India Menyita 740 Ton Amonium Nitrat, Jenis Bahan Kimia yang Jadi Penyebab Ledakan di Beirut

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pupuk amonium nitrat. Pihak bea cukai India menyita 740 ton amonium nitrat.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Otoritas bea cukai India menyita kontainer yang berisi 740 ton amonium nitrat, bahan kimia yang menyebabkan ledakan mengerikan di Beirut, Lebanon.

Pihak bea cukai di Chennai, sebuah kota pelabuhan di India selatan, mengatakan amonium nitrat tersebut kini disimpan di lokasi berjarak sekitar 20 kilometer dari kota itu.

"Muatan yang disita telah disimpan dengan aman dan keamanan muatan itu dan masyarakat dijamin, mengingat sifat berbahaya muatan itu," kata pihak bea cukai, dikutip dari Reuters.

Mereka mengatakan tidak ada area permukiman dalam jarak 2 kilometer dari stasiun pengangkutan tempat muatan itu disimpan.

Amonium nitrat digunakan untuk membuat pupuk dan bahan peledak, umumnya digunakan oleh industri pertambangan.

Baca: Sebelum Meledak, Ternyata Gudang Stok Amonium Nitrat di Lebanon Sudah Diingatkan Untuk Relokasi

Bahan kimia itu diimpor pada tahun 2015 oleh Amman Chemical, sebuah perusahaan yang bermarkas di negara bagian Tamil Nadu.

Seorang pejabat bea cukai mengatakan amonium nitrat itu disita pada saat kedatangannya karena diduga melanggar aturan impor.

Info terbaru ledakan di Lebanon

Ledakan meratakan sebagian pelabuhan Beirut ini juga ikut merusak tatanan kotanya.

Para petugas berwajib beserta regu penyelamat masih terus melanjutkan pencarian korban.

Setidaknya 137 orang tewas dan melukai lebih dari 5000 jiwa lainnya dan banyak warga Lebanon kehilangan pekerjaan.

Mereka menyalahkan para politisi yang dianggap mendapat manfaat dari korupsi selama beberapa dekade dalam pemerintahan.

Baca: Viral Video Pengantin Lakukan Foto Nikah saat Ledakan di Beirut Lebanon, Berlarian Selamatkan Diri

Kumpulan pria yang sedang menandu korban akibat Ledakan di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020). (ANWAR AMRO / AFP)

"Mereka akan mengkambinghitamkan siapa saja untuk bertanggung jawab atas insiden ini," kata Rabee Azar (33), seorang pekerja konstruksi yang datang ke pelabuhan Kamis pagi, dilansir Reuters, Kamis (/8/2020).

"Ledakan ini merupakan peluru terakhir bagi negara," tambahnya.

"Tidak mungkin ada hasil investigasi, toh tak ada yang mempercayai mereka (otoritas Lebanon), "terang Azar dengan nada pesimis yang sedang berbicara di dekat sisa gudang hancur tempat berton-ton gandum berserakan di tanah.

Berkabung

PM Lebanon, Hassan Diab menyebut negaranya akan berkabung selama tiga hari, sejak Kamis (6/8).

Baca: Viral Video Pengantin Lakukan Foto Nikah saat Ledakan di Beirut Lebanon, Berlarian Selamatkan Diri

Sebuah gambar memperlihatkan tempat ledakan di dekat pelabuhan di ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. Dua ledakan besar mengguncang ibukota Lebanon, Beirut, melukai puluhan orang, mengguncang gedung-gedung, dan mengirim asap besar mengepul ke langit. Media Libanon membawa gambar-gambar orang yang terperangkap di bawah puing-puing, beberapa berlumuran darah, setelah ledakan besar, yang penyebabnya tidak segera diketahui. (STR / AFP)

Otoritas setempat menyalahkan insiden ini terjadi akibat adanya timbunan besar bahan kimia yang disimpan dalam kondisi tidak layak selama bertahun-tahun di pelabuhan.

Menurut sumber dari internal kementerian, pemerintah meminta agar para petugas pelabuhan ditangkap.

Kunjungan

Presiden Prancis, Emmanuel Macron dijadwalkan tiba di Beirut pada Kamis malam (6/8) waktu setempat bersama rombongan personel dan bantuan penyelamat, dilansir Reuters.

Ia menjadi pemimpin asing pertama yang berkunjung ke lokasi kejadian.

Baca: Presiden Lebanon Tugaskan Komite Khusus untuk Selidiki Ledakan di Beirut, Siapkan Hukuman Maksimal

Orang-orang yang terluka digambarkan di luar sebuah rumah sakit setelah sebuah ledakan di ibukota Lebanon, Beirut pada 4 Agustus 2020. Dua ledakan besar mengguncang ibukota Lebanon, Beirut, melukai puluhan orang, mengguncang gedung-gedung dan mengirimkan asap besar mengepul ke langit. Media Libanon membawa gambar-gambar orang yang terperangkap di bawah puing-puing, beberapa berlumuran darah, setelah ledakan besar, yang penyebabnya tidak segera diketahui. (IBRAHIM AMRO / AFP)

Perkembangan terbaru ledakan di Lebanon, banyak korban yang belum ditemukan setelah insiden ini.

Seperempat juta orang tidak memiliki rumah yang layak ditinggali setelah gelombang ledakan menghancurkan bangunan, merusak bagian depan rumah, memecahkan jendela bermil-mil jauhnya.

Para pejabat setempat memperkirakan adanya peningkatan jumlah korban tewas, yang sampai saat ini masih dilakukan pencarian.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer