PGRI, Muhammadiyah, dan NU Mundur dari Organisasi Penggerak, Nadiem: POP Akan Kita Evaluasi

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beberapa organisasi besar memutuskan mundur dari keikutsertaannya dalam Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Mendikbud Nadiem Makarim kemudian memutuskan akan melakukan evaluasi lanjutan pada program tersebut.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Program Organisasi Penggerak (POP) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan dievaluasi karena dianggap menimbulkan polemik.

Sebelumnya, ada tiga organisasi besar, yakni PGRI, Lembaga Pendidikan Ma'arif PBNU, dan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah, yang menyatakan mundur dari POP.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, kemudian memutuskan akan melakukan evaluasi lanjutan untuk menyempurnakan POP.

Pemerintah, kata Nadiem, akan merangkul berbagai pihak di luar Kemendikbud untuk memastikan integritas dan transparansi POP.

"Saya ucapkan apresiasi sebesar-besarnya kepada insan masyarakat yang telah memberikan beragam macam input dan masukan bagi kami (Kemendikbud)," ucap Nadiem dalam Taklimat Media Informasi Terbaru Program Organisasi Penggerak, Jumat (24/7/2020) malam.

Menurutnya, Kemendikbud sudah mendengar berbagai macam input yang sangat konstruktif dan berkomitmen untuk menyempurnakan program-program yang diluncurkan Kemendikbud.

Baca: PGRI, Muhammadiyah, dan NU Mundur dari Organisasi Penggerak, Ketua Komisi X: Ada Masalah dalam POP

Baca: PGRI Putuskan Mundur dari Program Organisasi Penggerak Kemendikbud, Ada 5 Pertimbangan

Mendikbud Nadiem Makarim saat peluncuran Merdeka Belajar Episode 5 : Guru Penggerak melalui virtual zoom webinar yang disiarkan secara langsung pada kanal Youtube Kemendikbud RI, Jumat (03/07/2020) (Dok. Humas Kemendikbud)

Kemendikbud juga akan semakin melibatkan peran orgranisasi yang selama ini memiliki andil besar dalam pendidikan Indonesia.

"Tanpa peran aktif organisasi dengan sejarah dan perjuangan panjang, pencapaian pendidikan tak mungkin sampai pada titik ini. Merupakan kehormatan bagi Kemendikbud untuk bisa berdiskusi dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak demi kesuksesan program organisasi penggerak," kata dia.

Ia mengatakan POP merupakan program yang menjunjung tinggi asas gotong royong dan Kemendikbud membutuhkan partisipasi masyarakat maupun organisasi masyarakat untuk menemukan inovasi dalam reformasi pendidikan yang mungkin belum terpikir di kementerian.

Baca: Program Organisasi Penggerak (POP) Ditinggalkan NU dan Muhammadiyah, Begini Respons Kemendikbud

Dengan demikian, kata Nadiem, proses evaluasi lanjutan akan dilakukan selama 3 sampai 4 minggu dan merangkul berbagai pihak eksternal, baik dari organisasi masyarakat, pakar pendidikan, hingga lembaga-lembaga untuk memastikan integritas dan transparansi terbaik.

"Kami tidak hanya ingin melihat secara internal namun juga mengundang pihak eksternal untuk melihat proses yang sudah kita lakukan, untuk memastikan integritas dan transparansi adalah yang terbaik," paparnya.

Nadiem menjelaskan evaluasi lanjutan tersebut akan mengevaluasi tiga hal.

Baca: Ikuti Jejak NU dan Muhammadiyah, PGRI Undur Diri dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud

Pertama, integritas dan transparansi sistem seleksi yang telah dilakukan dengan cara mengundang pihak eksternal untuk melihat proses yang sudah dilakukan, serta untuk memastikan integritas dan transparansi.

Kedua, agar organisasi masyarakat yang lulus seleksi memastikan integritas dalam POP.

Ketiga, objektif dari evaluasi lanjutan akan memastikan efektivitas program masing-masing organisasi yang sesuai dengan kondisi pendidikan di tengah Covid-19.

"Kami ingin memastikan bahwa untuk organisasi yang telah lulus seleksi tidak perlu khawatir tentang evaluasi lanjutan karena program ini pasti akan tetap terlaksana," kata Nadiem.

Namun, kata dia, karena tahap seleksi sudah selesai namun belum sampai tahap implementasi, maka pihaknya ingin memastikan bahwa proses yang telah dilakukan menggunakan standar integritas dan transparansi tertinggi.

“Untuk kesuksesan program ini, kita membutuhkan evaluasi lanjutan ini untuk memastikan benar integritas dari program ini, kualitas dan dukungan terjamin, ” katanya.

Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Evi Mulyani menambahkan Kemendikbud terus menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan seluruh pihak sesuai komitmen bersama bahwa Program Organisasi Penggerak bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.

Baca: NU-Muhammadiyah Putuskan Keluar Dari Organisasi Penggerak yang Digagas Kemendikbud, Ini Alasannya

Ia mengatakan Program Organisasi Penggerak adalah sebuah program untuk memberdayakan komunitas pendidikan Indonesia dari mana saja.

Tujuannya adalah meningkatkan kualitas belajar anak-anak Indonesia yang fokus pada keterampilan fondasi terpenting untuk masa depan SDM Indonesia yaitu literasi, numerasi, dan karakter.

Program Organisasi Penggerak, lanjutnya, merupakan kolaborasi pemerintah dengan komunitas-komunitas pendidikan yang telah berjuang di berbagai pelosok Indonesia.

“Sebuah perjuangan bersama, gerakan kolaborasi, dan sinergi untuk satu tujuan, anak-anak Indonesia dan kualitas belajar mereka. Anak-anak adalah harapan dan masa depan bangsa Indonesia. Ini adalah sebuah gerakan gotong-royong,” paparnya.

(TribunnewsWiki/Tyo/Kompas/Ayunda Pininta Kasih)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mendikbud Nadiem Putuskan Evaluasi Lanjutan Organisasi Penggerak"



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer