Papua Nugini Menolak Kedatangan Pekerja China yang Telah Disuntik Vaksin Covid-19

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang perempuan menerima vaksin eksperimental Covid-19 dari Yaquelin De La Cruz di Research Centers of America (RCA), Hollywood, Florida, Amerika Serikat, pada 13 Agustus 2020. Papua Nugini menolak kedatangan pekerja China yang telah diberi vaksin Covid-19.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Papua Nugini melarang kedatangan pekerja pertambangan dari China yang telah diberi vaksin eksperimental Covid-19.

Mereka adalah pekerja tambang perusahaan Ramu Nickel milik China yang beropersi di Provinsi Madang, Papua Nugini.

Dilansir dari The Guardian, (21/8/2020), sejumlah pekerja itu rencananya didatangkan dari China menggunakan sebuah pesawat.

Namun, penerbangan itu dibatalkan oleh David Manning, komisioner polisi dan pengendali pandemi.

Dia khawatir karena mereka telah diberi vaksin uji coba yang belum disetujui.

Pemilik Ramu NiCo melaporkan kepada Departemen Kesehatan Papua Nugini bahwa 48 pekerjanya telah divaksinasi dengan vaksin Covid-19 pada 10 Agustus lalu.

Baca: Mutasi Corona D614G Terdeteksi di Asia Tenggara dan 10 Kali Lebih Menular, Vaksin Tetap Efektif?

Heather Lieberman (kiri) menerima vaksinasi Covid-19 dari Yaquelin De La Cruz di Research Centers of America di Hollywood, Florida, Amerika Serikat, pada 13 Agustus 2020. (CHANDAN KHANNA / AFP)

Perusahaan itu mengatakan para pekerjanya mungkin postif Covid-19 jika dites pada saat kedatangan mereka di Papua Nugini karena antibodi yang dihasilkan dalam merespons vaksin.

Manning mengatakan negaranya belum diberi informasi mengenai uju coba itu, dan melarang penerbangan itu memasuki Papua Nugini.

"Mengingat kurangnya informasi mengenai uji coba itu dan risiko atau ancaman yang mungkin ditimbulkan kepada rakyat kami jika mereka datang ke negara kami, saya kemarin membatalkan penerbangan untuk memastikan bahwa kami terus bertindak demi kepentingan terbaik rakyat dan negara kami," kata Manning, dikutip dari The Guardian.

"Sampai pemerintah China melalui kedutaan China di Port Moresby memberikan informasi itu, saya akan dibimbing oleh pakar kesehatan dan kedokteran kami di sini tentang apa langkah yang cocok diambil saat mempertimbangkan permohonan dari warga negara China, yang telah diberi vaksin percobaan, memasuki negara ini," katanya menambahkan.

Manning telah menyurati duta besar China di Port Moresby dan Ramu Nickel untuk mencari klarifikasi uji coba vaksin itu.

Baca: Institut Jerman Paul Ehrlich Sebut Vaksinasi Virus Corona Bisa Dimulai Awal 2021

Papua Nugini juga telah menerapkan langkah baru melalui undang-undang pandemi nasional,

Mereka melarang uji coba vaksin di negara itu dan pemberian vaksin yang belum disetujui atau intervensi farmasi kepada siapa pun di Papua Nugini.

Siapa pun yang datang ke Papua Nugini menyatakan dirinya telah menerima vaksin di luar negeri, tidak akan dibebaskan dari karantina ketat negara itu dan pengetesan.

Hingga saat ini belum ada vaksin Covid-19 yang disetujui.

Gambar selebaran yang dikeluarkan oleh kantor pers Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo menunjukkan seorang sukarelawan yang menerima vaksin COVID-19 selama tahap uji coba vaksin yang diproduksi oleh perusahaan Cina Sinovac Biotech di Hospital das Clinicas (HC) di negara bagian Sao Paulo, Brasil, pada 21 Juli 2020. - Uji coba vaksin akan dilakukan di Brasil dalam kemitraan dengan Brasil Research Institute Butanta. ((Foto oleh Handout / Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo/AFP))

Namun, sejumlah perusahaan China sedang berlomba membuatnya.

Delapan dari 21 vaksin yang sedang diuji klinis dikembangkan oleh perusahaan China.

Sementara itu, jumlah kasus Covid-19 di Papua Nugini relatif sedikit jika menggunakan standar global.

Hingga kini hanya ada 361 kasus dan tiga kematian.

Halaman
12


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer