Sebut Kasus Covid-19 di Selandia Baru Mengerikan, Donald Trump Dibalas PM Jacinda Ardern

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada 12 Agustus 2020 berbicara kepada media mengenai kasus Covid-19 kembali muncul di negara itu. Ardern pada Selasa, (18/8/2020), membalas komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyebut kasus Covid-19 di Selandia Baru mengerikan.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, pada Selasa, (18/8/2020), membalas komentar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Donald Trump mengatakan Selandia Baru sedang mengalami lonjakan tinggi kasus Covid-19.

Ardern kemudian membalas Trump dan menyebut apa yang dikatakan Trump "jelas salah".

Presiden tersebut memicu keributan di Selandia Baru ketika dirinya berkata kepada banyak orang di Minnesota bahwa Selandia Baru kini berada dalam cengkeraman "mengerikan" lonjakan kasus Covid-19, setelah sebelumnya berhasil memberantas penyakit itu.

Ada 13 tambahan kasus baru di Selandia Baru pada Selasa ini.

Dengan demikian, total kasus terkonfirmasi positif di negara itu menjadi 1.293 dan ada 22 orang yang meninggal.

Baca: Tak Ada Transmisi Lokal, Selandia Baru Pertimbangkan Kargo Impor sebagai Asal Klaster Baru Covid-19

Seorang pria bermasker berjalan di kawasan pusat bisnis Wellington, Selandia Baru, pada 12 Agustus 2020. Kasus baru Covid-19 muncul di negara itu pada 11 Agustus 2020 setelah tidak ada laporan kasus selama tiga bulan. (MARTY MELVILLE / AFP)

Sementara itu, AS masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak, yakni 5,2 juta dan ada 170.000 kematian akibat infeksi corona.

"Kalian lihat apa sedang terjadi di Selandia Baru?" kata Trump.

"Mereka mengalahkannya, mereka mengalahkannya, itu seperti di [berita] halaman depan, mereka mengalahkannya ... karena mereka ingin menunjukkan sesuatu kepadaku.

"Masalahnya adalah ... lonjakan tinggi di Selandia Baru, kalian tahu itu mengerikan ... Kita tak ingin seperti itu."

Perdana Menteri itu kemudian mengatakan sejumlah kecil kasus Covid-19 harian di Selandia Baru tidak dapat dibandingkan dengan kasus harian di AS yang mencapai puluhan ribu.

Baca: Rayakan Situasi Kembali Normal dari Pandemi Covid-19, Warga Wuhan Tumpah Ruah Berkumpul di Taman Air

"Saya pikir setiap orang mengikuti [berita] Covid-19 dan penularannya secara global akan dengan mudah melihat bahwa sembilan kasus dalam sehari di Selandia Baru tidak bisa dibandingkan dengan puluhan ribu kasus di AS, dan pada kenyataannya tidak dapat dibandingkan dengan kebanyakan negara di dunia," kata Ardern kepada wartawan.

"Jelas itu salah," kata dia membalas komentar Trump.

Dia juga berujar bahwa negaranya masih menjadi salah satu negara terbaik dalam merespons pandemi Covid-19.

Tak Ada Transmisi Lokal, Selandia Baru Pertimbangkan Kargo Impor sebagai Asal Klaster Baru Covid-19

Semetara itu, para pejabat Selandia Baru menyelidiki kemungkinan kasus baru Covid-19 di negara itu berasal dari kargo impor.

Klaster baru Covid-19 muncul setelah Selandia Baru tidak melaporkan adanya infeksi baru dalam tiga bulan terakhir.

Dilansir dari Reuters, (12/8/2020), adanya empat anggota keluarga di Auckland yang terinfeksi membuat Perdana Menteri Jacinta Ardern kembali memberlakukan pembatasan ketat di kota itu.

Selain itu, pembatasan sosial juga diberlakukan di seluruh Selandia Baru.

Sumber penularan baru membingungkan para pejabat kesehatan.

Mereka percaya tidak ada penularan lokal virus corona di Selandia Baru selama 102 hari.

Baca: Vladimir Putin Umumkan Vaksin Covid-19 Buatan Rusia Efektif Kembangkan Imun Tubuh Relawan

"Kami sedang bekerja keras untuk mengetahui bagaimana keluarga ini terinfeksi," kata Direktur Kesehatan Ashley Bloomfield.

Ilustrasi virus corona (Pixabay/Tumisu)

Ada penyelidikan mengenai kemungkinan virus itu berasal dari kargo impor.

Bloomfield mengatakan tes permukaan sedang dilakukan di cool store (tempat dingin yang digunakan untuk menyimpan makanan) tempat pria dari keluarga yang terinfeksi itu bekerja.

"Kami tahu virus itu bisa bertahan di tempat berpendingin untuk beberapa waktu," kata Bloomfield saat konferensi media televisi.

Pemilik cool store itu adalah Americold Realty Trust yang bermarkas di Atlanta, Amerika Serikat (AS).

Americold Realty Trust merupakan spesialis tempat penyimpanan berpendingin dan beroperasi di AS, Kanada, Argentina, Australia, dan Selandia Baru.

Baca: Vladimir Putin Umumkan Perkembangan Vaksin Covid-19, Klaim Rusia Negara Pertama yang Produksi Vaksin

Richard Winnall, Direktur Pelaksana Americold Selandia Baru, mengatakan kepada surat kabar NZ Herald bahwa pria yang terinfeksi telah cuti sakit selama beberapa hari.

Sementara itu, para karyawan telah dipulangkan untuk diperiksa.

Kasus virus corona terdeteksi di seafood beku impor di China

Dalam beberapa pekan terakhir, China telah melaporkan adanya virus corona yang terdeteksi di kemasan makanan laut beku yang diimpor.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui situs resminya mengatakan hingga saat ini tidak ada kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang ditularkan melalui makanan atau kemasan makanan.

Namun, penelitian menunjukkan virus itu bisa bertahan sampai 72 jam di permukaan plastik.

Baca: Norwegia Bantah dan Klarifikasi Temuan China soal Virus Corona Berasal dari Salmon Impor di Beijing

Penduduk Auckland yang berjumlah sekitar 1,7 juta jiwa hanya diberikan waktu beberapa jam untuk bersiap kembali ke pembatasan tingkat tiga pada Rabu (12/8/2020).

Mereka diharuskan tetap di rumah dan hanya pergi jika ada kepentingan mendesak.

Ardern mengatakan penguncian masih menjadi respons terbaik dan sejauh ini masih bekerja,

Wilayah lainnya di Selandia Baru kembali ke pembatasan tingkat 2 yang sedikit lebih longgar.

Pembatasan ini akan berlangsung hingga Jumat.

Polisi memasang penghalang jalan untuk mencegah migrasi massal dari Auckland, sedangkan supermarket menjatah beberapa produk bahan pokok.

Baca: Seorang Pengusaha di AS Nekat Gunakan Dana Bantuan Covid-19 untuk Membeli Lamborghini

Antrean panjang muncul di pusat pengetesan Covid-19 di kota itu.

Ardern mengatakan kabinetnya akan memutuskan langkah selanjutnya pada Jumat mendatang.

Dua dari anggota keluarga tersebut sempat mengunjungi tempat wisata di Kota Roturua, sekitar tiga jam perjalanan ke selatan Auckland.

Keduanya memiliki gejala, dan yang ketiga sempat pergi bekerja di perusahaan keuangan di Auckland juga memiliki gejala.

Ada lebih dari 200 orang teridentifikasi berkontak dengan keluarga itu dan pejabat kesehatan bersiap mengetes puluhan ribu orang dalam beberapa hari mendatang.

Baca: Khawatir Monopoli oleh Negara Besar, WHO Minta Tidak Ada Nasionalisme Penemuan Vaksin Covid-19

(Tribunnewswiki/Tyo)



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer