Hari itu merupakan hari terakhir latihan militer di dekat perairan Teluk.
Diberitakan TribunnewsWiki.com dari Al Jazeera, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) mengatakan uji coba semacam ini menjadi yang pertama kali di dunia.
Mereka menyebut uji coba ini menjadi prestasi penting yang akan menimbulkan tantangan serius bagi intelijen musuh.
Pasalnya, rudal bawah tanah tersamarkan dengan rapi alias tak diketahui pasti letaknya.
Baca: India Desak Rusia Percepat Pengiriman Rudal, Peneliti: Ingin Samakan Kekuatan Militer dengan China
IRGC mengatakan mereka juga merilis bom dari jet tempur Sukhoi Su-22 untuk menargetkan posisi yang telah ditentukan di Pulau Bani Farur di perairan teritorial Iran.
"Peluncuran ini dilakukan tanpa platform dan peralatan biasa," kata kepala dirgantara IRGC Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh di televisi pemerintah.
"Rudal yang terkubur tiba-tiba merobek tanah dan mengenai sasaran mereka dengan tepat," katanya, dan menambahkan lagi ini terjadi untuk pertama kalinya di dunia".
AS: Tak bertanggung jawab
Baca: Poseidon, Drone Bawah Laut Berhulu Ledak Nuklir Milik Rusia, Bisa Sebabkan Tsunami Puluhan Meter
Peluncuran rudal itu dilakukan setelah pasukan menyerang mock-up sebuah kapal induk AS dekat selat Hormuz, jalur pelayaran vital untuk seperlima dari produksi minyak dunia.
Latihan militer terjadi pada saat ketegangan tinggi antara Teheran dan Washington.
Militer AS mengatakan manuver itu menyebabkan dua pangkalan Amerika di wilayah itu tengah siaga tinggi.
Mereka mengatakan peluncuran rudal Teheran tidak bertanggung jawab.
Memang ada konfrontasi berkala di Teluk dalam beberapa tahun terakhir antara IRGC dan militer AS.
AS menuduh angkatan laut Iran mengirim kapal-kapal serangan cepat untuk mengganggu kapal perang Amerika ketika mereka melewati Selat Hormuz.
Baca: Persempit Ruang Gerak Militer China, AS Ingin Tempatkan Marinir Bersenjata Rudal di Jepang
Musuh-musuh bebuyutan itu hampir dua kali berkonfrontasi langsung sejak Juni 2019, ketika Iran menembak jatuh pesawat tak berawak AS di Teluk.
Permusuhan mereka semakin dalam setelah jenderal paling terkenal Iran, Qassem Soleimani, tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di dekat bandara Baghdad pada Januari.
Teheran, yang menentang kehadiran AS dan angkatan laut Barat lainnya di Teluk, mengadakan pertandingan perang angkatan laut tahunan secara bertahap di jalur perairan strategis.
Kawasan itu menjadi jalur bagi sekitar 30 persen dari semua minyak mentah dan produk minyak lainnya yang diperdagangkan melalui laut.