Tak Ada Tambahan Kasus Covid-19 dalam 2 Minggu, Beijing Perbolehkan Warga Keluar Tanpa Pakai Masker

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Orang-orang membawa barang keluar dari pasar makanan laut Jingshen di Beijing pada 13 Juni 2020. Pasar ditutup untuk desinfeksi dan penyelidikan pada 12 Juni setelah ditemukan bahwa seorang pasien virus corona yang baru diidentifikasi telah mengunjunginya.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - China mulai melonggarkan protokol kesehatan untuk mengantisipasi Covid-19.

Kini Beijing mulai memperbolehkan penduduk keluar tanpa masker.

Pemerintah Kota Beijing merilis pedoman pengendalian dan pencegahan penyakit yang baru, Kamis (20/8/2020).

Diberitakan Kontan, dalam pedoman itu, orang diperbolehkan pergi tanpa menggunakan masker.

Meski demikian, masker tetap harus digunakan jika berhubungan dekat dengan orang lain.

Pedoman baru ini menyusul dua minggu tanpa kasus baru di ibu kota China.

Seorang pria di Beijing menjalani tes swab, Rabu (1/7/2020). Hasil studi para peneliti Harvard menyatakan bahwa strain virus corona di Beijing mungkin berasal dari Asia Tenggara. (WANG Zhao / AFP)


Baca: Papua Nugini Menolak Kedatangan Pekerja China yang Telah Disuntik Vaksin Covid-19

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Beijing juga merekomendasikan, jika bersin dan batuk, warga harus menutupnya dengan menggunakan siku tangan atau tisu.

Dalam kegiatan di luar ruangan, penduduk tidak boleh meludah ke tanah. Lalu, sekresi mulut dan hidung serta dahak harus ditutup dengan kertas dan dibuang ke tempat sampah. Dan, warga harus mencuci tangan dengan bersih segera setelah kembali ke rumah.

Pesta Kolam di Wuhan

Foto tertanggal 15 Agustus 2020 menunjukkan orang-orang menonton pertunjukan musik sambil bermain air di Wuhan, Provinsi Hubei, China. (STR / AFP via Kompas.com)

Pelonggaran protokol di Wuhan bahkan lebih mencengangkan.

Sebuah pesta kolam air besar-besaran yang diadakan di Wuhan dibanjiri kritik dari seluruh dunia.

Namun, China tetap memberi pembelaan, seperti diberitakan Kompas.com.

Pesta kolam di taman air itu dihadiri ribuan orang untuk merayakan kembalinya kehidupan normal di sana.

Baca: Rusia Unjuk Gigi dengan Sputnik V, China Ikut Rilis Vaksin Covid-19 bernama Ad5-nCoV

Pihak berwenang pada Kamis (20/8/2020) mengatakan, itu menunjukkan seberapa baik China menangani wabah virus corona ini.

Foto-foto dan video pesta musik pada akhir pekan di Wuhan itu menjadi viral, lantaran kota tersebut adalah lokasi kasus pertama virus corona pada Desember 2019.

Namun saking ramainya pengunjung yang datang bahkan berdesakan di dalam kolam, tanggapan negatif muncul dari seluruh dunia di mana sebagian masih terjebak lockdown.

Judul "Hidup di pantai Wuhan di saat dunia terdampak virus" dipajang sebagai headline halaman depan Daily Telegraph Australia.

Orang-orang berkerumun di water park atau taman air, Wuhan, Hubei, China pada 15 Agustus 2020 lalu. Covid-19 tak lagi menjadi penghalang bagi warga Wuhan. (STR/AFP)


Baca: Tim WHO Wawancarai Ilmuwan Wuhan tentang Asal-usul Virus Corona, Apa Saja yang Dibicarakan?

Beberapa judul berita utama media internasional lainnya juga bernada sama, sedangkan komentar di media sosial sangat beragam.

Surat kabar pemerintah China Global Times menyebut itu "anggur asam" di luar negeri.

Seorang pengguna Twitter menyebut acara itu "sangat tidak bertanggung jawab", sedangkan yang lain berkata "mustahil" itu tidak akan menyebabkan lebih banyak kasus virus corona.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pesta Kolam di Wuhan Dikritik Seluruh Dunia, Begini Pembelaan China"

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur)



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi

Berita Populer