Banyak yang Sembuh dan Angka Penularan Rendah, Risma Sebut Surabaya Kini Jadi Zona Hijau Covid-19

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan) menerima bantuan untuk penanganan Covid-19 dari J Trust Bank di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (30/7/2020). Risma pada Senin (3/8/2020) mengatakan Surabaya sudah menjadi zona hijau Covid-19.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Wali Kota Tri Rismaharini menyebut Surabaya kini menjadi zona hijau Covid-19.

Selain itu, kata Risma, sudah banyak pasien terinfeksi virus corona yang sembuh. 

Risma juga mengatakan penularan Covid-19 di Surabaya rendah

Menurut data per Senin (3/8/2020) yang dikutip dari lawancovid-19.surabaya.go.id, ada 8.980 kasus Covid-19 di Surabaya.

Sebanyak 5.597 pasien telah sembuh, sedangkan total kematian mencapai 787 jiwa.

"Di mana kondisi Surabaya sudah (zona) hijau yang artinya penularannya kita sudah rendah. Lalu yang sembuh sudah banyak," kata Risma dikutip dari siaran pers, Senin (3/8/2020), dikutip dari Kompas.

Klaim Risma ini juga dijelaskan oleh Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto.

Baca: Selalu Diserang Soal Covid-19, Walikota Risma Akhirnya Buat Pengakuan: Saya Juga Nggak Kepengin Ini!

Risma (kanan) menerima bantuan yang disampaikan Direktur Utama J Trust Bank Ritsuo Fukadai (kiri) di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (30/7/2020) (Tribun Images/HO)

Dia mengatakan perubahan status zona hijau itu didasarkan pada hasil kajian pakar epidemiologi yang diterima Pemkot Surabaya.

Dari laporan itu, kata Irvan, transmission rate di Surabaya telah berada di bawah angka satu.

"Dari pakar epidemiologi, dr Ati, disampaikan data sampai dengan 26 Juni 2020 memang hijau, untuk transmission rate-nya itu sudah di bawah 1 kita. Bahkan sampai dengan delapan hari kita sudah hijau," kata Irvan saat dikonfirmasi, Selasa (4/8/2020).

Irvan mengklaim, tren kasus Covid-19 di Surabaya terus menurun. Di sisi lain, angka kesembuhan pasien Covid-19 terus meningkat.

"Untuk tren kasus di berbagai data yang sudah diterima, mengalami tren penurunan terkait jumlah kasus, dan ada kenaikan jumlah kesembuhan," ujar Irvan.

Hal itu membuat Irvan kukuh bahwa Kota Surabaya telah berstatus zona hijau Covid-19.

"Silakan yang menilai seperti apa, yang jelas kita warnanya sudah hijau," kata Irvan.

Baca: Kinerjanya Dipertanyakan dan Merasa Diserang Secara Pribadi, Risma Curhat: Sakit Mbak Jadi Pemimpin

Berdasarkan peta di laman resmi Jatim Tanggap Covid-19, Kota Surabaya masih berstatus zona merah penyebaran Covid-19.

Dalam peta itu, terdapat beberapa kota lain yang berstatus zona merah, seperti Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Gresik, Kota Malang, Kota Batu, dan Kota Mojokerto.

Sementara itu, data milik pemerintah pusat yang diakses melalui situs covid19.go.id juga mengelompokkan Surabaya dalam kategori wilayah zona merah penularan Covid-19.

21 SMP di Surabaya akan dibuka kembali

Sementara itu, Pemerintah Kota Surabaya berencana membuka pertemuan tatap muka di 21 SMP yang ada di Surabaya, Jawa Timur.

Sejumlah SMP yang mewakili negeri dan swasta itu akan dijadikan pilot project sekolah yang mulai melakukan tatap muka saat pandemi Covid-19.

Namun, sebelum direalisasikan, masing-masing sekolah melaksanakan simulasi terkait protokol kesehatan terlebih dulu.

Hari ini atau Senin (3/8/2020), dua sekolah negeri di Kota Surabaya, yakni SMPN 15 dan SMPN 3 Surabaya melaksanakan simulasi protokol kesehatan proses belajar mengajar di sekolah.

Simulasi yang berlangsung di kedua sekolah tersebut diperankan oleh karyawan serta para guru.

Baca: Pengakuan Risma Menangis dan Sujud di Hadapan Dokter : Saya Nggak Terima, Salahkan Saya Saja!

Kepala Bidang Sekolah Menengah Dispendik Kota Surabaya, Sudarminto mengatakan sebelum proses belajar mengajar di sekolah diputuskan, masing-masing sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project wajib menyerahkan Standar Operasional Prosedur (SOP) protokol kesehatan.

Kemudian, tim dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya melakukan monitoring kesiapan di lapangan dan dilanjutkan dengan simulasi protokol kesehatan.

"Simulasi itu memberikan gambaran ketika anak (peserta didik) mulai masuk ke sekolah, proses pembelajaran di sekolah, hingga pulang ke rumah," kata Sudarminto saat dikonfirmasi, Senin.

Mengenai gambaran simulasi protokol kesehatan di sekolah, pertama, sebelum masuk gerbang sekolah peserta didik wajib dicek suhu tubuhnya menggunakan thermo gun.

Kemudian mereka diarahkan untuk cuci tangan dengan sabun dan masuk antrian ke bilik disinfektan.

"Sebelum anak-anak mengikuti action materi pelajaran itu sendiri, maka yang dilakukan guru adalah mengingatkan protokol kesehatan terlebih dahulu, baru dilakukan pembelajaran," ujar Sudarminto.

SOP protokol kesehatan tak hanya diterapkan saat peserta didik mengikuti proses belajar di kelas, tetapi juga dirancang ketika peserta didik ingin ke toilet atau melakukan aktivitas lain.

"Bahkan ketika mereka peserta didik pulang sekolah juga di-SOP kan," kata dia.

Baca: Info Terbaru Perkembangan Vaksin Covid-19 di Indonesia: Sudah Masuk Tahap Uji Klinis Tahap III

Ketika proses belajar mengajar di sekolah itu berjalan, kapasitas jumlah peserta didik setiap kelas beserta jam pelajaran juga dikurangi.

Untuk itu diimbau pihak sekolah agar mengutamakan mata pelajaran yang dinilai esensial.

"Tidak harus seluruh mata pelajaran, dan jam pelajaran tidak harus 45 menit, bisa 25 menit. Kemudian yang masuk (peserta didik) tidak perlu 100 persen, mungkin bisa 25 persen atau 50 persen, tergantung kesiapan sarana prasarana sekolah," kata dia.

Pihak sekolah juga wajib memberlakukan protokol ketat bagi warga yang masuk ke lingkungan sekolah.

Tak hanya bagi peserta didik, guru atau pun karyawan yang memiliki penyakit penyerta dilarang masuk sekolah.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi Covid-19 di lingkungan sekolah.

(Tribunnewswiki/Tyo/Kompas/Ghinan Salman)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "21 SMP di Surabaya Akan Kembali Dibuka, Protokol Kesehatan Diperketat" dan "Risma Klaim Surabaya Berubah Jadi Zona Hijau Covid-19, Ini Penjelasannya"



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer