Fabio Quartararo Kalahkan Pembalap Yamaha Lainnya di 2 Seri MotoGP, Apa Rahasianya?

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, merayakan kemenangannya di Sirkuti Jerez, Minggu (19/7/2020. Fabio menjadi pembalap Yamaha terbaik di dua seri awal MotoGP 2020.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Di dua ronde awal MotoGP 2020, Fabio Quartararo mencatatkan diri sebagai pembalap Yamaha terbaik.

Fabio Quartararo mengalahkan rekan setimnya di Petronas Yamaha SRT, Franco Morbidelli.

Tidak hanya itu, Fabio Quartararo juga finish di depan dua pembalap tim pabrikan Yamaha, Valentino Rossi dan Maverick Vinales.

Pembalap muda Prancis itu menjadi bintang yang bersinar di tengah absennya pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, karena cedera.

Lalu, apa resep rahasia yang dimiliki Fabio Quaratararo sehingga bisa mengalahkan rekan-rekannya di Yamaha?

Dilansir dari Corsedimoto, layout trek Andalusia yang lebar menguntungan Yamaha.

Selain itu, bagian depan Yamaha M1 juga disebut lebih "ramah".

Temperatur aspal yang tinggi dan ban baru Michelin yang lunak membuat beberapa pembalap kehilangan kontrol.

Baca: Jika Terus Tampil Ciamik di MotoGP 2020, Fabio Quartararo Bisa Samai Rekor Valentino Rossi

Baca: Fabio Quartararo El Diablo Sudah Kalahkan Rekor Marc Marquez sejak MotoGP Jerez Tahun Lalu

Pembalap Petronas SRT Yamaha, Fabio Quartararo, merayakan kemenangannya di MotoGP Andalusia 2020. (JAVIER SORIANO / AFP)

Namun, para pembalap Yamaha justru tidak merasa bermasalah dengan ban Michelin karena mengikuti rekomendasi pabrikan ban itu.

Resep rahasia

Quartararo sangat jago dalam pengereman di kedua ban.

Dia juga paham bagaimana beradaptasi dengan grip ban yang tersedia.

"Susah untuk mendeskripsikan teknik balapnya Fabio, tetapi dia tak pernah membuat kesalahan," kata Johan Stigefelt, direktur tim Petronas SRT, dikutip dari Corsedimoto.

"Dia selalu membawa moto di tempat yang sama, di area pengereman yang sama, di manapun itu. Itu sangat akurat dan tak pernah membuat kesalahan. Ini benar-benar mengejutkan ketika kami mengecek datanya," kata dia menjelaskan.

"Pembalap lain selalu membuat kesalahan: mereka mengerem terlalu telat atau melaju terlalu cepat di tikungan, tetapi Fabio sangat presisi," katanya.

"Ini adalah keunggulannya dibanding pembalap lain," kata dia mengungkapkan.

Baca: Marc Marquez Jatuh di MotoGP Jerez, Manajer Repsol Honda: Tak Ada yang Perlu Disesali

Baca: Penampakan Masker para Pembalap MotoGP di Jerez, dari Valentino Rossi hingga Marc Marquez

Manajemen ban menjadi rahasia kesuksesan di MotoGP era Michelin.

Namun, ada perbedaan Quartararo dengan pembalap Yamaha lain.

"Maverick Vinales bernar-benar harus berjuang dengan ban itu, tetapi Fabio todak, meski setup motor mereka sangat mirip," katanya.

Selain itu, dia mengatakan Jerez adalah sirkuit tempat Yamah M1 menjadi unggul.

Namun, Stigefelt juga juga mengungkap bahwa Brno dan Spielberg akan menjadi sirkuit yang sudah ditaklukkan Yamaha.

Fabio Quartararo berpeluang menyamai rekor Valentino Rossi

Fabio Quartararo, tampil gemilang pada dua ronde awal MotoGP 2020.

Di seri perdana Jerez, Fabio Quartararo meraih podium dan mengonversinya menjadi kemenangan perdananya.

Sementara di balapan yang kedua, di MotoGP Andalusia, Fabio Quartararo juga belum terkalahkan karena kembali menang.

Dengan kegemilangan ini, Fabio Quartararo digadang-gadang menjadi lawan terberat pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, yang kini masih menjalani pemulihan akibat cedera.

Pembalap berjuluk El Diablo ini memang mengesankan karena telah menciptakan beberapa rekor pada MotoGP musim lalu.

Pada MotoGP 2019, Quartararo berhasil memecahkan rekor Marquez sebagai pembalap termuda yang meraih pole position di kelas premier.

Jika pada MotoGP kali ini bisa terus tampil gemilang, Quartararo bisa mengikuti atau menyamai rekor Valentino Rossi.

Hingga saat ini, Rossi adalah satu-satunya pembalap tim satelit yang bisa menjuarai MotoGP, atau saat itu masih berformat 500 cc 2-tak.

Baca: Menangkan MotoGP Terbanyak, Valentino Rossi: Aku Bukan yang Terhebat, tetapi Salah Satu yang Terbaik

Valentino Rossi (kanan) di Grand Prix Donington Park 2000 (Wikimedia Commons/Steve)

Rossi naik ke kelas premier 500 cc pada musim 2000 setelah menjuarai kelas 250 cc bersama Aprilia.

Berada di tim satelit Honda, Nastro Azzurro, Rossi menjalani debut musim dengan gemilang.

Dia berhasil menjadi runner-up di belakang Kenny Roberts Jr., berselisih 49 poin.

Musim berikutnya, dia tampil lebih cemerlang.

Dikutip dari MotoGP.com, Rossi berhasil meraih 11 kemenangan dari 15 balapan yang dijalaninya.

Dengan 325 poin, pembalap Italia ini menjuarai musim 2001 dan mengalahkan pembalap senegaranya, Max Biaggi.

Saat itu Rossi memecahkan rekor sebagai pembalap pertama di tim satelit yang bisa menjuarai kelas premier.

Sampai sekarang, belum ada yang bisa menjadi juara di tim satelit selain Rossi.

Marc Marquez juga tidak bisa melakukannya karena dia dulu langsung berada di tim pabrikan, Repsol Honda, ketika menjuarai musim 2013.

Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, merayakan kemenangannya di Sirkuti Jerez, Minggu (19/7/20200 (JAVIER SORIANO / AFP)

Menilik performanya saat ini dan posisinya di tim satelit, Quartararo punya potensi untuk mengikuti jejak Rossi.

Tidak hanya itu, pembalap muda Prancis ini juga bisa memecahkan rekor baru.

Pasalnya, Rossi menjadi juara saat balapan masih berformat 500 cc 2-tak.

Sementara Quartararo kini membalap di format MotoGP 1000 cc 4-tak.

Dengan demikian, Quartararo berpeluang menjadi pembalap pertama di tim satelit yang menjuarai MotoGP.

Peluang Quartararo dapat dikatakan cukup besar karena "diuntungkan" dengan cederanya Marquez.

(TribunnewsWiki/Tyo)



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer