Keberadaan amonium nitrat ini sebenarnya pernah disorot oleh seorang pejabat setempat.
Ia adalah Kolonel Joseph Skaf, kepala divisi pengawasan narkoba di Bea Cukai Lebanon.
Diberitakan Kompas.com, ia pernah meminta agar amoniam nitrat itu dipindahkan dari Beirut pada 2013.
"Kami informasikan kepada Anda bahwa divisi ini menerima informasi tentang datangnya kapal Rhosus di Pelabuhan Beirut. Kapal itu memuat amonium nitrat yang biasa digunakan sebagai bahan peledak, sangat berbahaya dan menjadi ancaman bagi keselamatan masyarakat," tulis Kolonel Joseph Skaf.
Baca: Suasana Haru di Beirut setelah Ledakan, Perempuan Tertunduk Berkata pada Anaknya: Ayah Ada di Surga
Masih diberitakan Kompas.com, Al Arabia English memberitakan sang kolonel meminta otoritas untuk memindahkan kapal itu agar menjauh dari pelabuhan dan diawasi.
Namun, Skaf meninggal dunia pada 2017.
Penyebab kematiannya tak diketahui secara pasti.
Ada dua laporan otopsi yang saling bertentangan satu sama lain.
Pada masa itu, surat kabar terkemuka Lebanon, An-Nahar, melaporkan, "Apakah kaki sang pensiunan Kolonel Joseph Skaf tergelincir ataukah dia terlempar dari ketinggian 3 meter? Sebuah pertanyaan yang masih belum terjawab, terutama setelah dua laporan forensik kontradiktif yang ditugaskan jaksa penuntut umum dari dua pemeriksa medis."
Media Lebanon itu juga mengutip sumber di Pasukan Keamanan Internal (ISF) Lebanon.
"Salah satu dari dua laporan menyatakan insiden itu kecelakaan, dan yang lainnya menegaskan bahwa itu (perbuatan) disengaja karena menemukan memar di kepala almarhum."
Hingga kini, kematian itu masih menjadi misteri, termasuk apakah ada kaitan dengan amonium nitrat tersebut atau tidak.
Bagaimana Amonium Nitrat Itu Sampai ke Beirut?
Baca: Foto-foto Proses Evakuasi Korban Ledakan di Beirut Lebanon, Penuh Darah dan Memilukan
Pada 2013 MV Rhosus berangkat dari Batumi, Georgia, yang ditujukan ke Mozambik, menurut keterangan dari akun kaptennya, Boris Prokoshev.
Kapal itu membawa 2.750 metrik ton amonium nitrat, bahan kimia perindustrian yang biasanya digunakan untuk pupuk, dan bahan peledak di pertambangan.
Kapal berbendera Moldova itu sempat singgah di Yunani untuk mengisi bahan bakar.
Saat itulah pemilik kapal berkata ke para pelaut Rusia dan Ukraina, bahwa dia kehabisan uang dan mereka harus mengangkut kargo tambahan untuk menutup biaya perjalanan.
Akhirnya mereka berputar menuju Beirut.
Baca: Prancis Beri Bantuan, Presiden Emmanuel Macron Dijadwalkan Tiba di Beirut Lebanon
Kapal itu milik perusahaan bernama Teto Shipping yang menurut penuturan kru, dimiliki Igor Grechushkin, pengusaha asal kota Khabarovsk yang tinggal di Siprus.
Setelah di Beirut, MV Rhosus ditahan oleh otoritas pelabuhan setempat, karena "pelanggaran berat di operasional kapal".
Kapal itu tidak membayar biaya pelabuhan, dan para kru Rusia serta Ukraina mengajukan aduan.
Demikian keterangan dari Serikat Pelaut Rusia, yang berafiliasi dengan Federasi Pekerja Transportasi Internasional (ITF) yang mewakili para pelaut Rusia.
Namun setelahnya, kapal MV Rhosus tidak pernah melanjutkan perjalanan.
Para pelaut terjebak di kapal selama 11 bulan dengan sedikit persediaan pokok, menurut keterangan Kapten Prokoshev.
"Saya bersurat ke Putin setiap hari... Akhirnya, kami harus menjual bahan bakar dan menggunakan uang itu untuk menyewa pengacara, karena tidak ada bantuan."
"Pemilik kapal bahkan tidak memberi kami makanan atau air," ucap Prokoshev dalam wawancara dengan Echo Moscow pada Rabu (5/8/2020).
Singkat cerita, para awak kapal akhirnya dapat turun ke daratan.
"Menurut informasi kami, Anak Buah Kapal (ABK) Rusia kemudian dipulangkan ke negaranya... upahnya tidak dibayar," terang serikat pekerja kapal itu kepada CNN.
"Saat itu di atas kapal kargo kering terdapat barang-barang yang sangat berbahaya - amonium nitrat yang tidak diizinkan otoritas pelabuhan Beirut untuk diturunkan atau dipindahkan ke kapal lain," tambah mereka.
Kemudian pada 2014 Mikhail Voytenko yang melacak aktivitas maritim, menggambarkan kapal itu sebagai "bom mengambang".
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ledakan di Lebanon, Kenapa Amonium Nitrat 6 Tahun Disimpan di Beirut?"