Masalah Barcelona Terlalu Banyak dan Genting, Termasuk Keberadaan Messi Sendiri: Akankah Dia Pindah?

Penulis: Haris Chaebar
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ekspresi kekecewaan Lionel Messi. Dalam klausul kontraknya, Messi bisa saja pindah dari Barcelona pada 2021 secara bebas transfer.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Barcelona mengalami kekalahan sangat memalukan dari Bayern Muenchen dengan skor 2-8 dalam laga perempat final Liga Champions di Estadio Da Luz, Portugal, Jumat (14/8/2020) atau Sabtu dini hari WIB lalu.

Selain itu, musim 2019-20 juga merupakan masa yang buruk bagi Barcelona mengingat mereka mengakhiri musim tanpa gelar satupun ditangan.

Tak ayal, situasi tak menggembirakan ini pun lagi-lagi menghembuskan rumor kepergian Messi dari Camp Nou, markas Barcelona. 

Seperti diketahui, Messi memiliki klausul didalam kontrak yang mengizinkan dirinya hengkang secara gratis pada 2021. 

Di akhir musim 2020-21, kapten timnas Argentina bisa dengan sukarela untuk pergi dari Barcelona akibat adanya klausul tersebut.

Akan tetapi, Messi disebutkan sudah tak tahan lagi dan ingin segera lebih meninggalkan klub raksasa Catalunya. 

Sebelumnya, Messi mengultimatum bahwa dirinya akan hengkang jika Barcelona tak melakukan perombakan besar-besaran dari segi manajemen, perekrutan pemain, maupun pelatih. 

Namun, menurut laporan Esporte Interativo, peraih 6 kali Ballon d'Or ini tidak mau menunggu perubahan dan ingin pergi segera. 

Baca: Tanpa Satupun Gelar Juara di Musim 2019-20, Berikut Ini Masalah Akut di Balik Kehancuran Barcelona

Baca: Dirumorkan ke Barcelona, Berikut Ini 3 Klub Eropa yang Pernah Berniat Pasangkan Ronaldo dan Messi

"Saya belum pernah melihat Leo begitu bertekad untuk pergi seperti sekarang," kata orang dalam yang dekat dengan Messi, mengutip dari Esporte Interativo. 

Esporte Interativo sendiri merupakan media Brasil yang pertama mengungkapkan kabar tentang kepergian Neymar dari Barcelona ke Paris Saint-Germain pada 2017. 

Messi sendiri dihadapkan terhadap banyak pilihan jika ingin hengkang dari Barcelona.

Sebelumnya, diketahui Messi dan keluarganya mencari properti di Kota Milan, Italia.

Lionel Messi, memiliki klausul bebas pindah dari Barcelona. (fcbarcelonanoticias.com)

Kabar bahwa sang megabintang akan pindah ke Italia pun semakin deras dan kencang.

Jika Messi membeli rumah di Milan, besar kemungkinan calon klub kapten timnas Argentina itu tak jauh dari AC Milan dan Inter Milan, atau Juventus yang juga masih berada di kawasan utara Italia.

Di usia ke-33, Messi kini tidak bisa berlari sekencang seperti sedia kala.

Bermain di Serie A Italia tentu merupakan pilihan logis bagi Messi.

Tempo permainan yang lebih lambat dari Liga Spanyol pun dirasa akan cocok dengan kaki-kaki tuanya yang tak setahan beberapa tahun lalu.

Di Barcelona saat ini pun, Messi lebih berperan sebagai playmaker permainan yang beroperasi di area tengah-depan lini serang, alih-alih menjadi penyerap sayap kanan seperti sebelum-sebelumnya.

Kepindahan Messi dari Barcelona, sebenarnya merupakan perjudian terbesar bagi klub tersebut pada abad ini.

Kualitas super seorang Lionel Messi tentu tak diragukan lagi. 

Di usia 33, skill dalam mengolah bola masih mumpuni, meski stamina dan kecepatan Messi sudah tak lagi seprima 5 atau 7 tahun lalu.

Disisi lain, membiarkan Messi pergi juga bisa jadi merupakan cara agar Barcelona kembali bangkit.

Meski diakui bahwa kualitas Messi tak pernah diragukan, pengaruh pria kelahiran Rosario ini terlalu besar.

Messi disebut ikut menentukan dalam berbagai hal. Mulai dari memilih pelatih, menguasai kepemimpinan ruang ganti, menentukan cara bermain dan bahkan menerima/menolak rekomendasi manajemen Barcelona ketika hendak merekrut pemain.

Salah satu peristiwa krusial adalah penolakan Messi terhadap rencana perekrutan Antoine Griezmann pada awal musim 2019-20 ini.

Faktanya, di lapangan pun terlihat bahwa Griezmann agaj "dikucilkan" dari skema permainan Barcelona.

Bagi Barcelona, melepas Messi bisa menjadi solusi penting mengingat kepergiannya akan diikuti oleh gerbong "antek" Messi lain didalam tim seperti Gerard Pique, Sergio Busquets dan Jordi Alba.

Namun, jika Messi ingin pindah, tentu tidak hanya satu dua klub yang berusaha menggodanya.

Baca: Selain ke PSG, Cristiano Ronaldo Ditawarkan ke Barcelona oleh Juventus: Potensi Duet dengan Messi?

Baca: Gagal Juara Liga Spanyol dan Dikritik oleh Messi, Pelatih Barcelona Terancam Dipecat Akhir Musim Ini

Pindah ke Liga Inggris juga bisa menjadi opsi bagi Messi.

Eks pemain Liverpool yang kini jadi pengamat sepak bola, Graeme Souness, percaya bahwa ini merupakan waktu yang tepat bagi Manchester United atau Manchester City untuk merekrut Lionel Messi. 

"Lionel Messi tampak seperti orang yang sudah cukup untuk membawa tim itu."

"Tanpa dia, mereka bahkan tidak akan cukup bagus untuk lolos ke Liga Champions," kata Graeme Souness.

"Ini akan menjadi minggu yang sempurna untuk mengajukan tawaran untuk pemain Argentina berusia 33 tahun itu dan saya dapat dengan mudah melihatnya bermain di Manchester United atau Manchester City," ujarnya menambahkan. 

Messi sendiri pernah dikaitkan dengan Man City ketika Barcelona kehilangan gelar Piala Super Spanyol dan disingkirkan Athletic Bilbao pada perempat final Copa del Rey.

Saat itu, Messi juga terlibat perseteruan dengan Eric Abidal selaku direktur olahraga klub.

Masalah-masalah di Barcelona

Barcelona musim 2019-20 ini benar-benar hancur.

Musim 2019-20, Barcelona tak mampu meraih satu gelar pun dari Liga Spanyol, Copa del Rey, Liga Champions dan bahkan Piala Super Spanyol.

Ternyata, Barcelona memiliki berbagai masalah penting dibalik kegagalan mereka pada musim 2019-20.

Pergantian pelatih, konflik antar petinggi klub dan pola perekrutan pemain "asal comot" dinilai menjadi faktor kenapa performa Barcelona di rumput hijau begitu labil.

Pertama, terkait perpindahan kursi pelatih dari Ernesto Valverde ke Quique Setien.

Sebelumnya, beberapa pemain senior Barcelona tetap mendukung keberadaan Valverde di klub berjuluk Azulgrana tersebut. Namun, tuntutan kuat dari pada pendukung dan hasil buruk membuat Valverde pun akhirnya dikenai godam pemecatan oleh manajemen.

Quique Setien masuk, harapan baru muncul.

Terlebih, eks pelatih Real Betis itu dikenal suka menerapkan sepak bola yang dominan menguasai bola.

Hal ini tentu linier dengan tuntutan para pendukung yang meminta timnya bermain layaknya era Johan Cruyff, Frank Rijkaard atau Pep Guardiola.

Baca: Dirumorkan ke Barcelona, Berikut Ini 3 Klub Eropa yang Pernah Berniat Pasangkan Ronaldo dan Messi

Baca: Selain ke PSG, Cristiano Ronaldo Ditawarkan ke Barcelona oleh Juventus: Potensi Duet dengan Messi?

Namun, jauh panggang dari api, Setien meski sukses membuat Barcelona kembali rutin "menguasai bola", mereka teta[ keropos di lini pertahahan dan terlalu mengandalkan Messi di lini depan. 

Setien pun kabarnya akan dipecat pada Senin (17/8/2020) ini oleh manajemen Barcelona.

Para pemain Barcelona di musim 2019-20. (Squawka)

Lalu, problem kedua terkait konflik petinggi klub yang dipimpin oleh Josep Maria Bartomeu cs, dugaan penggunaan buzzer sosial media untuk menyerang citra Messi, Busquets, Pique dan para pemain senior hingga konflik direktur olahraga, Eric Abidal vs Messi.

Selanjutnya, tentu perekrutan pemain secara asal-asalan.

Pertengahan musim 2019-20 lalu, Barcelona merekrut penyerang medioker, Martin Braithwaithe dari Leganes, alih-alih membeli penyerang top atau menggunakan jasa didikan akademi sendiri.

Namun, sekalinya merekrut pemain top seperti Antoine Griezmann, Barcelona pun seolah-olah menyia-nyiakan bakat peraih juara Piala Dunia 2018 bersama Prancis itu dengan membangku cadangkannya.

Baca: Terjerat Kasus Sengketa Transfer, Antoine Griezmann Bisa Dilarang Perkuat Barcelona di Liga Spanyol

Baca: Takut Tertular Covid-19, Lionel Messi Gunakan Tempat Tidur Khusus Anti Virus Corona

Diluar itu, ternyata kedatangan Griezzman tak direstui Messi dan hal ini pun menjadi masalah tersendiri di Barcelona karena pengaruh sang kapten yang keterlaluan.

Messi kini disebut mendikte Barcelona mulai dari penentuan pelatih, gaya atau cara bermain tim hingga menyetujui/tidak menyetujui ketika seorang pemain hendak direkrut klubnya.

Peran dan pengaruh terlalu besar dari Messi ini pun secara tidak langsung, berdampak pada situasi Barcelona saat ini.

Semua akumulasi masalah ini pun tertuang pada laga perempat final kontra Bayern Muenchen.

Direktur olahraga Barcelona, Eric Abidal dan kapten tim, Lionel Messi. Berkonfilk. (AFP)

Barcelona mengalami kekalahan sangat memalukan dari Bayern Muenchen dengan skor 2-8 dalam laga perempat final Liga Champions di Estadio Da Luz, Portugal, Jumat (14/8/2020) atau Sabtu dini hari WIB lalu.

Barcelona gagal meraih satu pun gelar di semua ajang yang mereka ikuti.

Di Liga Spanyol, The Catalans disalip Real Madrid hingga menuntaskan kejuaraan sebagai runner-up.

Di Copa del Rey, Barca cuma sampai perempat final karena disingkirkan Athletic Bilbao secara menyakitkan akibat gol bunuh diri menit-menit terakhir.

Di Piala Super Spanyol, comeback brilian Atletico Madrid, juga di menit-menit terakhir, mengirim skuad Blaugrana pulang lebih awal pada semifinal.

Puncaknya, dalam ajang yang diharapkan menghasilkan gelar terakhir musim ini, Liga Champions, anak asuh Quique Setien dipermak Bayern dengan margin 6 gol.

Musim penuh gejolak dan bencana bagi Barca disertai momen pergantian pelatih dan sejumlah konflik di jajaran manajemen.

Efeknya bagi Messi, kiprah musim ini menjadi periode terburuknya semenjak memperkuat tim utama Barca.

Baca Juga: Dibantai Bayern Muenchen 8-2, Rio Ferdinand Klaim Lionel Messi Pertimbangkan Pergi dari Barcelona

Kali terakhir Messi melalui perjalanan semusim tanpa satu pun trofi adalah pada 2007-2008.

Kala itu, Messi baru berusia 20-21 tahun dan masih memakai nomor punggung 19 karena angka 10 dikenakan playmaker legendaris, Ronaldinho.

Ronaldinho, pernah berjaya bersama Barcelona. (Instagram @ronaldinho)

Kendati begitu, bisa dibilang musim 2007-2008 pun lebih baik untuk Barca dibandingkan musim ini.

Tim asuhan Frank Rijkaard memang finis di peringkat ketiga klasemen Liga Spanyol, segaris di bawah pencapaian musim ini.

Namun, mereka mencapai tahap lebih jauh di Copa del Rey (semifinal) dan Liga Champions (semifinal).

Musim tersebut akhirnya menjadi pemicu revolusi besar-besaran di Barca.

Itulah akhir penanda era Rijkaard, juga sederet jagoan klub seperti Ronaldinho dan Deco.

Baca: Diego Jr Sebut Maradona Dewa Sepak Bola, Messi Juga Hebat tapi Masih dari Kalangan Manusia

Baca: Lionel Messi Patah Hati dan Curhat Alasan Barcelona Tampil Buruk hingga Kalah Bersaing dengan Madrid

Secara berani, manajemen Barca mempromosikan Pep Guardiola sebagai pelatih tim utama, merekrut Gerard Pique, mencomot Sergio Busquets dari Barca B, dan memberikan nomor 10 kepada Messi.

Hasilnya adalah sejarah yang menjelaskan.

Guardiola memberi treble winners di musim pertamanya yang membuka era baru kejayaan Barcelona.

Apakah revolusi serupa bakal dilakukan Barcelona musim depan?

"Apakah ini akhir sebuah era? Saya tidak tahu. Pastinya, kami tahu bahwa tim ini sedang berada di titik terendah," ucap Pique, mengutip dari situs UEFA via Bolasport.com.

(Tribunnewswiki.com/Ris)

 Sebagian artikel tayang di Bolassport.com berjudul Lionel Messi Tak Tahan Lagi, Ingin Pergi Segera dari Barcelona



Penulis: Haris Chaebar
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer