tersebut merupakan salah satu kesepakata bilateral yang ditandatangani tahun 2018 antara Nepal dan China, tetapi belum mendapat banyak perhatian.
Nepal menjadi buffer atau penyangga antara China dan India dan lazim dianggap oleh New Delhi sebagai sekutunya.
Baca: Babak Baru Ketegangan China-India: Kedua Negara Sama-sama Mengirim Jet Tempurnya ke Perbatasan
(Tribunnewswiki/Tyo)