Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Masih Negatif, Indonesia di Ambang Resesi

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi resesi ekonomi. Indonesia berada di ambang resesi karena pertumbuhan ekonomi kuartal III masih negatif.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal III masih negatif.

Selain itu, kata Sri Mulyani, kuartal IV masih di zona sedikit di bawah netral.

Ekonomi suatu negara dikatakan mengalami resesi apabila pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal bernilai negatif secara berturut-turut.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II sudah negatif, yakni minus 5,32%.

Sri Mulyani mengatakan Indonesia tidak bisa menahan resesi ekonomi tahun ini.

“Di kuartal III-2020 masih mengalami negative growth, bahkan di kuartal IV-2020 masih dalam zona sedikit di bawah netral,” kata Menkeu Sri Mulyani, dalam Rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Rabu (2/9/2020), dikutip dari Kontan.

Baca: Jika Nanti Indonesia Resesi, Menko Maritim Luhut Binsar: Bukan Akhir Segalanya

Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani berpidato saat menghadiri seminar Nota Keuangan APBN 2020 Mengawal Akuntabilitas Penerimaan Negara di Gedung Nusantara IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2019) (Tribunnews/JEPRIMA)

Menkeu menegaskan tahun ini memang jadi periode yang berat bagi ekonomi Indonesia baik dari sisi konsumsi, investasi, maupun perdagangan. 

Sampai dengan akhir tahun 2020, Menkeu memprediksi ekonomi Indonesia berada di rentang minus 1,1% sampai 0,2%.

Asumsi Menkeu, bila ekonomi Indonesia berada di level 0,2% tahun ini, maka sudah terjadi recovery di kuartal III-2020 dan kuartal IV-2020 dari realisasi di kuartal II-2020.

Sementara itu, di tahun depan Menkeu perkirakan pertumbuhan ekonomi di rentang 4,5%-5,5%. Hal tersebut didasarkan pada momentum pemulihan terjaga meskipun ketdiakpastian Covid-19 masih terjadi. 

Namun, tahun depan pun diprediksi belum sepenuhnya pulih, hal tersebut tergantung dari penanganan pandemi di semester II-2020.

Baca: Indonesia di Ambang Resesi, Wamenkeu Suahasil Nazara: Jangan Khawatir soal Label Resesi

“Semua prediksi mengenai vaksin baru akan akan dilakukan secara luas setelah vaksin ditemukan dan vaksinasi meluas di semester II-2020. Jadi semester I-2021 tidak bisa asumsikan pemulihan full power, sebab Covid-19 masih jadi salah satu faktor yang menahan di konsumsi dan investasi maupun pemulihan ekonomi global,” kata Menkeu.

6 Negara Maju yang Mengalami Resesi akibat Pandemi Covid-19, 

Berikut adalah daftar enam negara maju yang sudah secara resmi jatuh ke jurang resesi:

1. Korea Selatan

Perekonomian Korea Selatan mencatat resesi teknis pertama sejak 2003 pada kuartal Juni 2020.

Pembatasan aktivitas akibat dari pandemi virus corona menekan kegiatan ekonomi dan permintaan global.

 

Ilustrasi krisis ekonomi

Melansir Reuters, bank sentral Korsel mengatakan, tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) Korsel mengalami penurunan sebesar 3,3% yang disesuaikan secara musiman pada kuartal Juni.

Sebagai perbandingan, pada kuartal sebelumnya PDB Korsel menurun 1,3%. Kontraksi tersebut jauh lebih buruk daripada kontraksi 2,3% yang terlihat dalam jajak pendapat Reuters.

Ekspor barang dan jasa dari negara dengan perekonomian yang bergantung pada perdagangan ini anjlok 16,6%, atau mencatat angka terburuk sejak kuartal terakhir 1963.

Baca: Indonesia di Ambang Resesi, Wamenkeu Suahasil Nazara: Jangan Khawatir soal Label Resesi

Itu merupakan hampir 40% dari PDB nominal negara tahun lalu.

Konsumsi swasta, yang menghasilkan hampir setengah dari PDB negara itu, bagaimanapun, naik 1,4% berdasarkan basis kuartal-ke-kuartal, naik dari penurunan 6,5% pada kuartal Maret.

Dari tahun sebelumnya, ekonomi Korsel menyusut 2,9% pada periode April-Juni, secara tajam membalikkan ekspansi 1,4% yang terlihat pada tiga bulan sebelumnya.

Penurunan ini juga lebih curam dari penurunan 2,0% yang diperkirakan dalam jajak pendapat Reuters.

2. Jerman

Ekonomi Jerman mengalami kontraksi pada tingkat tertajam atau menembus rekor rekor pada kuartal kedua karena runtuhnya belanja konsumen, investasi perusahaan, dan ekspor selama puncak pandemi Covid-19. Kondisi itu menghapus angka pertumbuhan ekonomi selama hampir 10 tahun.

Reuters memberitakan bahwa kantor Statistik Federal mengatakan output domestik bruto di ekonomi terbesar Eropa itu menyusut 10,1% dalam basis kuartal-ke-kuartal dari April hingga Juni setelah revisi kontraksi 2,0% dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Baca: Ingin Ada Aura Krisis di Tengah Pandemi Covid-19, Presiden Jokowi: Semua Harus Kelihatan Sibuk

Baca: IMF Rilis Daftar 10 Negara yang Bisa Pulih Lebih Cepat Dari Krisis Akibat Pandemi Corona, Mana Saja?

Penurunan ini merupakan yang paling curam sejak badan statistik mulai mengumpulkan data pertumbuhan triwulanan pada tahun 1970 dan lebih buruk dari kontraksi 9% yang diprediksi oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters. 

"Sekarang sudah resmi, ini adalah resesi seabad," kata ekonom DekaBank Andreas Scheuerle.

3. Hong Kong

Ekonomi Hong Kong mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam satu dekade pada tahun 2019 ketika terjadi protes anti-pemerintah yang disertai kekerasan dan tarif perdagangan antara Washington dan Beijing pada kuartal terakhir tahun lalu.

Melansir Reuters, ekonomi Hong Kong menyusut 0,4% yang disesuaikan secara musiman pada Oktober-Desember dari kuartal sebelumnya, versus kontraksi 3,0% yang direvisi pada Juli-September.

Secara tahunan, ekonomi menyusut 2,9%, dibandingkan dengan penurunan 2,8% yang direvisi pada kuartal ketiga.

Untuk keseluruhan tahun 2019, produk domestik bruto riil mengalami kontraksi sebesar 1,2%, penurunan tahunan pertama sejak 2009.

4. Jepang

Perekonomian Jepang tergelincir ke dalam jurang resesi untuk pertama kalinya dalam 4,5 tahun pada kuartal I 2020.

Kondisi ini menempatkan Jepang pada jalur kemerosotan terdalam pascaperang ketika krisis virus corona merusak bisnis dan konsumen.

"Sudah hampir pasti bahwa ekonomi mengalami penurunan yang lebih dalam pada kuartal saat ini," kata Yuichi Kodama, kepala ekonom di Meiji Yasuda Research Institute. "Jepang telah memasuki resesi besar-besaran."

Data produk domestik bruto (PDB) resmi menunjukkan, ekonomi terbesar ketiga di dunia itu mengalami penurunan tahunan sebesar 3,4% pada kuartal pertama 2020.

Sebelumnya, Jepang terakhir kali mengalami resesi di paruh kedua 2015.

5. Singapura

Ekonomi Singapura mengalami kontraksi rekor pada kuartal kedua 2020.

Kondisi itu menyebabkan resesi dan menempatkan negara yang bergantung pada perdagangan tersebut pada kemerosotan terburuk yang pernah terjadi tahun ini ketika wabah virus corona mengekstraksi banyak kerugian pada bisnis.

Produk domestik bruto (PDB) anjlok dengan rekor 41,2% dalam tiga bulan yang berakhir Maret, berdasarkan basis tahunan kuartal ke kuartal, data awal dari Kementerian Perdagangan dan Industri.

Pencapaian tersebut lebih buruk daripada ekspektasi ekonom yakni 37,4% penurunan dalam jajak pendapat Reuters.

Secara year on year, PDB menukik 12,6% dibandingkan perkiraan ekonom yang mematok angka PDB di 10,5%.

Sektor manufaktur tumbuh 2,5% dari tahun lalu, terutama karena lonjakan output di sektor biomedis, meskipun itu masih lebih rendah dari kenaikan 8,2% pada kuartal pertama.

Kemerosotan PDB kali ini merupakan yang kedua kalinya secara berturut-turut bagi Singapura.

Pada kuartal I 2020, ekonomi Singapura menurun 0,3% tahun-ke-tahun (yoy) dan 3,3% kuartal-ke-kuartal. Ini memenuhi definisi untuk resesi teknis.

6. Amerika Serikat

Perekonomian Amerika Serikat jatuh ke jurang resesi pada kuartal II 2020 setelah mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif 32,9%.

Pada kuartal I 2020, negara adidaya ini mengalami kontraksi 5% pada ekonominya. 

Tingkat konsumsi rumah tangga merosot 25%, sementara indeks harga konsumen anjlok 1,5%. 

Bisa dikatakan, ini merupakan periode terburuk perekonomian AS, bahkan bila dibandingkan dengan periode Depresi Besar.

Untuk perbandingan saja, kuartal terburuk perekonomian AS selama Krisis Keuangan Global tahun 2008 adalah minus 8,4% pada kuartal IV-2008.

(Tribunnewswiki/Tyo/Kontan/Barratut Taqiyyah Rafie/Yusuf Imam Santoso)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Daftar enam negara dunia yang terperosok ke jurang resesi" dan "Resesi di depan mata, Sri Mulyani sebut ekonomi kuartal III-2020 tumbuh negatif"



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer