Pemanggilan dirinya oleh polisi terkait kasus tewasnya Editor MetroTV Yodi Prabowo beberapa waktu lalu.
Arief menyatakan optimistis polisi bisa mengungkap kasus ditemukannya jenazah Yodi Prabowo di Pinggir Tol JORR Ulujami.
"Saya optimis karena yang tadinya di-handle sama Polres sekarang di-handle oleh satuan yang lebih besar lagi," ujar Arief.
Ia pun menyatakan bahwa MetroTV terus mendukung pengungkapan kasus terhadap karyawannya ini.
Pemred MetroTV bahkan menyebut ada titik terang dan progres yang dilakukan oleh polisi.
Ia pun berharap agar polisi segera merilis kasus dan menemukan penyebab kematian karyawannya.
Menurut Arief, Yodi merupakan bukan tipe karyawan bermasalah.
"Saya tidak pernah mendengar masalah sama sekali. Anak ini bukan tipe karyawan yang problematik," ujarnya.
Hal ini disampaikannya usai dipanggil polisi di Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Jumat (24/7/2020).
Ia pun menyatakan bahwa MetroTV terus mendukung pengungkapan kasus terhadap karyawannya ini.
Sementara itu Polda Metro Jaya segera mengungkapkan hasil penyelidikan kasus tewasnya Yodi Prabowo.
Pengungkapan berdasarkan hasil penyelidikan tim khusus yang dibentuk Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Baca: Tewasnya Editor Metro TV, Wanita Inisial L dalam Asmara Suci dan Yodi Prabowo Diungkap Ibunda
Baca: Misteri Tewasnya Editor Metro TV Yodi Prabowo, Saksi Ungkap Tahu Kronologi, Polisi: Berasumsi Lah Ya
Tim telah melakukan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) beberapa kali, memeriksa 34 saksi, mendalami barang bukti serta berdasar hasil pusat laboratorium forensik (Puslabfor) Mabes Polri.
Meski begitu polisi belum menjelaskan secara detail, termasuk polemik apakah korban tewas akibat dibunuh atau bunuh diri.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat membenarkan pihaknya sudah mengungkap misteri kematiann Yodi Prabowo.
"Benar, besok akan kami rilis dan kami jelaskan semuanya kasus kematian Yodi, editor Metro TV. Besok, Sabtu di rilis pukul:10.00. Biar semua jelas dan terang," kata Tubagus, saat dikonfirmasi, Jumat (24//7/2020).
Sebelumnya Direktur Pemberitaan Metro TV, Arief Suditomo menuturkan dari hasil pertemuan pihaknya dengan jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya, dipastikan ada progres atau kemajuan yang berarti dalam pengungkapan tewasnya Editor Metro TV Yodi Prabowo.
"Soal, progres, Polda Metro Jaya bilang ada progres, tapi ya kita tidak mendapatkan secara detail seperti apa," kata Arief usai menemui jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya, di Mapolda Metro Jaya, Jumat (24/7/2020).
Baca: Dijemput Polisi, Sosok Pria Berkacamata yang Melintas di TKP Yodi Prabowo Diperiksa
Baca: Sosok Orang Ketiga L Libur di Saat Yodi Prabowo Terbunuh, Ibunda Tak Mau Berprasangka Buruk
Ia mengaku dan memastikan polisi untuk segera mengungkap kasus ini.
"Karena semua orang menunggu," kata Arief.
Saat ditanya sebesar apa progres pengungkapan yang dikatakan polisi, Arief mengaku pihaknya tidak dalam kapasitas dan posisi mengejar hal itu.
"Kami serahkan sepenuhnya ke Polda Metro Jaya, dan Metro TV mensupport atau mendukung penuh penyelidikan, dan pengungkapan" ujarnya.
Setelah dilakukan penelitian dari sidik jadi dan DNA di pisau dapur yang ditemukan di samping jenazah Editor Metro TV, muncul indikasi bahwa Yodi melakukan bunuh diri.
Pasalnya, dari pisau tersebut ditemukan sidik jari dan DNA Yodi Prabowo.
Selain itu, dugaan bunuh diri diperkuat setelah dilakukannya cek TKP ulang serta memeriksa 34 saksi.
Meskipun Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan jika polisi belum bisa menyimpulkan sampai sejauh itu.
Di sisi lain, seorang Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menilai ada indikasi Yodi Prabowo melakukan bunuh diri.
Hal tersebut terlihat dari kalimat atau pernyataan Yodi yang mengarah ke tanda-tanda suicidal ideation atau pemikiran tentang bunuh diri.
Ia mencontohkan, misalnya pernyataan "Kalau nanti aku enggak ada, kamu sedih enggak?"
"Orang awam barangkali menganggap sepele perkataan semacam itu. Tapi dari perspektif psikologi, kalimat tersebut merupakan pertanda suicidal ideation atau pemikiran tentang bunuh diri," kata Reza, Rabu (22/7/2020), yang dikutip TribunnewsWiki dari Wartakota.live.
Menurut Reza, pemikiran semacam itu sama sekali tidak boleh dianggap enteng.
"WHO, misalnya, menyimpulkan bahwa sekitar 60 persen transisi dari pemikiran tentang bunuh diri ke rencana bunuh diri lalu berlanjut ke langkah bunuh diri, berlangsung dalam kurun 12 bulan sejak pemikiran itu muncul untuk pertama kalinya," papar Reza.
Baca: Penjaga Warung Ungkap Sosok Mencurigakan di Lokasi Tewasnya Yodi Prabowo, Ada Video Pria Berkacamata
Baca: TERBARU Misteri Kematian Editor Metro TV: Sosok Pria Berkacamata Inisial D Jadi Sorotan, Siapa?
Baca: Terungkap Pemilik Sidik Jari di Pisau yang Ditemukan di Tubuh Editor Metro TV Yodi Prabowo
Cepatnya proses transisi itu, menurut Reza, mengirim pesan bahwa masyarakat harus lebih serius menyikapi perkataan tentang bunuh diri yang dikemukakan siapapun.
"Seperti otoritas penerbangan yang tidak menoleransi ucapan 'bom'. Siapa pun juga perlu menyemangati orang-orang dengan suicidal ideation untuk selekasnya mencari bantuan medis dan psikis," kata Reza.
Masyarakat yang lebih paham pentingnya keseriusan menyikapi suicidal ideation katanya akan menjadi protective factor bagi tercegahnya aksi bunuh diri.
"Dikaitkan ke kasus editor media, kita tentu berduka atas kejadian dimaksud. Tinggal lagi investigasi polisi, seberapa jauh suicidal ideation akan dicermati sebagai salah satu arah penyelidikan guna mengungkap kasus meninggalnya sang editor," kata Reza.
Sebelumnya Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan dari hasil pemeriksaan sidik jari di pisau dapur yang ditemukan di jenazah Editor Metro TV Yodi Prabowo, puslabfor baru menemukan sidik jari korban dan DNA korban, yakni Yodi Prabowo.
"Kami periksa dengan berbagai cara karena pisau dapur ini ditemukan sudah lebih dari tiga hari. Sementara ini sidik jari di pisau, ada ditemukan adalah ada sidik jari korban dan juga DNA korban sendiri," kata Yusri.
"Tapi ini masih hasil sementara. Kita masih mendalami. Oleh tim labfor masih terus melakukan pendalaman, dan mudah-mudahan secepatnya akan kita sampaikan ya," tambahnya.
Setelah memeriksa 34 saksi dan cek TKP ulang, penyidik menyimpulkan bahwa pisau dapur yang ditemukan, awalnya berada di bawah tubuh jenasah Yodi yang tertelungkup.
Selain itu penyidik juga menyimpulkan tidak ada kekerasan benda tumpul atau pemukulan terhadap korban.
Baca: Pria Misterius di Malam Tewasnya Yodi Prabowo Ada di Ponsel sang Kekasih, Saksi: Ini yang Saya Lihat
Baca: Penyebab Lebam di Tubuh Editor Metro TV Yodi Prabowo Diungkap Polisi
Baca: Kaget Melihat Reaksi Kekasih Editor Metro TV Yodi Prabowo saat Olah TKP, Warga Ungkap Hal Ini
Luka lebam di tubuh korban, dipastikan adalah lebam mayat karena jenazah korban ditemukan sekitar 3 hari setelah meninggal dunia.
"Kemarin tim langsung dipimpin oleh Pak Dirkrimum Polda Metro bersama Kasat Reskrim Jaksel melakukan cek lagi ke TKP untuk bisa memastikan keterangan dari saksi-saksi yang ada, keterangan dari saksi ahli, keterangan dari forensik juga ada, serta dari labfor juga ada ikut ke TKP," kata Yusri.
Hal itu kata Yusri untuk mensinkronkan antara temuan di lapangan dengan hasil keterangan saksi yang ada dan petunjuk lain yang didapat penyidik.
"Hasilnya, memang betul korban sudah hampir 3 hari meninggal di TKP, dengan kondisi jenazah sudah mengalami pembusukan ya. Kemudian apa yang diisukan adanya kekerasan terhadap korban itu tidak ditemukan. Ini juga berdasar dari labfor. Lebam yang ada adalah lebam mayat," kata Yusri.
Meski begitu kata Yusri, korban dipastikan tewas karena tusukan senjata tajam di lehernya.
"Hasil dari kedokteran forensik tidak ada pemukulan dan tidak ada benda tumpul yang mengenai korban. Korban murni adanya tusukan dan sayatan di sekitar leher. Ini yang mengakibatkan korban meninggal dunia," tambah Yusri.
Dalam cek ulang TKP kata Yusri juga dipastikan barang pribadi dari korban tidak ada yang hilang.
"Jam 2 malam motornya ditemukan oleh salah satu saksi yang ada di TKP dan kemudian dipindahkan ke dekat portal," kata Yusri.
Mengenai satu barang bukti pisau yang ditemukan di TKP, kata Yusri menurut keterangan saksi ditemukan di bawah jenasah korban yang telungkup.
"Yang pada saat itu kondisi korban menurut keterangan saksi yang menemukan awal, yakni tertelungkup dan di bawahnya itu ada pisau. Nah ini lah kemudian pisau dilakukan pemeriksaan untuk pengecekan DNA dan sidik jari yang ada," ujar Yusri.
Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Arief Suditomo Yakin Misteri Kasus Pembunuhan Yodi Prabowo Segera Terungkap, Berikut Ini Alasannya dan Editor Metro TV Diduga Bunuh Diri? Ini Kata Pakar Psikologi Forensik