Warganet menilai serentaknya artis dan influencer yang gencar membuat video promosi dengan tagar #IndonesiaButuhKerja adalah sesuatu yang janggal.
Beberapa publik figur yang terlibat dalam promosi RUU Cipta Kerja yakni Gritte Agatha, Gading Marten, Ardhito Pramono, hingga Gofar Hilman.
Warganet menilai para publik figur tersebut tidak terlalu memahami perasaan para pekerja terhadap dibuatnya RUU Cipta Kerja.
Pasalnya, RUU tersebut dinilai merugikan pekerja khususnya organisasi buruh karena bisa menghilangkan hak-hak mereka.
Video pendek yang dibuat oleh para artis tersebut bermunculan dalam waktu yang bersamaan.
Baca: Hari Buruh di Tengah Pandemi Corona, Serikat Buruh DIY Tolak Dilanjutkannya RUU Cipta Kerja
Sehingga banyak warganet yang menilai, ada orang yang sengaja membayar para artis untuk mendukung disahkannya RUU Cipta Kerja.
Meminta maaf
Melalui akun Twitternya, Gofar Hilam menjelaskan bagaimana ia mendapat tawaran pekerjaan yang membuatnya mempromosikan #IndonesiaButuhKerja.
Ia mengaku hanya diminta membuat video kreatif, tetapi dalam arahan yang diberikan tidak disebutkan mengenai promosi produk hukum apa pun.
Baca: Tolak RUU Omnibus Law, Tagar #GejayanMemanggilLagi Trending di Twitter
Gofar juga menegaskan, dalam video yang ia buat, sama sekali tidak menyatakan dukungan terhadap RUU ataupun menyinggung pihak tertentu.
"Kesalahan dari gue dan tim, kita tidak melakukan riset yang lebih dalam lagi sebelum dan sesudah menerima pekerjaan," kata Gofar melalui akun media sosialnya, Kamis (13/8/2020).
"Melalui tulisan ini, gue secara pribadi minta maaf, dan ke depannya gue dan tim akan lebih berhati-hati ketika menerima pekerjaan. Have a good day," lanjut dia.
Sejalan dengan Gofar Hilman, artis yang juga musisi Ardhito Pramono pun memberikan klarifikasi.
Ia mengaku mendapat brief untuk melakukan kampanye #IndonesiaButuhKerja.
Namun saat itu, tidak ada penjelasan lebih lanjut jika promosi yang diberikan untuknya terkait dengan Omnibus Law RUU Cipta Kerja.
Ia juga mengaku telah menanyakan kepada pihak yang mengurus kerja sama dan jawabannya tidak ada unsur politik.
"Saya bertanya apakah ada kepentingan politik tertentu? Jawaban publicist saya, 'Tidak'. Tujuannya hanya membuat tenang di tengah pandemi karena akan adanya lapangan pekerjaan nantinya. Saya diminta membuat tulisan sesuai dengan harapan saya," ungkap Ardhito, Jumat (14/8/2020).
"Saya juga bertanya, apakah ada hubungan dengan Omnibus Law? Jawabannya, tidak ada. Saya bertanya karena saya hanya musisi, enggak paham politik dan tidak punya pengetahuan akan isu-isu tersebut sehingga saya tidak ingin digiring ke ranah yang tidak saya pahami," lanjut dia.
Ardhito pun meminta maaf atas ketidaktahuannya akan kampanye dan promosi yang dianggap kurang berempati terhadap masyarakat yang sedang berjuang melawan Omnibus Law.
Baca: Komisi VIII DPR Usulkan Coret RUU PKS dari Daftar Prolegnas Prioritas: Pembahasannya Agak Sulit
Klarifikasi Istana