2 Ucapan Ronald Koeman Ini Diduga Jadi Alasan Lionel Messi Marah, Makin Ingin Pindah dari Barcelona

Penulis: Haris Chaebar
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lionel Messi, disebut tidak senang dengan sikap Ronald Koeman terhadap statusnya di Barcelona.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Situasi Barcelona benar-benar mendapat guncangan hebat pada dekade terakhir.

Selain membawa kenangan pahit hasil buruk tanpa satupun gelar di musim 2019-20 dan dibantai 8-2 dalam satu laga oleh Bayern Muenchen, Barcelona juga mengalami gonjang-ganjing terbesar dalam kurun dua dekade terakhir.

Rencana manajemen Barcelona untuk meremajakan skuad dengan mendepak para pemain senior ternyata tidak berjalan begitu mulus.

Wacana pemutusan kontrak Luis Suarez atau penjualan Gerard Pique hingga Sergio Busquets mungkin tak terlalu seberapa.

Justru persoalan Lionel Messi lah yang menjadi masalah sangat kronik bagi Barcelona saat ini.

Seperti diketahui, Lionel Messi punya klausul dan pasal-pasal dalam kontraknya yang bisa membuat La Pulga untuk pergi pada tahun 2021.

Namun, situasi di Barcelona saat ini disebut membuat Messi semakin tak nyaman.

Rencana musim depan, pelatih yang tak diinginkannya hingga konflik dengan manajemen membuat Messi diisukan mulai berpikir serius meninggalkan Barcelona.

Terkini, dalam rangka membahas masa depan di Barcelona, Lionel Messi bahkan rela memotong jatah liburannya demi bicara empat mata dengan Ronald Koeman.

Baca: Situasi Messi Serba Sulit, Barcelona Disarankan Jiplak Langkah Real Madrid Ketika Menjual Ronaldo

Baca: Pembicaraan dengan Ronald Koeman Bocor ke Publik, Bintang Barcelona Lionel Messi Marah Besar

Pertemuan mereka terjadi beberapa hari lalu, tepatnya pada Jumat (21/8/2020) lalu.

Melansir pemberitaan Deportes Cuatro, informasi tentang isi perbincangan dua antara pelatih dan pemain itu berlangsung dalam tensi panas.

Bahkan dalam perundingan tersebut, Deportes Cuatri mengklaim ada dua kalimat dari Koeman yang mmebuat Messi jengkel dan semakin yakin untuk meninggalkan Barca.

Lionel Messi, rumor kepindahannya dari Barcelona semakin kencang dengan situasi rumit di klubnya saat ini. (AFP)

Keoman disebut berniat mencabut "hak istimewa" Lionel Messi di Barcelona.

"Keistimewaan Anda dalam skuad ini sudah berakhir."

"Anda harus berjuang untuk tim," kata Koeman.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa sosok Messi punya hak istimewa di Barcelona.

Salah satu contoh, kapten timnas Argentina itu disebut memiliki hak untuk menentukan keluar-masuk pemain di Blaugrana.

Bahkan, dalam pengambilan keputusan lain semisal menentukan pelatih Barcelona, suara Messi sangat menjadi penentu. 

Meski dalam kasus penunjukkan Koeman tidak terlalu direstui Messi.

Amarah Messi pun terasa wajar.

Dirinya berjasa sangat besar dalam perjalanan sejarah Barcelona.

Messi menghadirkan total 33 trofi selama 16 tahun mengabdi untuk tim senior raksasa Catalunya.

Tak heran jika Barcelona apapun upaya daya demi mempertahankan dia berada di klub berjuluk Azulgrana tersebut, termasuk memberi hak-hak istimewa di dalam tim.

Namun, kisah panjang Messi dan Barcelona semakin mendekati akhir.

Menurut kabar terkini dari berbagai media, pada Selasa (25/8/2020), Messi telah menyampaikan kepada klub bahwa dirinya ingin pergi dengan mengaktifkan klausul khusus dalam kontraknya.

Masalah-masalah di Barcelona

Barcelona musim 2019-20 ini benar-benar hancur.

Musim 2019-20, Barcelona tak mampu meraih satu gelar pun dari Liga Spanyol, Copa del Rey, Liga Champions dan bahkan Piala Super Spanyol.

Ternyata, Barcelona memiliki berbagai masalah penting dibalik kegagalan mereka pada musim 2019-20.

Pergantian pelatih, konflik antar petinggi klub dan pola perekrutan pemain "asal comot" dinilai menjadi faktor kenapa performa Barcelona di rumput hijau begitu labil.

Pertama, terkait perpindahan kursi pelatih dari Ernesto Valverde ke Quique Setien.

Sebelumnya, beberapa pemain senior Barcelona tetap mendukung keberadaan Valverde di klub berjuluk Azulgrana tersebut. Namun, tuntutan kuat dari pada pendukung dan hasil buruk membuat Valverde pun akhirnya dikenai godam pemecatan oleh manajemen.

Quique Setien masuk, harapan baru muncul.

Terlebih, eks pelatih Real Betis itu dikenal suka menerapkan sepak bola yang dominan menguasai bola.

Hal ini tentu linier dengan tuntutan para pendukung yang meminta timnya bermain layaknya era Johan Cruyff, Frank Rijkaard atau Pep Guardiola.

Baca: Dirumorkan ke Barcelona, Berikut Ini 3 Klub Eropa yang Pernah Berniat Pasangkan Ronaldo dan Messi

Baca: Selain ke PSG, Cristiano Ronaldo Ditawarkan ke Barcelona oleh Juventus: Potensi Duet dengan Messi?

Namun, jauh panggang dari api, Setien meski sukses membuat Barcelona kembali rutin "menguasai bola", mereka teta[ keropos di lini pertahahan dan terlalu mengandalkan Messi di lini depan. 

Setien pun kabarnya akan dipecat pada Senin (17/8/2020) ini oleh manajemen Barcelona.

Para pemain Barcelona di musim 2019-20. (Squawka)

Lalu, problem kedua terkait konflik petinggi klub yang dipimpin oleh Josep Maria Bartomeu cs, dugaan penggunaan buzzer sosial media untuk menyerang citra Messi, Busquets, Pique dan para pemain senior hingga konflik direktur olahraga, Eric Abidal vs Messi.

Selanjutnya, tentu perekrutan pemain secara asal-asalan.

Pertengahan musim 2019-20 lalu, Barcelona merekrut penyerang medioker, Martin Braithwaithe dari Leganes, alih-alih membeli penyerang top atau menggunakan jasa didikan akademi sendiri.

Namun, sekalinya merekrut pemain top seperti Antoine Griezmann, Barcelona pun seolah-olah menyia-nyiakan bakat peraih juara Piala Dunia 2018 bersama Prancis itu dengan membangku cadangkannya.

Baca: Terjerat Kasus Sengketa Transfer, Antoine Griezmann Bisa Dilarang Perkuat Barcelona di Liga Spanyol

Baca: Takut Tertular Covid-19, Lionel Messi Gunakan Tempat Tidur Khusus Anti Virus Corona

Diluar itu, ternyata kedatangan Griezzman tak direstui Messi dan hal ini pun menjadi masalah tersendiri di Barcelona karena pengaruh sang kapten yang keterlaluan.

Messi kini disebut mendikte Barcelona mulai dari penentuan pelatih, gaya atau cara bermain tim hingga menyetujui/tidak menyetujui ketika seorang pemain hendak direkrut klubnya.

Peran dan pengaruh terlalu besar dari Messi ini pun secara tidak langsung, berdampak pada situasi Barcelona saat ini.

Semua akumulasi masalah ini pun tertuang pada laga perempat final kontra Bayern Muenchen.

Lionel Messi. Masa depan masih belum jelas, meski Ronald Koeman sangat menginginkan La Pulga berada di Barcelona. (AFP)

Barcelona mengalami kekalahan sangat memalukan dari Bayern Muenchen dengan skor 2-8 dalam laga perempat final Liga Champions di Estadio Da Luz, Portugal, Jumat (14/8/2020) atau Sabtu dini hari WIB lalu.

Barcelona gagal meraih satu pun gelar di semua ajang yang mereka ikuti.

Di Liga Spanyol, The Catalans disalip Real Madrid hingga menuntaskan kejuaraan sebagai runner-up.

Di Copa del Rey, Barca cuma sampai perempat final karena disingkirkan Athletic Bilbao secara menyakitkan akibat gol bunuh diri menit-menit terakhir.

Di Piala Super Spanyol, comeback brilian Atletico Madrid, juga di menit-menit terakhir, mengirim skuad Blaugrana pulang lebih awal pada semifinal.

Puncaknya, dalam ajang yang diharapkan menghasilkan gelar terakhir musim ini, Liga Champions, anak asuh Quique Setien dipermak Bayern dengan margin 6 gol.

Musim penuh gejolak dan bencana bagi Barca disertai momen pergantian pelatih dan sejumlah konflik di jajaran manajemen.

Efeknya bagi Messi, kiprah musim ini menjadi periode terburuknya semenjak memperkuat tim utama Barca.

Baca Juga: Dibantai Bayern Muenchen 8-2, Rio Ferdinand Klaim Lionel Messi Pertimbangkan Pergi dari Barcelona

Kali terakhir Messi melalui perjalanan semusim tanpa satu pun trofi adalah pada 2007-2008.

Kala itu, Messi baru berusia 20-21 tahun dan masih memakai nomor punggung 19 karena angka 10 dikenakan playmaker legendaris, Ronaldinho.

Kendati begitu, bisa dibilang musim 2007-2008 pun lebih baik untuk Barca dibandingkan musim ini.

Tim asuhan Frank Rijkaard memang finis di peringkat ketiga klasemen Liga Spanyol, segaris di bawah pencapaian musim ini.

Namun, mereka mencapai tahap lebih jauh di Copa del Rey (semifinal) dan Liga Champions (semifinal).

Musim tersebut akhirnya menjadi pemicu revolusi besar-besaran di Barca.

Itulah akhir penanda era Rijkaard, juga sederet jagoan klub seperti Ronaldinho dan Deco.

Baca: Diego Jr Sebut Maradona Dewa Sepak Bola, Messi Juga Hebat tapi Masih dari Kalangan Manusia

Baca: Lionel Messi Patah Hati dan Curhat Alasan Barcelona Tampil Buruk hingga Kalah Bersaing dengan Madrid 

Secara berani, manajemen Barca mempromosikan Pep Guardiola sebagai pelatih tim utama, merekrut Gerard Pique, mencomot Sergio Busquets dari Barca B, dan memberikan nomor 10 kepada Messi.

Hasilnya adalah sejarah yang menjelaskan.

Guardiola memberi treble winners di musim pertamanya yang membuka era baru kejayaan Barcelona.

Apakah revolusi serupa bakal dilakukan Barcelona musim depan?

"Apakah ini akhir sebuah era? Saya tidak tahu. Pastinya, kami tahu bahwa tim ini sedang berada di titik terendah," ucap Pique, mengutip dari situs UEFA via Bolasport.com.

(Tribunnewswiki.com/Ris)

Sebagian artikel tayang di Bolasport.com berjudul Dua Kalimat Koeman yang Bikin Messi Emosi dan Mau Tinggalkan Barcelona



Penulis: Haris Chaebar
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer