Hari Ini dalam Sejarah: Perang Inggris-Zanzibar, Durasi 38 Menit, Perang Tersingkat Sepanjang Masa

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Istana Sultan Zanzibar rusak setelah dibombandir kapal perang Inggris


Daftar Isi


  • Informasi awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perang Inggris-Zanzibar terjadi pada 27 Agustus 1896 dan disebut sebagai perang tersingkat dalam sejarah.

Berlangsung pukul 09.02 sampai dengan 09.40 EAT (GMT+3), Perang Inggris-Zanzibar hanya memakan waktu 38 menit.

Perang ini disebabkan oleh aksi pangeran Zanzibar bernama Khalid ibn Barghash yang menduduki tahta istana tanpa persetujuan Inggris.

Saat itu, berdasarkan perjanjuan Heligoland-Zanzibar, Zanzibar berada di bawah pengaruh Inggris.

Karena Khalid menolak turun dari tahta, kapal-kapal Inggris yang ada di pelabuhan mulai membombardir istana sekitar pukul 09.00

Tak sampai 40 menit kemudian, pasukan Khalid sudah kalah dan bendera Sultan diturunkan.[1]

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Amendemen Ke-19 Konstitusi AS Disahkan, Berikan Hak Pilih kepada Perempuan

Khalid ibn Barghash (Wikimedia Commons)

  • Zanzibar di bawah Inggris


Pada abad ke-19, Inggris memperluas pengaruhnya ke Afrika Timur, khususnya di Zanzibar.

Penguasa Zanzibar, Barghash, takluk pada kekuasaan orang Eropa dan membagi wilayahnya di antara Inggris dan Jerman.

Zanzibar pada tahun 1890 menjadi protektorat Inggris dan Inggris setuju untuk mempertahankan kesultanan sebagai lembaga politik

Namun, kekuasaan sultan sangat terbatas dan hanya untuk mempertahankan adat istiadat saja.

Inggris mengeluarkan kebijakan penghapusan perbudakan, tetapi tidak populer di mata kesultanan.

Sultan saat itu, Sayyid Ali Ibn Said, menolak kebijakan ini sampai kematiannya tahun 1893.

Ketika akan memililih suksesor, Inggris menginginkan pengganti yang lebih patuh kepada Inggris.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Koran New York Sun Menerbitkan Artikel Hoaks, Disebut The Great Moon Hoax

Inggris kemudian mendukung Hamad ibn Thuwayn menjadi sultan.[2]

Hamad hanya berkuasa selama tiga tahun karena dia meninggal pada 25 Agustus 1896 secara tiba-tiba.

Penyebab kematiannya tidak diketahui secara pasti, tetapi banyak yang percaya bahwa dia diracuni oleh sepupunya, Khalid bin Barghash.

Beberapa jam setelah kematian Hamad, Khalid telah pindah ke istana dan menganggap dirinya sebagai sultan yang baru.

Namun, dia berkuasa tanpa persetujuan Inggris.[3]

  • Kapal perang menembaki istana


Para diplomat Inggris tidak menyukai Khalid dan Basil Cave, kepala diplomat di wilayah itu, menyatakan Khalid harus turun tahta.

Khalid mengabaikan peringatan ini dan justru mengumpulkan pasukannya di sekitar istana.

Sultan baru itu mengamankan istananya dengan 3.000 laki-laki, beberapa artileri, dan bahkan Royal Yacht di pelabuhan.

Saat itu, dua kapal perang Inggris (HMS Philomel dan HMS Rush) juga berada di pelabuhan.

Pasukan segera dikirim untuk melindungi Konsulat Inggris dan mencegah kerusuhan penduduk.

Dia juga meminta kapal Inggris lain, HMS Sparrow, sebagai tambahan bantuan.

Cave terus mengirim ultimatum kepada Khalid, tetapi tak dipatuhi sultan itu.

Dua kapal perang Inggris lain, HMS Racoon dan HMS St. George, juga memasuki pelabuhan.

Cave kemudian menerima perintah dari Kantor Urusan Luar Negeri untuk mengunakan segala cara yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Ultimatum terakhir diberikan pada 26 Agustus dan Kahlid disuruh meninggalkan istana pada keesokan harinya pukul 09.00.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Letusan Dahsyat Gunung Vesuvius Mengubur Kota Pompeii dan Herculaneum

Pada 27 Agustus pukul 08.00 membalas ultimatum dan menyatakan tidak ingin menurunkan bendera.

Dia juga mengatakan dirinya tidak yakin Inggris akan menyerang istana.

Pada pukul 09.00, kapal-kapal Inggris diperintahkan membombardir istana.

Dua menit kemudian, sebagian artileri Khalid sudah hancur dan istana berstruktur kayu itu mulai runtuh.

Pada saat istana dibombardir, Khalid disebut telah melarikan diri dan meninggalkan para prajuritnya mempertahankan istana sendirian.

Tembakan berhenti pada pukul 09.40 dan bendera sultan diturunkan.

Perang hanya berlangsung selama 38 menit dan menjadi yang tersingkat sepanjang sejarah.[4]

  • Khalid ditangkap


Perang ini menewaskan atau melukai sekitar 500 prajurit sultan.

Inggris juga menenggelamkan royal yach milik sultan, HHS Glasgow.

Khalid berusaha melarikan diri ke Konsulat Jerman untuk meminta suaka.

Dia akhirnya tertangkap selama kampanye Inggris di Afrika Timur pada Perang Dunia I.

Khalid diizinkan tinggal di Mombas dengan syarat meninggalkan klaimnya sebagai sultan.

Hamoud bin Muhammad kemudian dinyatakan sebagai Sultan Zanzibar.

Dari sudut pandang Inggris, Hamoud adalah pemimpin yang jauh lebih kooperatif.[5]

Baca: Hari Ini dalam Sejarah 22 Agustus 1902: Perusahaan Mobil Mewah Cadillac Didirikan

(Tribunnewswiki/Tyo)



Peristiwa Perang Inggris-Zanzibar


Pada 27 Agustus 1896


Sumber :


1. www.britannica.com
2. www.historic-uk.com
3. www.sahistory.org.za


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh

Berita Populer