Selain itu, berdasarkan penyelidikan, diduga Yodi mengalami depresi setelah pergi ke dokter kulit dan kelamin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Merespon hal tersebut, pihak keluarga tidak percaya jika Yodi mengalami depresi sehingga memutuskan untuk bunuh diri.
Suwandi, ayah almarhum Yodi menilai banyak kejanggalan dari pemaparan polisi.
Terutama soal alasan bunuh diri karena Yodi sedang depresi.
Baca: Dikejar Polisi Amerika Serikat, Buronan Ini Ternyata Produksi Film Dewasa di Bali
Baca: Polisi Jelaskan Penyebab Jenazah Yodi Prabowo Ditemukan di Pinggir Jalan Tol
Suwandi mengaku Yodi tidak menunjukkan gelagat orang yang tengah depresi.
Yodi, sebut dia, bahkan masih membantu ibunya hingga berencana mencari tambahan untuk biaya pernikahan dia.
"Dia baru beli laptop. Untuk apa? Untuk cari uang tambahan karena dia ingin menikah," kata Suwandi dalam wawancara dengan Metro TV sesaat setelah polisi memaparkan hasil penyidikan, Sabtu (25/7/2020).
"Kalau orang depresi pasti malas. Mandi saja malas, apalagi bekerja?" kata dia lagi.
Bahkan di hari Yodi menghilang, sebut Suwandi, anaknya itu masih menyelesaikan pekerjaan di Metro TV dengan baik.
Baca: 16 Kejadian Sebelum dan Sesudah Ditemukannya Yodi Prabowo Editor Metro TV Tewas di Pinggir Jalan Tol
Baca: 10 FAKTA Yodi Prabowo Diduga Bunuh Diri, Tak Dibunuh: Pesan Aneh buat Pacar hingga Motif Bunuh Diri
Suwandi pun heran dengan penjelasan polisi soal empat kali tusukan di tubuh Yodi dan indikasi bunuh diri.
Menurut Suwandi, jika ada empat kali tusukan di dada dan leher, seharusnya bercak darah juga ditemukan baik di jaket hingga masker yang dikenakannya.
"Tapi saya terus terang sebagai orang tua kecewa dengan kesimpulan itu (depresi) karena enggak mungkin anak saya bunuh diri," kata Suwandi.
Suwandi yakin bahwa anaknya tidak depresi karena sikap perhatian Yodi kepada keluarga sangat besar.
Yodi dikenal sayang terhadap adiknya yang sedang sakit, dengan mengantar ibunya pergi mencari tukang pijat untuk adik Yodi.
Baca: Polisi Duga Yodi Prabowo Bunuh Diri Karena Depresi Hasil Pemeriksaan Kesehatan
Baca: Terungkap, Yodi Prabowo Editor Metro TV Jalani Tes HIV, Tapi Tak Pernah Diketahui Hasilnya
"Di hari-hari tidak depresi dia masih berangkat bekerja, masih mau mengantar ibunya mencari tukang urut (pijat) yang bagus karena adiknya itu tidak bisa berjalan," kata Suwandi.
"Kalau orang depresi menurut saya ya, awam, ya paling enggak dia tidak bisa kerja tidak punya harapan, dia ini punya," sambung Suwandi.
Dari hasil investigasi dengan mengumpulkan bukti-bukti yang ada dan olah TKP, polisi akhirnya menyimpulkan Yodi tewas bunuh diri.
Kesimpulan itu didapat setelah polisi mencari DNA dan sidik jari di sekitat lokasi tak ada milik orang lain, selain Yodi.
Jenazah Yodi ditemukan di pinggir Tol JORR Pesanggrahan, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta, pada Jumat lalu pukul 11.30 WIB oleh tiga anak kecil yang bermain layangan.
Baca: Ahli Forensik Ungkap Editor Metro TV Yodi Prabowo Positif Amphetamine, Diduga Kuat Bunuh Diri
Baca: Diduga Tewas Bunuh Diri, Yodi Prabowo Terungkap Beli Pisau Sendiri dan Sempat Bilang Ini ke Pacar
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
>>https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Anda juga bisa menghubungi Hotline Psychology Mobile RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta 08122551001.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keluarga Tak Percaya Yodi Prabowo Bunuh Diri karena Depresi"