Dibuka Pendaftaran Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad, Tertarik? Simak Persyaratannya

Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pendafataran dibuka mulai Senin (27/7/2020), total 1.620 relawan dibutuhkan dalam proses uji klinis vaksin Covid-19 Unpad (FOTO: Gambar selebaran yang dikeluarkan oleh kantor pers Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo menunjukkan seorang sukarelawan yang menerima vaksin COVID-19 selama tahap uji coba vaksin yang diproduksi oleh perusahaan Cina Sinovac Biotech di Hospital das Clinicas (HC) di negara bagian Sao Paulo, Brasil, pada 21 Juli 2020)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tim riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran bersama Bio Farma dan Sinovac Biotech, China, menyiapkan uji klinis vaksin Covid-19.

Tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Unpad juga mulai membuka pendaftaran peserta untuk menjadi relawan terhitung mulai Senin (27/7/2020).

“Benar, (Komite Etik) sudah (menyetujui),” ujar Ketua tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Unpad Prof. Kusnandi Rusmil, seperti dikutip dari laman Unpad, Senin (27/7/2020).

Ia menjelaskan, sebanyak 1.620 relawan dibutuhkan dalam proses uji klinis vaksin ini.

Namun, Prof. Kusnandi menyatakan tidak semua peserta akan disuntikkan vaksin.

Sebanyak 540 orang akan disuntikkan vaksin, sedangkan sisanya akan mendapat cairan plasebo.

Penentuan pemberian vaksin atau plasebo akan dilakukan secara acak.

Baca: Hadapi Skenario Terburuk, Ini Rencana Cadangan bila Vaksin Covid-19 Gagal Dikembangkan

Baca: Vaksin Covid-19 di AS Diperkirakan Dibanderol Rp580 Ribu, Akan Menjadi Patokan Harga Global

Pendaftaran peserta uji klinis dibuka hingga 31 Agustus 2020.

Sejumlah syarat untuk calon peserta uji klinis

Prof. Kusnandi menjelaskan, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi calon peserta uji klinis.

Pertama, calon peserta merupakan orang dewasa berusia antara 18-59 tahun yang dinyatakan sehat, serta senantiasa mematuhi protokol kesehatan dan melakukan pembatasan fisik maupun sosial selama wabah pandemi Covid-19 berlangsung.

Calon peserta juga dinyatakan tidak memiliki riwayat terinfeksi Corona.

Ia menegaskan, peserta akan lebih dulu mendapatkan tes swab maupun tes rapid secara cuma-cuma.

 “Calon peserta akan dilakukan tes terhadap apus tenggorokan (swab test) dan rapid test untuk mengetahui apakah ada kemungkinan sedang atau pernah terinfeksi Covid-19,” jelasnya.

Lebih lanjut Prof. Kusnandi menjelaskan, calon peserta harus tidak memiliki kelainan darah atau riwayat pembekuan darah, tidak memiliki penyakit infeksi lain dan demam, serta tidak memiliki riwayat penyakit gangguan sistem imun.

Selanjutnya, calon peserta bukan merupakan wanita hamil atau berencana hamil selama periode penelitian, serta tidak sedang menyusui.

Calon peserta juga tidak sedang ikut atau akan diikutsertakan dalam uji klinis lain.

“Peserta tidak mendapat imunisasi apa pun dalam waktu 1 bulan ke belakang atau akan menerima vaksin lain dalam 1 bulan ke depan,” tutur Prof. Kusnandi.

Calon peserta kini berdomisili di Kota Bandung dan tidak berencana pindah dari lokasi penelitian sebelum penelitian selesai dilaksanakan.

Sehat tidaknya kondisi calon peserta, lanjut dia, juga dibuktikan dengan tidak mengalami penyakit ringan, sedang, atau berat.

Termasuk tidak memiliki riwayat penyakit asma dan alergi terhadap vaksin, hingga tidak memiliki kelainan atau penyakit kronis seperti gangguan jantung, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, diabetes, penyakit ginjal dan hati, tumor, epilepsi atau penyakit gangguan syaraf lainnya.

Baca: WHO Sebut Vaksinasi Covid-19 Belum Bisa Dilakukan Awal 2021

Baca: Meski Dinyatakan Aman, Vaksin Covid-19 Asal China Disebut Tetap Timbulkan Efek Samping

Cara daftar

Pendaftaran bisa dilakukan dengan menghubungi Unit Riset Klinis Departemen Ilmu Kesehatan Anak Lantai 1 RSUP Hasan Sadikin Bandung.

Dilansir oleh Kompas.com, penelitian akan dilakukan pada awal Agustus 2020 mendatang setelah mendapatkan izin penelitian dari Komite Etik Penelitian Universitas Padjadjaran.

Dokter Eddy Fadliana, selaku Manajer Lapangan Tim Penelitian uji klinis tahap 3 calon Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran mengatakan, meski dinyatakan aman untuk manusia, pada uji klinis fase pertama dan kedua yang telah dilakukan di China,  ada efek samping yang akan ditimbulkan ketika vaksin tersebut disuntikkan kepada manusia.

"Kita berpatokan pada penelitian. Dari penelitian yang dipublikasikan, ada reaksi lokal berupa nyeri di tempat suntikan  20 sampai 25 persen (dari jumlah orang yang menjadi relawan uji klinis fase satu dan dua)," kata Eddy saat konferensi pers di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad Jalan Prof Eyckman, Kota Bandung, Rabu (22/7/2020).

Eddy menambahkan, pada uji klinis fase satu dan fase dua, beberapa relawan yang telah disuntik calon vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech Ltd (Sinovac), mengalami radang paru-paru, diare dan penyakit lainnya.

"Setelah diaudit tidak berhubungan dengan vaksin," ungkapnya.

Selain itu, dari uji klinis fase satu dan dua, calon vaksin yang dibuat dari virus corona yang dimatikan ini dipastikan tidak menimbulkan penyakit baru.

"Fase satu dan fase dua menunjukan tingkat keamanan cukup tinggi. Pada fase satu dan dua tidak timbul demam, hanya reaksi lokal nyeri di tempat suntikan tadi," jelasnya.  

Baca: 5 Fakta Vaksin Covid-19 dari China yang Diuji Coba di Indonesia, Harga hingga Waktu Distribusi

Baca: Meski Terlibat Ketegangan Militer, Donald Trump Mau Bekerja Sama dengan China Demi Vaksin Covid-19

Ketua Tim Penelitian uji Klinis tahap 3 calon Vaksin Covid 19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Profesor Kusnandi Rusmil menambahkan, nyeri bekas suntikan calon vaksin covid-19 tersebut akan hilang dengan sendirinya.

"Nyerinya akan hilang sendiri dalam berapa jam. Yang nyerinya hilang sampai 2 hari paling hanya beberapa orang," tandasnya.

Seperti diketahui, sebanyak 2.400 sampel calon vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd, China, tiba di Indonesia.

Bakal vaksin itu akan diuji klinis di laboratorium milik PT Bio Farma (Persero) dan fasilitas penelitian lain di dalam negeri. 

Kedatangan ribuan kandidat vaksin tersebut diharapkan membuat peluang produksi vaksin virus corona (Covid-19) di Indonesia bisa dilakukan pada awal tahun depan.

Uji klinis di Indonesia akan dilakukan selama 6 bulan.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/AMMY)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pendaftaran Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad Dibuka, Tertarik?"



Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer