Di Inggris, Periode Isolasi Orang Bergejala Covid-19 Mungkin Bisa Diperlama

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penumpang bermasker dicek suhu tubuhnya di Bandara Heathrow, London bagian barat, 10 Juli 2020. Inggris mungkin akan memperlama periode karantina untuk mereka yang baru pulang dari luar negeri.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Jumlah kasus Covid-19 di Inggris meningkat dan para ilmuwan pemerintah merasa khawatir.

Oleh karena itu, periode isolasi untuk orang yang memiliki gejala infeksi virus corona bisa bertambah tiga hari.

Dilansir dari The Guardian, (30/7/2020), pemerintah Inggris sedang berusaha memperpanjang periode isolasi orang bergejala Covid-19 dari tujuh menjadi sepuluh hari.

Hal ini mengacu pada perkembangan penelitian mengenai periode inkubasi virus dan berapa lama orang dengan Covid-19 bisa menularkan penyakit itu.

Nasihat saat ini adalah bahwa mereka yang mengalami batuk baru yang terus-menerus, demam, atau kehilangan kemampuan indra penciuman atau pengecap harus mengisolasi diri selama tujuh hari.

Selain itu, anggota keluarga di rumah juga harus mengisolasi diri selama 14 hari.

Pada Rabu (30/7/2020), ada 83 kematian baru terkait Covid-19 dan ada 736 kasus baru yang terkonfirmasi.

Baca: Diuji Coba pada 30 Ribu Orang, Vaksin Covid-19 Moderna dari Amerika Siap Produksi Akhir 2020

Baca: Vaksin Covid-19 di AS Diperkirakan Dibanderol Rp580 Ribu, Akan Menjadi Patokan Harga Global

Ilustrasi virus corona (CDC) (CDC)

Ada sedikit kenaikan jumlah kasus Covid-19 karena penguncian dilonggarkan.

Niall Dickson, kepala eksekutif Konfedederasi Layanan Kesehatan Inggris (NHS) kepada para anggota parlemen mengatakan para manajer NHS mengkhawatirkan gelombang kedua.

"Saya akan berkata terkait isu lonjakan kedua atau sesuatu yang akan datang, tingkat kekhawatiran di antara antara kita, orang-orang yang memimpin NHS Trust, sangat tinggi.

"Maksud saya, tentu saja, ada kekhawatiran nyata mengenai musim dingin dan faktor-faktor yang memperburuk di sana, tetapi juga tentang lonjakan lebih awal. Kami telah menyebut staf kelelahan dan kami sudah membangun kembali layanan lain."

Para menteri kemungkinan juga akan memutuskan memperketat pembatasan bagi mereka yang kembali dari sejumlah negara Eropa yang mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Setidaknya ada 30 anggota parlemen dari Partai Konservatif yang menekan pemerintah agar mempertimbangkan kembali periode karantina 14 hari untuk mereka yang baru kembali dari negara-negara yang beresiko.

Henry Smith, anggota parlemen dari konstituensi Crawley, mengatakan tes dapat mengurangi periode karantina menjadi tujuh hari.

Mengurangi tujuh hari masa karantina, kata dia, dapat membuat perbedaan besar.

"Ini dapat menjadi jalan untuk mengilangkan kekhawatiran mengenai kesehatan masyarakat dan masih bisa membuat lalu lintas perjalanan berlanjut dalam cakupan luas," kata dia.

Baca: Berkali-kali Lempar Tuduhan Penyebar Covid-19, Peneliti dari China Tuntut Donald Trump Meminta Maaf

Baca: Inggris, AS, dan Kanada Tuduh Rusia Berusaha Mencuri Data Vaksin Covid-19

Sementara itu, Oliver Dowde, sekeretaris kebudayaan, mengatakan pada Rabu (29/7/2020) para menteri percaya bahwa tidak ada alternatif yang "layak" dari periode karantina.

"Hasil awal tesmu bisa negatif, dan kemudian virus itu dapat berinkubasi dan kamu dapat menyebarkannya," kata Dowden.

Meski demikian, para anggota parlemen senior dari Partai Konservatif dan Buruh menunjukkan sistem pengetesan di bandara yang digunakan di negara lain bisa membantu mengurangi periode isolasi.

Senada dengan itu, mantan menteri David Davis mengatakan pengetesan di bandara dapat menjadi pengganti sebagian untuk periode karantina.

Halaman
12


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer