Musim 2019-20, Barcelona tak mampu meraih satu gelar pun dari Liga Spanyol, Copa del Rey, Liga Champions dan bahkan Piala Super Spanyol.
Ternyata, Barcelona memiliki berbagai masalah penting dibalik kegagalan mereka pada musim 2019-20.
Salah satunya adalah sektor kepelatihan.
Kekalahan telak Barcelona dari Bayern Muenchen dengan skor 2-8 pada laga perempat final Liga Champions menjadi petaka bagi Quique Setien.
Pasalnya, hasil tersebut membuat Barcelona tak ingin lagi menggunakan jasa pelatih asal Spanyol itu.
Kabar tentang didepaknya Setien dari kursi kepelatihan tim raksasa Catalunya bahkan sudah muncul sejak satu jam dari berakhirnya laga melawan Muenchen.
Pakar transfer Sky Sports, Fabrizio Romano, kali pertama menyampaikan kabar tersebut dalam akun Twitter pribadinya.
Baca: Dirumorkan ke Barcelona, Berikut Ini 3 Klub Eropa yang Pernah Berniat Pasangkan Ronaldo dan Messi
Baca: Konflik Akibat Virus Corona Sebabkan Enam Direktur Klub Barcelona Undur Diri
"Barcelona telah memutuskan untuk memecat Quique Setien setelah kekalahan kontra Bayern Muenchen. Dia tak akan menjadi pelatih musim depan," tulis Fabrizio Romano pada Sabtu (15/8/2020).
Sementara itu, Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu, juga mengonfirmasi kabar pemecatan tersebut.
Melansir dari BBC, Josep Bartomeu telah berbicara kepada stasiun radio Spanyol Cadena, COPE, bahwa Setien telah dipecat.
Keputusan tersebut diambil setelah Bartomeu bertemu dengan Direktur Olahraga klub, Eric Abidal, bersama tangan kanannya, Ramon Planes, pada Minggu (16/8/2020) malam waktu setempat.
Barcelona dikabarkan akan mengumumkan kabar tersebut secara resmi pada konferensi pers hari ini, Senin (17/8/2020) sore waktu setempat.
Untuk menggantikan Setien, Barca disebut sudah menyiapkan tiga kandidat.
Dua di antara kandidat pengganti Setien tersebut merupakan legenda Barcelona, Xavi Hernandez dan Ronald Koeman.
Sementara itu, satu nama lainnya adalah mantan juru taktik Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettio.
Pakar sepak bola Spanyol, Guillem Balague, mengatakan bahwa Barca telah mendekati Mauricio Pochettino.
Baca: Performa Lembek, Manajemen Juventus Incar Guardiola dan Allegri Sebagai Pelatih Baru
Baca: Barcelona Ingin Kurangi Gaji Akibat Dampak Corona, Messi Cs Dikabarkan Menolak
Akan tetapi, Ronald Koeman diperkirakan menjadi calon terkuat untuk mengambil alih kursi kepelatihan Klub.
"Dewan Klub akan bertemu besok dan Setien akan dipecat," kata Balague pada Minggu (16/8/2020) waktu setempat.
"Mereka harus segera memilih pelatih karena dalam dua minggu pramusim dimulai dan Koeman bisa menjadi orang yang tepat."
"Dia mengatakan tidak untuk tawaran pada Januari, tetapi ini berbeda. Saya pikir situasi kesehatannya mungkin berperan."
"Diskusi mungkin berlangsung, kita mungkin mendengarnya besok, tetapi dia perlu berpisah dari tim nasional sehingga kita masih menunggu itu terjadi."
"Dia adalah nama yang akan, kurang lebih, membuat semua orang bahagia," tutur Balague menambahkan.
Seperti diketahui, Barca sempat memberi tawaran kepada Koeman untuk menggantikan Ernesto Valverde yang dipecat pada Januari lalu.
Namun, Koeman menolak tawaran tersebut lantaran mempunyai janji kepada timnas Belanda di Euro 2020.
Meskipun begitu, peraih empat gelar Liga Spanyol dan satu trofi Liga Champions bersama Barca ini tak menampik bahwa dirinya ingin kembali ke Camp Nou sebagai pelatih suatu hari nanti.
Sementara itu, pada Mei silam, Koeman sempat dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami masalah jantung.
Pria yang ditunjuk sebagai pelatih Belanda pada Februari 2018 ini akhirnya pulih dan setelah itu merasa bugar kembali.
Adapun Pochettino, yang telah menganggur sejak dipecat oleh Spurs setelah lima tahun bertugas, juga dikaitkan dengan peran untuk menggantikan Setien.
Menurut Balague, Pochettino masuk bursa pencalonan tetapi penunjukannya tidak akan mudah diterima dengan baik oleh para penggemar karena rekam jejaknya sebagai pemain dan pelatih untuk rival lokal Espanyol.
Bahkan, Pochettino sendiri pernah mengungkapkan dirinya tidak akan pernah mau melatih Barcelona sepanjang hidupnya, karena keteritakan emosional dengan Espanyol.
Sebaliknya, keberadaan Koeman dimungkinkan untuk mengawal "tahun transisi" sebelum kedatangan Xavi Hernadez di Camp Nou.
Saat ini, Xavi yang pernah meraih delapan gelar Liga Spanyol dan empat gelar Liga Champions bersama Barca ini sedang menangani klub Al Sadd di Qatar.
Nama lain yakni Francisco Garcia Pimienta, pelatih Barcelona B,
Kandidat ini muncul, mengingat bisa jadi deja vu penunjukkan Pep Guardiola pada musim 2009-09 yang sangat sukses di Barcelona akan terluang,
Kala itu, Guardiola dipromosikan dari pelatih Barca B ke tim senior. Hasilnya, dia sangat berprestasi.
Hal ini pun memicu manajemen Barcelona mengulang kembali peristiwa tersebut dengan menunjuk Garcia Pimienta untuk melatih Frankie De Jong dkk.
Barcelona mengalami kekalahan sangat memalukan dari Bayern Muenchen dengan skor 2-8 dalam laga perempat final Liga Champions di Estadio Da Luz, Portugal, Jumat (14/8/2020) atau Sabtu dini hari WIB lalu.
Selain itu, musim 2019-20 juga merupakan masa yang buruk bagi Barcelona mengingat mereka mengakhiri musim tanpa gelar satupun ditangan.
Tak ayal, situasi tak menggembirakan ini pun lagi-lagi menghembuskan rumor kepergian Messi dari Camp Nou, markas Barcelona.
Seperti diketahui, Messi memiliki klausul didalam kontrak yang mengizinkan dirinya hengkang secara gratis pada 2021.
Di akhir musim 2020-21, kapten timnas Argentina bisa dengan sukarela untuk pergi dari Barcelona akibat adanya klausul tersebut.
Akan tetapi, Messi disebutkan sudah tak tahan lagi dan ingin segera lebih meninggalkan klub raksasa Catalunya.
Sebelumnya, Messi mengultimatum bahwa dirinya akan hengkang jika Barcelona tak melakukan perombakan besar-besaran dari segi manajemen, perekrutan pemain, maupun pelatih.
Namun, menurut laporan Esporte Interativo, peraih 6 kali Ballon d'Or ini tidak mau menunggu perubahan dan ingin pergi segera.
Baca: Tanpa Satupun Gelar Juara di Musim 2019-20, Berikut Ini Masalah Akut di Balik Kehancuran Barcelona
Baca: Dirumorkan ke Barcelona, Berikut Ini 3 Klub Eropa yang Pernah Berniat Pasangkan Ronaldo dan Messi
"Saya belum pernah melihat Leo begitu bertekad untuk pergi seperti sekarang," kata orang dalam yang dekat dengan Messi, mengutip dari Esporte Interativo.
Esporte Interativo sendiri merupakan media Brasil yang pertama mengungkapkan kabar tentang kepergian Neymar dari Barcelona ke Paris Saint-Germain pada 2017.
Messi sendiri dihadapkan terhadap banyak pilihan jika ingin hengkang dari Barcelona.
Sebelumnya, diketahui Messi dan keluarganya mencari properti di Kota Milan, Italia.
Kabar bahwa sang megabintang akan pindah ke Italia pun semakin deras dan kencang.
Jika Messi membeli rumah di Milan, besar kemungkinan calon klub kapten timnas Argentina itu tak jauh dari AC Milan dan Inter Milan, atau Juventus yang juga masih berada di kawasan utara Italia.
Di usia ke-33, Messi kini tidak bisa berlari sekencang seperti sedia kala.
Bermain di Serie A Italia tentu merupakan pilihan logis bagi Messi.
Tempo permainan yang lebih lambat dari Liga Spanyol pun dirasa akan cocok dengan kaki-kaki tuanya yang tak setahan beberapa tahun lalu.
Di Barcelona saat ini pun, Messi lebih berperan sebagai playmaker permainan yang beroperasi di area tengah-depan lini serang, alih-alih menjadi penyerap sayap kanan seperti sebelum-sebelumnya.
Kepindahan Messi dari Barcelona, sebenarnya merupakan perjudian terbesar bagi klub tersebut pada abad ini.
Kualitas super seorang Lionel Messi tentu tak diragukan lagi.
Di usia 33, skill dalam mengolah bola masih mumpuni, meski stamina dan kecepatan Messi sudah tak lagi seprima 5 atau 7 tahun lalu.
Disisi lain, membiarkan Messi pergi juga bisa jadi merupakan cara agar Barcelona kembali bangkit.
Meski diakui bahwa kualitas Messi tak pernah diragukan, pengaruh pria kelahiran Rosario ini terlalu besar.
Messi disebut ikut menentukan dalam berbagai hal. Mulai dari memilih pelatih, menguasai kepemimpinan ruang ganti, menentukan cara bermain dan bahkan menerima/menolak rekomendasi manajemen Barcelona ketika hendak merekrut pemain.
Salah satu peristiwa krusial adalah penolakan Messi terhadap rencana perekrutan Antoine Griezmann pada awal musim 2019-20 ini.
Faktanya, di lapangan pun terlihat bahwa Griezmann agaj "dikucilkan" dari skema permainan Barcelona.
Bagi Barcelona, melepas Messi bisa menjadi solusi penting mengingat kepergiannya akan diikuti oleh gerbong "antek" Messi lain didalam tim seperti Gerard Pique, Sergio Busquets dan Jordi Alba.
Namun, jika Messi ingin pindah, tentu tidak hanya satu dua klub yang berusaha menggodanya.
Baca: Selain ke PSG, Cristiano Ronaldo Ditawarkan ke Barcelona oleh Juventus: Potensi Duet dengan Messi?
Baca: Gagal Juara Liga Spanyol dan Dikritik oleh Messi, Pelatih Barcelona Terancam Dipecat Akhir Musim Ini
Pindah ke Liga Inggris juga bisa menjadi opsi bagi Messi.
Eks pemain Liverpool yang kini jadi pengamat sepak bola, Graeme Souness, percaya bahwa ini merupakan waktu yang tepat bagi Manchester United atau Manchester City untuk merekrut Lionel Messi.
"Lionel Messi tampak seperti orang yang sudah cukup untuk membawa tim itu."
"Tanpa dia, mereka bahkan tidak akan cukup bagus untuk lolos ke Liga Champions," kata Graeme Souness.
"Ini akan menjadi minggu yang sempurna untuk mengajukan tawaran untuk pemain Argentina berusia 33 tahun itu dan saya dapat dengan mudah melihatnya bermain di Manchester United atau Manchester City," ujarnya menambahkan.
Messi sendiri pernah dikaitkan dengan Man City ketika Barcelona kehilangan gelar Piala Super Spanyol dan disingkirkan Athletic Bilbao pada perempat final Copa del Rey.
Saat itu, Messi juga terlibat perseteruan dengan Eric Abidal selaku direktur olahraga klub.
Sebagian artikel tayang di Bolassport.com berjudul 3 Kandidat Pengganti Quique Setien, Ada Nama Legenda Barcelona