WHO Tak Yakin Vaksinasi Covid-19 Besar-besaran Bisa Dilakukan Sebelum Pertengahan 2021

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Heather Lieberman (kiri) menerima vaksinasi Covid-19 dari Yaquelin De La Cruz di Research Centers of America di Hollywood, Florida, Amerika Serikat, pada 13 Agustus 2020. WHO tak berharap vaksinasi besar-besaran bisa dilakukan sebelum pertengahan 2021

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak yakin vaksinasi Covid-19 besar-besaran bisa dilakukan sebelum pertengahan tahun 2021.

Hal ini dikatakan oleh juru bicara WHO, Margaret Harris, pada Jumat, (4/9/2020), untuk menekankan pentingnya pengujian yang ketat terhadap efektivitas dan keamanan vaksin Covid-19.

Dilansir dari Reuters, sejauh ini tidak ada satu pun calon vaksin yang menunjukkan "tanda kemanjuran yang jelas" pada tingkat setidaknya 50% seperti yang diminta WHO.

Rusia pada Agustus ini memberi persetujuan regulasi untuk vaksin Covid-19 yang dikembangkannya, setelah dua bulan dites pada manusia.

Namun, para pakar Barat mempertanyakan keamanan dan kemanjurannya.

"Kami benar-benar tidak berharap bisa melihat vaksinasi besar-besar sebelum pertengahan tahun depan," kata Harris, dikutip dari Reuters.

"Tahap 3 ini harus lebih lama karena kita harus melihat seberapa melindungi dan juga seberapa aman vaksin itu," kata dia menambahkan.

Tenaga medis (kanan) mengambil sampel darah Profesor Francois Venter (kiri) sebelum pria itu menerima vaksin Covid-19 eksperimental di Unit Penelitian Patogen Meningeal dan Pernapasan (RMPRU) di RS Chris Hani Baragwanath Hospital, Soweto, Afrika Selatan, Selasa (14/7/2020). (LUCA SOLA / AFP)

Baca: Vaksin Covid-19 Mulai Didistribusikan di Amerika Serikat pada 1 November 2020, Dikonfirmasi CDC

Hal ini merujuk pada tahap ketika uji klinis besar-besaran yang dilakukan kepada sejumlah orang.

Harris tidak merujuk calon vaksin tertentu.

Dia mengatakan semua data dari uji coba harus dibagi dan dibandingkan.

"Banyak orang telah divaksinasi dan kita tidak tahu apakah vaksinnya bekerja ... pada tahap ini kita tidak punya tanda yang jelas apakah vaksin itu memiliki tingkat kemanjuran dan keamanan yang bermanfaat."

Vaksin Covid-19 Mulai Didistribusikan di Amerika Serikat pada 1 November 2020

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (AS) atau CDC mengonfirmasi bahwa mereka meminta pejabat kesehatan masyarakat di 50 negara bagian dan beberapa kota besar untuk bersiap mendistribusikan vaksin pada 1 November 2020.

Dengan demikian, vaksin Covid-19 akan didistribusikan dua hari sebelum pemilihan presiden di AS.

Dilansir dari Voa News, (4/9/2020), kantor berita McClatchy adalah yang pertama melaporkan bahwa CDC mengirim memo empat halaman pada 27 Agustus 2020 kepada departemen kesehatan untuk menyusun rencana vaksinasi pada 1 Oktober 2020 "bertepatan dengan kemungkinan paling awal peluncuran vaksin Covid-19".

New York Times menyebut memo yang berasal dari Dr. Robert redfield, direktur CDC, itu juga dikirim kepada para pejabat kesehatan masyarakat di seluruh AS, termasuk di New York City, Chicago, Philadelphia, Houston, dan San Antonio.

Memo itu mengatakan para profesional kesehatan, pegawai fasilitas perawatan jangka panjang, dan karyawan penting lainnya, ditambah pegawai kemananan nasional, akan diprioritaskan mendapat vaksin.

Baca: Distribusi Vaksin Covid-19 Akan Jadi Tantangan di Beberapa Negara, Butuh Tempat Penyimpanan Khusus

Baca: Vaksin Covid-19 Siap Disuntikkan Gratis Tahun Depan, BPJS Kesehatan Palembang Beri Komentar

Kantor perusahaan farmas dan biofarmasi Inggris-Swedia, AstraZeneca, di Macclesfield, Cheshire, Inggris, pada Selasa, 21 Juli 2020. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Universitas Oxford, bekerja sama dengan AstraZeneca, mungkin bisa tersedia pada akhir tahun ini. (PAUL ELLIS / AFP)

Selain itu, surat kabar tersebut menyebut CDC juga memberi prioritas kepada rakyat AS berumur 65 tahun atau yang lebih dua, orang-orang yang berasal dari etnis dan ras minoritas, pribumi Amerika, dan mereka yang dipenjara.

Dr. Redfield juga mendesak para pejabat kesehatan untuk cepat menyetujui permohonan izin dari McKesson Corp untuk menyalurkan vaksin ke berbagai tempat termasuk departemen kesehatan negara bagian dan lokal dan rumah sakit.

McKesson adalah perusahaan yang mengadakan perjanjian dengan CDC dalam pendistribusian vaksin tersebut.

Kekhawatiran

Kabar memo dari CDC bertepatan dengan ucapan Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Penyakit Menular dan Alergi, yang menyebut dirinya percaya vaksin Covid-19 yang "aman dan efektif" pada akhir tahun ini.

Baca: Ambisi WHO dalam Program Vaksin Covid-19 untuk Seluruh Dunia Mulai Redup, Ini Penjelasannya

Baca: Erick Thohir Sebut 1,5 Juta Tenaga Medis Akan Diprioritaskan Mendapat Suntikan Vaksin Covid-19

Gambar selebaran yang dikeluarkan oleh kantor pers Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo memperlihatkan Gubernur Negara Bagian Sao Paulo Joao Doria memegang vaksin COVID-19 selama tahap uji coba vaksin yang diproduksi oleh perusahaan China Sinovac Biotech di Rumah Sakit das Clinicas (HC) di negara bagian Sao Paulo , Brasil, pada 21 Juli 2020. Uji coba vaksin akan dilakukan di Brasil dalam kemitraan dengan Brasil Research Institute Butanta. Handout / Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo / AFP (AFP)

Namun, dalam wawancara pekan lalu dengan Reuters, mengingatkan adanya potensi bahaya dari vaksin bila vaksin itu belum disetujui.

"Satu potensi bahaya bila vaksin diluncurkan secara prematur adalah bisa menyulitkan, jika tak mustahil, vaksin lain dalam hal mendaftarkan orang-orang dalam pengujian vaksin itu.

Para pakar kesehatan lain juga menyatakan keraguannya tentang peluncuran vaksin sebelum uji klinis selesai.

Mereka mengatakan penyaluran vaksin itu kepada masyarakat dapat menimbulkan risiko keamanan dan memperkuat sentimen anti-vaksinasi.

Pengecekan keamanan

Patricia Zettler, mantan Associate Chief Counsel di Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) berkata kepada Washington Post,"Saya pikir sangat penting penting bagi kita untuk memiliki bukti kuat mengenai keamanan dan kemanjuran yang mendukung sebuah vaksin sebelum FDA memberi persetujuan."

Baca: Indonesia Akan Dapatkan 20-30 Juta Vaksin Covid-19 Akhir Tahun Ini, Hasil Kerja Sama dengan Sinovac

Baca: Vaksin Covid-19 Bisa Diberikan ke Masyarakat Mulai Januari 2021, Begini Penjelasan Presiden Jokowi

Menurut Associated Press, beberapa departemen kesehatan negara bagian mengatakan mereka kekurangan petugas, uang, dan peralatan untuk mengedukasi masyarakat tentang vaksin dan kemudian untuk menyalurkan, mengurusnya, dan membawa ratusan juta dosis,

"Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mempersiapkan progam vaksinasi ini, dan tidak akan sepenuhnya selesai pada 1 November," kata direktur muda edukasi imununisasi di Koalisi Aksi Imunisasi, sebuah organisasi edukasi dan advokasi vaksin di Minnesota kepada AP.

"Negara-negara bagian akan membutuhkan sumber daya keuangan yang lebih besar daripada yang mereka miliki sekarang," kata dia.

(Tribunnewswiki/Tyo)



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer