Analis Ragukan Kemampuan Lebanon Atasi Dampak Ledakan, Tekankan Pentingnya Bantuan Internasional

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana di Beirut - Seorang balita dan sejumlah orang yang terluka dirawat di rumah sakit menyusul ledakan di dekat pelabuhan di ibukota Lebanon, Beirut pada 4 Agustus 2020. - Dua ledakan besar mengguncang ibukota Lebanon, Beirut, melukai puluhan orang, mengguncang bangunan, dan mengirim besar gumpalan asap mengepul ke langit. Media Libanon membawa gambar-gambar orang yang terperangkap di bawah puing-puing, beberapa berlumuran darah, setelah ledakan besar, yang penyebabnya tidak segera diketahui.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ledakan yang terjadi di Beirut, Selasa (4/8/2020) menjadi malapetaka baru bagi Lebanon.

Pasalnya, negara itu juga tengah menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Bahkan, Profesor di American University of Beirut, Nasser Yassin, meragukan pemerintah Lebanon mampu mengatasi masalah ini sendiri.

Hal itu disampaikan Nasser Yassin pada kantor berita Al Jazeera.

Karenanya, ia meminta komunitas internasional untuk memberikan bantuan makanan.

"Kami telah melihat pemerintah Lebanon tidak mengambil keputusan yang tepat ketika menyangkut masalah ekonomi, atau keuangan atau sosial. Dan saya dapat membayangkan bahwa bencana ini, bencana ini, akan ditangani dengan cara orang Lebanon - mengandalkan diri mereka sendiri dan dukungan dari komunitas mereka," katanya.

Orang-orang yang terluka digambarkan di luar rumah sakit menyusul ledakan di ibukota Lebanon Beirut pada 4 Agustus 2020. - Dua ledakan besar mengguncang ibukota Lebanon, Beirut, melukai puluhan orang, mengguncang bangunan dan mengirim asap besar. mengepul ke langit. Media Libanon membawa gambar-gambar orang yang terperangkap di bawah puing-puing, beberapa berlumuran darah, setelah ledakan besar, yang penyebabnya tidak segera diketahui. (IBRAHIM AMRO / AFP)

Baca: 10 FAKTA Menarik Lebanon: Ada 18 Agama dan Warganya Fasih Bahasa Arab, Perancis, dan Inggris

"Kami membutuhkan lebih banyak pemimpin yang bertanggung jawab dan kita perlu keterlibatan masyarakat internasional untuk menghadapi bencana ini."

Sebenarnya pemerintah sudah merespons bencana ini.

Presiden Lebanon Michel Aoun menyerukan pertemuan kabinet darurat pada hari Rabu dan mengatakan keadaan darurat dua minggu harus diumumkan menyusul ledakan besar di Beirut yang melukai ribuan orang ini.

Para pejabat mengatakan mereka memperkirakan korban tewas akan meningkat, ketika para pekerja darurat menggali puing-puing untuk menyelamatkan orang dan mengangkat yang tewas.

Penyebab ledakan itu masih belum begitu jelas.

Para pejabat menghubungkan ledakan itu dengan sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang di pelabuhan selama enam tahun.

Pemadam kebakaran Lebanon memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan di ibukota Beirut pada 4 Agustus 2020. - Dua ledakan besar mengguncang ibukota Lebanon, Beirut, melukai puluhan orang, mengguncang bangunan, dan mengirim bulu-bulu besar asap mengepul ke langit. Media Libanon membawa gambar-gambar orang yang terperangkap di bawah puing-puing, beberapa berlumuran darah, setelah ledakan besar, yang penyebabnya tidak segera diketahui. (STR / AFP)

Baca: Dunia Turut Berduka Atas Ledakan di Lebanon, Malaysia: Kami Siap Mendukung Apapun yang Kami Bisa

Sementara Aoun mengumpulkan Dewan Pertahanan Tinggi negara itu setelah ledakan.

Perdana Menteri Hassan Diab berjanji bahwa "apa yang terjadi tidak akan berjalan tanpa pertanggungjawaban".

Pada kesempatan terpisah, Menteri Kesehatan Hamad Hassan menyerukan bantuan internasional ke Lebanon.

Menyambut seruan itu, sejumlah negara di Barat dan Teluk mengatakan mereka bersedia memberikan bantuan.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Luar Negeri Malaysia, Hishammuddin Hussein juga menyatakan kesedihan negaranya atas ledakan di Beirut.

Bahkan dirinya menawarkan bantuan dengan cara apa pun yang mereka bisa.

"Malaysia berdiri bersama dalam kesedihan ketika pikiran dan doa kami menemani orang-orang kuat Lebanon," katanya dalam sebuah postingan di Twitter.

"Kami siap mendukung apa pun yang kami bisa."

Seorang lelaki yang terluka menunggu untuk menerima bantuan di luar rumah sakit menyusul ledakan di ibukota Lebanon Beirut pada 4 Agustus 2020. Dua ledakan besar mengguncang ibukota Lebanon, Beirut, melukai puluhan orang, mengguncang bangunan dan mengirim asap besar mengepul ke langit. . Media Libanon membawa gambar-gambar orang yang terperangkap di bawah puing-puing, beberapa berlumuran darah, setelah ledakan besar, yang penyebabnya tidak segera diketahui. (IBRAHIM AMRO / AFP)

Baca: Beirut

Bantuan tak hanya datang dari Malaysia.

Siprus mengatakan siap menawarkan bantuan medis setelah terjadi ledakan.

Menteri Luar Negeri Siprus Nikos Christodoulides mengatakan kepada stasiun televisi negara CyBC, kedutaan Siprus di Beirut, yang ditutup pada saat ledakan itu, rusak parah.

Saking kuatnya, ledakan itu terdengar di Siprus.

Padahal jarak kedua negara lebih dari 200 km.

Sementara Perdana Menteri Narendra Modi juga menyampaikan kesedihannya.

Hal itu disampaikan oleh Kantor Perdana Menteri, Rabu (5/8/2020).

"Pikiran dan doa kami bersama keluarga yang hilang dan yang terluka," kantor perdana menteri menambahkan.

Hingga berita ini ditulis, belum jelas apakah ada warga negara India yang terkena dampak ledakan.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ahmad Nur Rosikin)



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer