Distribusi Vaksin Covid-19 Akan Jadi Tantangan di Beberapa Negara, Butuh Tempat Penyimpanan Khusus

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto yang diambil pada 6 Agustus 2020 dan disediakan oleh Dana Investasi Langsung Rusia ini memperlihatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Mendistribusikan vaksin Covid-19 dari tempat pembuatannya ke bagian dunia yang penduduknya berada di pedesaan dan memiliki suplai listrik yang tidak bisa diandalkan akan jadi tantangan besar.

Deutsche Post mengatakan hal ini disebabkan botol vaksin Covid-19 harus disimpan pada suhu serendah minus 80 derajat Celsius atau minus 112 derajat Fahrenheit.

Dilansir dari Reuters, (1/9/2020), perusahaan logistik Jerman itu juga menyebut penyaluran vaksin ke sebagian besar Afrika, Amerika Selatan, dan Asia akan membutuhkan tindakan ekstra.

Dalam pengiriman, vaksin yang disebut mRNA ini harus tetap didinginkan pada suhu tingkat Antartika.

Perusahaan pengembang vaksin, seperti Moderna dan CureVac, membutuhkan tempat penyimpanan yang sangat dingin dan mereka sedang bekerja keras agar vaksin mereka bertahan lebih lama saat transit.

Kelas baru dari vaksin mRNA itu adalah salah satu yang paling maju dari 33 vaksin yang sedang dites pada manusia secara global.

Baca: Ambisi WHO dalam Program Vaksin Covid-19 untuk Seluruh Dunia Mulai Redup, Ini Penjelasannya

Seorang perempuan menerima vaksin eksperimental Covid-19 dari Yaquelin De La Cruz di Research Centers of America (RCA), Hollywood, Florida, Amerika Serikat, pada 13 Agustus 2020. (CHANDAN KHANNA / AFP)

Hanya saja, vaksin itu mungkin harus didinginkan pada suhu minus 80 derajat Celsius.

Hasil studi menyebut bahwa meningkatkan infrastuktur penyimpananan-dingin di wilayah di luar 25 negara termaju di dunia akan menjadi tantangan besar.

Translate Bio dan Moderna pada Juni lalu mengatakan mereka sedang bekerja untuk memberi bukti bahwa vaksin yang diproduksi bisa dikirim dan disimpan pada suhu yang tidak terlalu ekstrem.

Sementara itu, juru bicara CureVac mengatakan calon vaksin mereka didasarkan pada vaksin rabies ekperimental yang struktur molekulernya tetap terjaga ketika disimpan di lemari es biasa selama beberapa bulan.

Pengujian, kata dia, sedang dilakukan untuk menunjukkan produk vaksin mereka memiliki daya tahan yang sama.

Perusahaan itu juga yakin datanya akan "kompetitif".

Baca: Mulai Januari 2021 Indonesia Bakal Vaksinasi Massal Covid-19, Ini Golongan yang Diprioritaskan

Namun, Deutsche Post mengatakan bahkan seandainya rantai dingin atau cold chain vaksin hanya membutuhkan suhu minus 8 derajat Celsius, bagian penduduk dunia yang punya akses ke vaksin itu hanya meningkat menjadi sekitar 70%.

Sebagian besar Afrika berisiko kehilangan akses.

"Kami mengantisipasi 10 miliar dosis vaksin yang harus didistribusikan ke seluruh dunia, dan itu termasuk wilayah yang tidak memiliki akses jalan raya setiap lima mil," kata Katja Busch, Kepala Bagian Komersial dari unit ekspedisi global Deutsche Post, kepada Reuters.

Institut JermanSebut Vaksinasi Virus Corona Bisa Dimulai Awal 2021

Kepala regulator vaksin di Jerman mengatakan vaksinasi virus corona dapat dilakukan kepada sejumlah penduduk di negara itu mulai awal tahun 2021.

Sementara itu, lebih dari setengah lusin perusahaan farmasi di seluruh dunia sedang melakukan uji klinis vaksin Covid-19 dengan melibatkan puluhan ribu sukarelawan.

Perusahaan tersebut berharap dapat mengetahui apakah vaksin mereka manjur dan aman pada akhir tahun ini.

Dilansir dari Reuters, (19/8/2020), Klaus Cichutek, kepala Institut Paul Ehrlich, Klaus Cichutek mengatakan kepada kelompok surat kabar Funke bahwa data uji klinis tahap I dan II memperlihatkan beberapa vaksin memicu respons kekebalan dalam melawan virus corona.

"Jika data dari uji coba tahap III memperlihatkan vaksin efektif dan aman, vaksin pertama dapat disetujui pada awal tahun 2021, dan mungkin dengan kondisi-kondisi yang tercantum," kata dia.

Baca: Segini Harga Vaksin Covid-19 Milik Perusahaan Sinopharm China, Pimpinan Tekan Harga Agar Tak Mahal

Seorang pria bermasker berjalan melewati markas perusahaan vaksin, Pfizer Inc., di New York, Amerika Serikat, pada Rabu (22 Juli 2020). Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, sepakat menyuplai Pemerintah AS dengan 100 juta dosis vaksin Covid-19 dalam kesepakatan senilai $1,95 miliar. (JEENAH MOON / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / GETTY IMAGES VIA AFP)

"Berdasarkan keyakinan dari para pembuatnya, dosis pertama untuk orang-orang di Jerman akan tersedia saaat itu, sesuai dengan prioritas yang ditetapkan oleh Komite Tetap Vaksinasi," kata Cichutek.

Kasus infeksi di Jerman meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Data dari Robert Koch Institute pada Rabu, (19/8/2020), menunjukkan ada kasus baru sebanyak 1.510 dan total kasus mencapai 226.914.

Institute itu mengatakan 39 persen dari kasus tersebut mungkin adalah kasus impor.

Infeksi dalam beberapa pekan ini kemungkinan berasal dari Kosovo, Turki, dan Kroasia

Beberapa perusahaan, termasuk Moderna, AstraZeneca, dan Pfizer Inc, mengatakan mereka masng-masing berharap dapat membuat lebih dari semilyar dosis vaksin tahun depan.

Perusahaan bioteknologi Jerman, CureVac, beharap bisa menjual vaksin pada pertengahan tahun 2021.

(Tribunnewswiki/Tyo)



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer