Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sejarah kemerdekaan Indonesia tak bisa dilepaskan dari naskah proklamasi.
Naskah ini memiliki sejarah yang panjang.
Selain itu, ada beberapa versi penulisan.
Pertama, konsep naskah ditulis oleh Ir Soekarno pada selembar kertas blocknote berwarna putih.
Sementara itu, versi lain sudah diketik dengan rapi oleh Sayuti Melik. (1)
Baca: Naskah Asli Teks Proklamasi Tulisan Tangan Soekarno Bakal Ditampilkan saat Peringatan HUT ke-75 RI
Penyusunan di Rengasdengklok
Proklamasi tidak bisa dilepaskan dengan Peristiwa Rengasdengklok, yang bermula dari persilangan pendapat antara golongan tua dan golongan muda.
Golongan muda menganggap golongan tua terlalu kompromis dan hanya menunggu kemerdekaan dari Jepang.
Sebaliknya, golongan muda ingin segera dilakukan proklamasi.
Mereka tak rela mendapat hadiah kemerdekaan dari Jepang.
Kemudian mereka membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.
Di sana, mereka mulai merundingkan proklamasi kemerdekaan. (2)
Baca: 17 AGUSTUS: Laksamana Maeda, Perwira Tinggi Jepang yang Berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan
Penulisan
Penulisan naskah proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Maeda.
Di ruang makan Laksamana Maeda dirumuskan naskah proklamasi kemerdekaan yang merupakan pemikiran tiga tokoh, yaitu Soekarno, M. Hatta, dan Achmad Soebardjo.
Bung Hatta dan Achmad Soebardjo menyampaikan gagasan secara lisan.
Sementara Bung Karno bertindak sebagai penulis konsep naskah.
Penulisan disaksikan oleh golongan muda yang diwakili Sukarni, Sudiro, dan BM Diah.
Selain itu, pihak Jepang diwakili oleh Miyoshi dan S Nishijima.
Soekarno kemudian membacakan naskah tersebut.
Para pemua yang berada di luar ingin Bung Karno membaca dengan keras.
Akan tetapi, S Nishijuma tidak mengizinkannya.
Hal itu demi menghindari konflik dengan tentara Jepang. (3)
Baca: Rengasdengklok hingga Alasan Pemilihan 17 Agustus, Berikut Peristiwa Penting Jelang Proklamasi
Pengetikan
Naskah kemudian diketik di Ruang Pengetikan Teks Proklamasi oleh Sayuti Melik.
Setelah selesai diketik, teks proklamasi segera dibawa kembali ke ruang pengesahan atau penandatanganan naskah proklamasi.
Di ruang ini, naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Peristiwa ini berlangsung menjelang waktu subuh, hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan pada bulan suci Ramadan.
Setelah naskah proklamasi ditandatangani, tim perumus membicarakan mengenai tempat pembacaan naskah proklamasi. (3)