Informasi awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pelacur bernama Mary Ann Nichols ditemukan tewas dalam keadaan dimutilasi di Distrik Whitechapel, London, Inggris pada 31 Agustus 1888.
Mary Ann Nichols adalah korban pertama, yang terkonfirmasi, dari pembunuh berantai misterius di London yang dikenal sebagai 'Jack the Ripper'.
Jack the Ripper atau 'Jack sang Pencabik' mulai menargetkan para pelacur di London pada musim panas tahun 1888.
Polisi Scotland Yard London menunjukkan bahwa Jack the Ripper memiliki modus atau pola pembunuhan yang khas.
Awalnya, Jack the Ripper terlihat berniat menyewa pelacur, dan dia kemudian membawa pelacur itu ke jalanan atau tempat sepi untuk dibunuh.
Setelah korbannya tewas, pembunuh itu memutilasi korban dengan pisau enam inci.
Hingga kini belum diketahui identitas asli dari Jack the Ripper.[1]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Komet Menabrak Matahari, Melepaskan Energi Setara 1 Juta Bom Hidrogen
London akhir abad ke-19
Pada era pemerintahan Ratu Victoria, abad ke-19, daerah East End atau utara Sungai Thames berisi premukiman kumuh.
East End dihuni hampir satu juta warga termiskin Kota London.
Banyak perempuan terpaksa terjun ke dunia prostitusi dan pada tahun 1888 diperkirakan ada lebih dari 1.000 pelacur di Whitechapel.[2]
Dalam novel Heart of Darkness (1899), Josep Conrad bahkan mengatakan London sebagai "salah satu tempat terglap di bumi".
Dia mendeskripsikan West End sebagai daerah yang terang dan mewah, sedangkan East End sebaliknya.
Conrad menyebut penyakit, alkoholisme, dan kemiskinan merusak ribuan jiwa di East London, terutama di Whitechapel.[3]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 28 Agustus 1996: Pangeran Charles dan Putri Diana Resmi Bercerai
Pembunuhan Emma dan Martha
Sebelum Jack the Ripper beraksi dan menghantui, ada dua peristiwa penganiayaan atau pembunuhan di Whitechapel.
Seorang perempuan bernama Emma Smith diserang pada dini hari 3 April 1888.
Dia kemudian meninggal di Rumah Sakit London dan menjadi nama pertama yang muncul di berkas Whitechapel Murders.
Emma bukan korban Jack the Ripper karena sebelum meninggal, dia sempat mengatakan kepada dokter bahwa dia diserang geng setempat.
Beberapa bulan kemudian, pada 7 Agustus 1888, jasad Martha Tabram ditemukan di George Yard yang mengarah ke Whitechapel High Street.
Dia mengalami 39 luka tusukan di tenggorakan, dada, dan perut.
Tidak ada bukti bahwa Martha adalah korban Jack the Ripper.[4]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Perang Inggris-Zanzibar, Durasi 38 Menit, Perang Tersingkat Sepanjang Masa
Jack the Ripper beraksi
Orang pertama yang terkonfirmasi sebagai korban Jack the Ripper adalah seorang pelacur bernama Mary Ann Nichols.
Dia ditemukan tewas pada 31 Agustus 1888 dan dimutilasi di Whitechapel.
Aksi Jack the Ripper berlanjut dan dia membunuh setidaknya empat pelacur lagi.
Mereka adalah Annie Chapman (ditemukan 8 September 8, Elizabeth Stride (ditemukan 30 September), Catherine Eddowes (ditemukan 30 September), dan Mary Jane Kelly (ditemukan 9 November).
Semua korban dibunuh dengan cara yang sama, yakni lehernya diiris dan tubuhnya dimutilasi.
Pihak berwenang juga menerima serangkaian catatan berisi cemoohan dari seseorang yang menyebut dirinya Jack the Ripper dan mengaku sebagai sang pembunuh.
Oleh karena itu sang pembunuh kemudian disebut sebagai Jack the Ripper.
Namun, polisi gagal mengidentifikasi Jack the Ripper dan penduduk ketakutan.[5]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Amendemen Ke-19 Konstitusi AS Disahkan, Berikan Hak Pilih kepada Perempuan
Identitas
Ada banyak spekulasi mengenai identitas asli Jack the Ripper.
Diduga, dia adalah seorang dokter atau tukang daging.
Senjata yang digunakan dan mutilasi yang dilakukannya memperlihatkan bahwa dia memiliki pengetahuan tentang anatomi manusia.
Banyak teori sudah diajukan dan salah satunya mengaitkan sang pembunuh dengan cucu Ratu Victoria, Pangeran Albert Victor.
Namun, tidak ada bukti kuat yang mendukung teori ini.
Jack the Ripper tidak pernah tertangkap dan diperkirakan tidak lagi melancarkan aksinya setelah November 1888.[6]