Tak Ingin Warganya Dikaitkan dengan China, Taiwan Akan Mengubah Desain Paspor

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu (kanan), menyambut Presiden Senat Ceko, Milos Vystrcil (kiri), di Bandara Taoyuan pada 30 Agustus 2020. Taiwan akan mendesain ulang paspor mereka.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Karena kesal warganya dikaitkan dengan China saat pandemi dan upaya Beijng menegaskan kedaulatan, Taiwan pada Rabu, (2/8/2020), mengatakan akan mendesain ulang paspor negara itu.

Dengan desain ulang ini, nama "Taiwan" akan terlihat lebih menonjol di paspor.

Dilansir dari Reuters, (2/8/2020), selama pandemi ini, Taiwan mengeluh karena warganya mengalami masalah ketika akan masuk ke negara lain

Hal ini disebabkan paspor Taiwan bertuliskan kata "Republic of China" sebagai nama resminya, menggunakan font Inggris besar, dan ada "Taiwan" tercetak di bawah.

Paspor baru yang akan diluncurkan pada Januari tahun depan akan menggunakan kata "Taiwan" yang lebih besar, dalam bahasa Inggris, dan menghapus kata "Republic of China".

Namun, nama dalam bahasa China dan font Inggris kecil yang mengelilingi emblem nasional tetap dipertahankan.

Baca: Hubungan dengan China Memanas, Taiwan dan Amerika Serikat Luncurkan Pusat Layanan Jet Tempur F-16

Presiden Taiwan Tsai Ing Wen menyampaikan pidatonya di tengah pandemi Covid-19 dalam kunjungannya di Pangkalan Militer Tainan, Taiwan Selatan, Kamis (9/4/2020). (SAM YEH / AFP)

Menteri Luar Negeri Joseph Wu mengatakan paspor baru itu diperlukan agar warga Taiwan tidak dikira sebagai warga negara China, terutama karena ada peningkatan pemeriksaan di pintu masuk banyak negara sejak pandemi muncul.

"Sejak kemunculan wabah penumonia Wuhan tahun ini, warga kami terus berharap agar kami dapat menonjolkan [nama] Taiwan, supaya orang-orang tidak menganggap mereka berasal dari China," kata Wu kepada wartawan.

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan "langkah kecil" apa pun yang dilakukan Taiwan, tidak akan mengubah fakta bahwa Taiwan adalah bagian dari China.

China mengklaim Taiwan sebagai wilayah kedaulatannya.

Baca: Taiwan Sebut China Berada di Balik Serangan Siber yang Menargetkan Instansi Pemerintah

Taipei menganggap hal ini membingungkan banyak negara dan menyebabkan mereka mengenakan pembatasan terhadap warga Taiwan, sama seperti yang diterapkan kepada warga China.

Taiwan: China Berada di Balik Serangan Siber yang Menargetkan Instansi Pemerintah

Taiwan pada Rabu, (19/8/2020), mengatakan kelompok peretas yang dikaitkan dengan pemerintah China telah menyerang setidaknya 10 instansi pemerintah.

Selain itu mereka juga disebut melakukan "penyusupan" ke sekitar 6.000 akun surel pejabat pemerintah agar bisa mencuri data penting.

Ilustrasi peretas (Pixabay/B_A)

Dilansir dari Reuters, Taiwan mendesak rakyatnya untuk mewaspadai penyusupan dari China.

 "Kelompok peretas China sudah lama menyusup ke instansi pemerintah dan penyedia layanan informasi," kata Wakil Direktur Keamanan Siber Biro Investigasi Taiwan.

Baca: Hubungan Taiwan dan China Memanas, Taiwan Pilih Produksi Sendiri Jet Tempurnya

"Tujuan mereka adalah mendapatkan dokumen pemerintah dan data penting," kata Liu kepada wartawan.

Liu mengatakan beberapa data pemerintah mungkin sudah bocor sehingga menjadi ancaman besar.

Serangan itu, kata dia, dimulai sejak 2018 dan menargetkan 10 instansi pemerintah dan akun surel dari sekitar 6.000 pejabat.

Namun, dia tidak dapat mengidentifikasi data apa yang telah dicuri karena peretas menyembunyikan jejaknya.

Halaman
12


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Putradi Pamungkas

Berita Populer